MAAF. KARENA INI CERITA PALSU II.
"Halo saya Jordghi James. "
"Matthew Mark Brandon. "
Suara sorak sorai terdengar riuh ketika nama laki-laki yang disebutkan namanya tadi mulai maju kedepan panggung dan melewati orang-orang yang sekarang menatap kagum sekaligus iri kepada dirinya. Brandon mulai menaiki tangga dan suara riuh--yang didominasi oleh anak perempuan --masih terdengar sangat jelas.
Laki-laki bertubuh tinggi itu menunduk dan menerima penghargaan dari kepala sekolah berupa sertifikat dan buket bunga besar. Ia membalikkan tubuhnya dan menunduk kembali kepada orang-orang di auditorium. Tak henti-hentinya siswa siswi mengucapkan selamat kepada Brandon.
Brandon adalah sosok yang rendah hati dan juga sangat pintar. Ia meraih peringkat pertama selama tiga tahun berturut turut disekolah mereka. Laki-laki itu juga disukai hampir semua kaum hawa yang mengenalnya. Brandon juga sopan.
Kalau bisa dikatakan, Brandon adalah salah satu tokoh fiksi yang sangat sempurna pada ceritanya dan juga most wanted. Dan nilai plusnya; Brandon hidup didunia nyata. Ia bukanlah tokoh fiksi yang sering dilebih- lebihkan oleh si penulis.
Brandon adalah Brandon dan selamanya Brandon akan tetap menjadi Matthew Mark Brandon. Bukan Jordghi James, si pemalas tingkat ulung yang terkenal karena sering tidak masuk kelas dan juga sering menghilang secara tiba-tiba.
Jodi tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh didalam dadanya ketika melihat Brandon--teman sekelasnya menunduk menerima penghargaan dan menunduk memberikan salam hormat kepada banyak orang. Ketika melihat senyuman merekah dikedua sudut bibirnya Brandon dan perasaan itu muncul lagi.
Perasaan iri kepada teman sendiri.
Perasaan ketika melihat teman sebaya-nya berhasil sedangkan ia tidak.
Jodi menghela nafas berat sambil memejamkan matanya menikmati suasana ramai dan riuh yang masih terdengar, bahkan setelah 'si sempurna' itu meninggalkan panggung.
Akui saja Jo, kalau Brandon itu memang lebih dari elo sendiri. Lo itu bodoh Jodi. Lo sama Brandon memang nggak bisa dibandingin lagi, karena kalian itu benar-benar sangat jauh berbeda.
Keempat gadis yang ia ketahui sebagai adik kelasnya itu masih tetap berceloteh dan asik dengan dunia mereka sendiri. Gadis-gadis itu membicarakan tentang Brandon dan kekurangan yang ia miliki.
Sedangkan dua gadis didepannya sedang sibuk membicarakan kelebihan Brandon.
Dan semua orang disekitarnya membicarakan tentang Brandon. Brandon. Dan Brandon.
*
"Akhirnya gue bisa bebas daribsi Brandon Brandon itu. "
Keadaan taman sekolah masih terlihat sangat sepi dan daun-daun kering yang ia lihat kemarin masih berserakkan, sudah tertumpuk dengan rapi di dalam kotak sampah sekolah yang besar. Mungkin, daun-daun itu akan dibakar setelah acara pemberian penghargaan tadi selesai.
Kaki Jodi melangkah mendekati salah satu pohon yang lebih besar dan tinggi dari pohon-pohon lainnya. Jodi menjatuhkan bokongnya dibalik pohon besar itu, lalu menghela nafasnya berat.
Ia tidak akan pernah berpikir kalau ia akan seperti ini, menjadi pelajar yang buruk dan merasakan iri kepada salah satu anak terbaik disekolahnya.
Ia pikir menjadi pelajar yang berbeda dari pelajar pelajar lainnya aian membuatnya lebih baik dan berarti. Tapi nyatanya ia malah dimarahi. Ia malah dijauhi. Sungguh, ia rindu masa kanak-kanaknya yang dimana ia masih polos dan hanya memikirkan mainan.
Setelah beberapa waktu merenung, tiba-tiba terdengar suara selain suara hatinya yang mulai menghitam bergejolak marah kepadanya.
Jodi menegakkan tubunhnya ketika mendengar suara seorang laki-laki yang sangat ia kenali. Suara laki-laki itu terdengar lembut dan penuh keramahan didalamnya.
"Kau sudah datang. " ujar suara laki-laki yang ia kenali itu.
"Hai, kak. "
Tunggu. Ini suara perempuan.
"Kenapa kau mengajakku kesini? Apa yang ingin kau sampaikan kepadaku. "
Tunggu sebentar... Bukankah ini gadis yang...
"Kau mengajak teman-teman mu kesini? "
Terdengar suara tawa formal dari gadis itu. "Ah, tidak kak. Kau menyuruhku untuk datang sendiri kan? "
"Ah, kau benar juga. "
"Jadi apa yang ingin kau katakan kepadaku? "
"Aku suka sama kamu Han. Aku sudah menyimpannya semenjak kamu menginjakkan kaki disekolah ini dan tersenyum pertama kalinya kearah tukang kebun sekolah yang sering diabaikan dan disitu gue marasa kalau kamu adalah orang yang aku tunggu-tunggu selama ini. Aku harap kamu mau menerimanya. "
Brandon? Matthew Mark Brandon menyatakan perasaan kepada seorang gadis? Di taman sekolah pula!
"Maaf, aku sudah tak menyukai mu lagi. " lalu terdengar hening yang cukup lama diantara mereka. "Temanku menyukai mu dan sangat menyukaimu. Aku sarankan kau menjadikannya kekasih saja, ia cantik dan baik. " ucap gadis itu.
"Tapi kau yang aku sukai Hani. "
"Kau lebih baik bersama temanku ini kak. Namanya Amora atau Mora dan jika memang tertarik dengannya, aku mohon kau tidak memberitahu kejadian ini kepada Mora karena dia pasti akan sangat sakit hati sekali. "
"Kalau aku tidak mau. "
"Itu terserah mu saja kak. Aku hanya menyarankan, tapi Mora benar-benar sangat menyukaimu, kak Brandon. "
Hening kembali terdengar dan setelah itu yang terdengar adalah bunyi rerumputan basah yang tergesek oleh kaki seseorang yang mulai menjauhi tempat itu.
Jodi menjulurkan sedikit kepalanya dan melihat sosok gadis yang menolak seorang Matthew Mark Brandon. Gadis itu terlihat sangat asing dikedua matanya, tapi suara gadis itu terdengar sangat familiar di telinganya.
Tapi ia sangat yakin kalau gadis itu adalah gadis yang duduk diantara keempat gadis lainnya yang entah kenapa bisa tepat dibelakangnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
No Drama (SELESAI)
Mystery / ThrillerFerbuari, 2018 "Gue cuma punya waktu yang sangat-sangat sibuk dalam keseharian gue. Jadi biar nggak kelamaan dan ngehabisin waktu berharga gue, lo gue beri waktu 3 detik untuk memberi alasan kenapa lo pingin banget ngobrol sama gue." "Satu..." "Dua...