Chuck: 9 🔆

12 1 0
                                    

SCIENCE I. 2


Jodi mendengus kesal sambil mengambil langkah lebar-lebar untuk duduk di kursi yang berada di sudut kelas. Dengan satu kaki menumpu kaki satunya, Jodi mengambil ponselnya dan membuka ulang ruang obrolannya dengan si unknown itu.
'Gue bakal kasih tahu lo. Besok pagi, tunggu dimeja kelas lo. Jangan lupa sarapan sayang'

'Sayang' kepalanya!

Jodi tidak pernah menduga bahwa diri pemalasnya sangat bisa bangun pagi buta yang dimana orang masih tertidur dan  mengendarai mobil seperti orang kesetanan dibawah matahari belum sepenuhnya muncul. Bahkan tetangga sebelah rumahnya yang hobi memelihara ayam jantan, tumben-tumbennya ayam berisik itu belum berkokok saat ia akan berangkat sekolah.

Tapi, saat mengetahui bahwa ia adalah orang pertama yang datang kesekolah membuat hatinya sedikit bersuka ria. Ya, sedikit. Hanya sedikit.
Karena kejadian selanjutnya, yang terjadi adalah ketika ia menemukan orang lain selain dirinya berdiri di lorong yang sama dengannya. Bukan pak Wardi atau petugas keamanan lainnya. Tapi yang ia dapati adalah seorang gadis yang berdiri didepan kelasnya menggunakan seragam sekolah dengan tangan seperti memutar kunci.

Positive thinking Jo!

Positive Jo!

Positive Jo!

Positi-

Gadis itu sepertinya menyadari kehadiran orang selain dirinya ditempat itu dan ketika gadis itu menoleh, entah kenapa degup jantung Jodi tiba-tiba berdegup dengan cepat.

Apakah ini cinta? Tidak. Jelas ia tahu ini bukan cinta. Apakah ini semacam pertanda dirinya memiliki penyakit mematikan? Tidak. Ia jelas tahu, keluarganya tidak memiliki penyakit keras atau semacamnya tang membunuh.

Kakinya dengan lancang maju selangkah mendekati gadis yang berdiri kaku didepan kelasnya itu. Melihat Jodi mendekati dirinya, gadis itu juga mundur selangkah dengan gemetar. Kaki Jodi mulai berjalan pelan kearah gadis itu yang langsung direspon gadis itu dengan tempo yang sama.

Semakin lama tempo langkah Jodi semakin cepat dan cepat untuk menangkap gadis itu. Gadis itu juga sudah tahu dan menghitung cepat lambatnya langkah kaki laki-laki didepannya itu. Ia bahkan sudah berspekulasi laki-laki didepannya akan kalah cepat dengannya.

Jodi mengernyit bingung ketika mendapati gadis itu melangkah mundur selaras dengan langkahnya. Tapi kalau dia adalah gadis baik-baik bukankah harusnya ia tetap ditemptnya dan tidak menimbulkan kecurigaan.

Tapi bisa juga karena rambut panjangnya yang sedikit melewati telinga. Adiknya bahkan mengolok-ngolok kalau dirinya mengikuti gaya salah satu artis Korea favoritnya. Siapa namanya itu? Tejung? Tehyong? Bahkan ia tak tahu siapa itu Teh Teh itu.

Ah.

Langkahnya semakin lebar dan semakin mendekati gadis yang mundur secara cepat menghindari dirinya. Saat ia akan mulai berlari, gadis itu perlahan berbalik dan mulai berlari menuju gudang lantai empat sekolah.

Huh? Lari kesana girl? Yakin?

Tidak seperti film-film murahan yang pengejarnya mengatakan 'jangan lari' atau 'berhenti' yang tentu saja sangat tolol ketika ia mengatakan kata tak berguna itu sekarang. Mana ada yang dikejar akan menuruti perintah si pengejar dengan mudahnya. Apalagi yang dihadapi adalah gadis yang tengah tersenyum miring dihadapannya saat ini.

Seperti di film-film yang sering ia nikmati, setengah wajah gadis itu tertutup oleh bayangan yang ditimbulkan dari pohon-pohon dibelakang mereka yang membuat dirinya sulit untuk mengenali wajah gadis itu.

No Drama (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang