New Times
Udara malam ini begitu menusuk kulit, tepat pukul 1 pagi seorang lelaki sedang menyinggahi sebuah kedai ramen yang tak jauh dari tempat kuliahnya. Saat lelaki itu meletakkan diri di bangku aroma soju mulai tercium yang bercampur aduk dengan aroma ramen. Bukan sesuatu yang asing baginya, lalu dia meletakkan jaket yang ia pakai, mengingat keadaan malam ini benar-benar dingin.Dia menghelakan napas kala melihat notifikasi di layar ponselnya, tidak dia acuhkan dan diletakkan kembali ke dalam saku jaket. Saat dia berniat memesan terdengar sebuah teriakan dari arah samping. Dilihatnya dengan jeli, orang yang berteriak itu ternyata sedang mabuk, dapat diketahui dari aroma soju yang menyeruak dari orang itu. Tak mau ambil pusing, lelaki itu mengabaikannya dan mulai memesan.
"Ahjumma, ramen satu porsi dan segelas air putih." Ahjumma itu mengangguk dan memberi tanda untuk menunggu, tak lama kemudian pesanannya datang.
"Argghh!! Kalian tidak bisa menggantikan posisi orang tuaku!" teriak orang yang mabuk tadi yang membuat perhatian semua orang ke arahnya.
"Sepertinya dia memilki masalah, tak biasanya dia menghabiskan banyak soju," kata bibi itu dan lelaki yang berada di sampingnya mulai melihat orang itu dengan prihatin.
"Moonbin," panggil bibi itu dan membuatnya membalik arah pandangnya. "Antarkan Taehyung pulang, karena jam 5 nanti aku akan tutup untuk bersiap pergi ke Busan." Moonbin yang baru saja mendengar kata Taehyung langsung melihat kembali ke arah orang mabuk itu, benar saja orang itu adalah Taehyung. Teman satu kelasnya dulu di SMA dan juga satu universitas dengannya.
Lelaki itu begitu terlihat memprihatinkan, bagaimana bisa sosok orang yang suka menyendiri dan angkuh itu bisa jadi seperti ini. Sosok yang selalu bisa mengatasi segala halnya sendiri sekarang seperti orang yang sangat rapuh, apa seperti ini dia sebenarnya. Moonbin menghelakan napas melihatnya,
"Baik, Ahjumma." Setelahnya dia memakan ramen itu.
Seusai membopong Taehyung masuk ke mobil, Moonbin melihat sebuah mobil hitam yang masih terparkir manis di tempatnya. Moonbin melihat ke arah Taehyung yang tertidur di jok belakang, lalu menghelakan napasnya lagi sebelum menutup pintu mobil.
"Aku akan menelfon kurir," katanya lalu memencet ponselnya, setelah itu Moonbin memasuki mobi untuk pergi menuju apartemennya. Mau bagaimana lagi, dia tidak tahu di mana rumah Taehyung, jadi dia memutuskan untuk membawa lelaki itu pergi ke apartemennya.
Selepas kepergian mobil Moonbin, ada seorang lelaki yang melihatinya tanpa sengaja. Dia memasukkan tangannya ke saku jaket. "Sejak kapan mereka dekat?" tanyanya yang kemudian berlalu begitu saja.
Love In Youth
Remang-remang ia rasakan kala matanya mencoba terbuka, kemudian dia mulai merintih sakit akibat kepalanya yang berdengung hebat, merasakan pusing akibat pengaruh soju yang ia habiskan semalam. Dengan tangan yang masih memegangi kepala dia mencoba mendudukkan diri lalu menunduk sejenak sebelum dia menyadari di mana dia saat ini.
Setelah kesadarannya mulai stabil dia melihat ke sekeliling, hampir saja dia mengumpat saat tahu jika dia tidak lagi berada di dalam kedai, di mana dia sekarang?
Matanya mulai menelusuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya, sekadar mencari foto si pemilik rumah, tetapi nihil. Dia tak menemukan apa pun. Kemudian aroma teh mulai tercium, tak lama kemudian derap langkah juga ikut terdengar dan disusul pawakan tubuh dari si pemilik.
"Kau sudah bangun?" Orang itu meletakkan teh yang sudah di buatnya di atas meja lalu mendudukkan diri.
"Kau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Youth Season 2
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Seberapa susah saat mencari teman yang benar-benar teman? Mungkin dulu punya, seorang teman yang mengerti apa adanya. Namun seiring berjalannya waktu dan kembali dipertemukan dengan teman di masa lalu, apakah akan berakhir sama...