GUE
Aku.
Ingin sekali bisa bersenang-senang seperti mereka yang duduk di kafe sambil tertawa-tawa tanpa beban.
Ingin sekali bisa punya uang banyak seperti mereka yang pamer beli ini-itu di media sosial.
Ingin sekali punya otak yang pintar seperti mereka yang masuk universitas terbaik dengan nilai hampir sempurna.
Ingin sekali punya teman-teman yang baik seperti mereka yang menggunakan baju pasangan bersama sahabat mereka dan mengunggah kebersamaan di media sosial.Ingin sekali punya pacar yang dapat dibanggakan seprti mereka yang senang mengunggah kebersamaan bersama sang pacar.
Ingin sekali bisa mewujudkan semuanya.
Tapi sayangnya itu cuman mimpi doang.
13/09
-Datsna yang cantik
Hani menutup buku bersampul pink itu dalam diam.Ia menatapnya dengan tatapan kosong sembari mengelus sampulnya lembut.
"Kau membaca itu Han? "
Hani mengadahkan kepalanya dan menemukan Datsna tengah berdiri dihadapannya dengan secangkir teh.
"Hanya beberapa lembar saja yang membuat penasaran. " jawab Hani sambil menepuk tempat kosong disebelahnya.
Datsna menyerahkan cangkir teh itu pada Hani. "Thank you Dat. "
Kata-kata hangat maupun penuh semangat tak ada gunanya saat ini. Datsna hanya diam menatap kosong ujung meja di pojok kamarnya dan Hani hanya diam, menerka-nerka apa yang harus dilakukannya.
Tidak mungkin kan ia langsung berdiri dan mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal pada perempuan yang sudah berhasil mencegah aksi bunuh dirinya itu.
"Lo, "
"Lo, "
Datsna dan Hani saling berpandangan selama beberapa saat dan beberapa saat kemudian tertawa, menertawakan dirinya sendiri.
"Lo tau nggak sih Dat, dulu gue itu orangnya pemalu banget lo. Bahkan gue pernah nggak ngomong selama empat bulan waktu gue SMP Karen nggak punya temen. " ucap Hani membeberkan masa-masa memalukannya.
Datsna mengangkat kedua alisnya terkejut. " Oh ya? Kalo gue sih orangnya memang ceriwis banget dari dulu. Tapi memang dari sananya gue nggak pernah punya temen seceriwis gue. "
"Ceriwis? Apa itu? "
"Satu bahasa sama cerewet. " jawab Datsna seraya menepuk punggung telapak tangannya.
Hani menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyum. "Gue juga dulu sering banget minta ini-itu sama orang tua. Kalo enggak, gue pasti nangis-nangis nggak jelas gitu di toko sambil teriak-teriak. Gila nggak gue? "
"Seriusan? " mata Datsna melebar. "Gue pikir lo bukan orang yang manja. Salah ternyata persepsi gue tentang lo. "
Hani menepuk dadanya semangat. "Lo sih Dat belum kenal gue."
"Gimana mau saling kenal kalo pertemuan pertama kita aja, lo udah buat gue kesel setengah mati. " seru Datsna tak terima.
Hani mengerutkan alisnya bingung. "Memangnya waktu itu gue lagi ngapain ya? "
Dengan kesal, Datsna memukul bahu Hani. "Lo ganggu gue padahal gue lagi nyiapin bahan untuk MOS. Terus lo ngomong ke gue pake bahasa Korea lagi. "
"Oia, iya, gue inget. Lo bentak gue terus nunjuk pintu-pintu tetangga suruh gue minta tolong sama mereka. " Hani berseru heboh sampai-sampai Datsna menutup kedua telinganya.
"Iya yaudah biasa aja, nggak perlu teriak-teriak juga kali Han. " ujar Datsna kesal.
"Terus lo nutup pintu apartemen lo keras banget. " Hani menoleh kearah Datsna dan kembali membuka suaranya. "Lo tau nggak sih Dat, disitu gue nangis tau karena dibentak. Terus gue turun minta tolong sama pak satpam. " aku Hani kembali mengenang masa-masa dia baru saja pindah.
"Seriously? Sorry ya Han. Gue waktu itu kesel banget, soalnya gue lagi ngerjain bahan-bahan untuk MOS terus sambil nebak-nebak teka teki yang kakak OSIS waktu itu kasih. "
Alis gadis berponi itu terangkat satu. "Memangnya waktu itu apa teka-teki nya? "
"Ratu Perak, gue disuruh cari Ratu Perak terus dibawa ke depan mukanya. Gila coba dia itu. " dengus Datsna kemudian.
Hani menggembungkan pipinya." Silverqueen bukan sih? "
"Lo tau? "
Hani mengangguk. "Gampang, terjemahin aja itu ke Bahasa Inggris terus ketemu deh. "
"Lah uga, kok gue goblok sih. Lo tau nggak? Faktanya, sampe sekarang gue belum bisa pecahin teka-teki itu Han. Pinter banget gue ini. " Datsna memukul keras dahinya, menyadari kebodohannya yang teramat sangat.
Hani menghembuskan nafasnya berkali-kali. Lagian, dengan kondisi yang cenderung membaik ini, seharusnya ia tetap tidak bertingkah macam-macam.
"Lo mau gue kasih pengakuan yang mengejutkan nggak Dat? " ucap Hani serius. Datsna melirik hati-hati Hani, seperti mendengar nada menyebalkan yang sering Hani gunakan.
"Apa? " Katanya berubah penasaran.
Hani menarik nafasnya, "Gue akan pergi dari tempat ini setelah gue lulus SMA. "
"Bukannya memang itu yang harus lo lakuin ya Han? "
Gadis berponi itu menggeleng. "Tapi ini adalah tahun terakhir gu disini. Gue nggak akan pernah kembali lagi ke Indonesia dan apalagi tempat ini. "
"Tapi lo bakal beritahu temen-temen lo kan? " Datsna kini tengah berpangku dagu.
"Enggak. Gue akan langsung pergi setelah kelulusan, dan tenang aja, semua surat-surat gue pasti udah gue urus sebelum gue pergi." Hani menghembuskan nafas lelah.
Datsna lantas menarik senyumnya. "Lo tau nggak Han, tadi sewaktu gue liat lo terkapar di depan pintu apartemen lo, yang gue pikir saat itu adalah lo dibius sama orang jahat terus barang-barang lo dirampok. "
"Nggak Nyangk kan tiba-tiba gue teriak-teriak nggak jelas kayak gitu. " Hani tertawa sumbang ketika mengingat perilakunya beberapa jam yang lalu.
"Rasanya gue ketakutan tadi Han. Kenapa lo tiba-tiba teriak, kenapa lo tiba-tiba nyuruh gue bunuh lo, lo buat gue takut. " Datsna menatap Hani kesal.
"Sori banget Dat, gue nggak tau. " gadis berponi itu benar-benar tidak merasa bersalah. Ia malah tertawa melihat ekspersi wajah Datsna yang dianggap menyedihkan itu.
Datsna merubah posisi duduknya. "Han, mau nggak gue kasih lo satu fakta? Tapi jangan tanya-tanya gue habis gue kasih tau lo satu fakta ya. "
"Nggak janji. "
Gadis itu menatap Hani datar.
"Janji. Gue sebagai warga negara Korea yang baik, gue janji kalo gue nggak bakal nanya-nanya. ""Oke, " Datsna mendekatkan wajahnya pada Hani. "Lo tau nggak kalo pelaku kejahatan dosekolah lo itu ada tiga orang? "
Dan mendadak dentuman jantungnya kembali memenuhi ruang pendengarannya.
****
❌🚫 DON'T COPY PASTE 🚫❌
Copyright © 2018 // by: yeusynovi // Mengandung hak cipta // Tidak diperkenankan menjiplak, memplagiat atau mengcopy sebagian atau seluruh alur cerita. //
KAMU SEDANG MEMBACA
No Drama (SELESAI)
Mystery / ThrillerFerbuari, 2018 "Gue cuma punya waktu yang sangat-sangat sibuk dalam keseharian gue. Jadi biar nggak kelamaan dan ngehabisin waktu berharga gue, lo gue beri waktu 3 detik untuk memberi alasan kenapa lo pingin banget ngobrol sama gue." "Satu..." "Dua...