Chapter 42

207 34 42
                                    




































Mata Eunji terbuka sedikit demi sedikit. Mulai menyesuaikan masuknya cahaya. Dia meringis sambil memegangi kepala, lalu menoleh dan mendapati Chunji yang tertidur di sofa. Dia menarik napas dan mengeluarkannya kasar. Gadis itu eratapi sambil memikirkan kembali ingatannya yang sepenuhnya sudah kembali.

Walaupun tak semua, tapi Eunji berhasil mengingat siapa saja yang dulu mengisi waktu kecilnya. Ternyata dia cukup dekat dengan Jennie. Tak heran jika gadis itu suka menggoda dan menempel padanya. Mungkin karena ini pula dia mulai sayang dan khawatir pada gadis itu.

Jika bicara tentang Taehyung, lelaki itu selalu bertengkar dengan Eunwoo. Entah karena apa keduanya memang suka memperdebatkan sesuatu. Dengan Chunji yang selalu menengahi sambil marah-marah. Walaupun dua orang itu terlihat tak cocok, tetapi mereka tetap bersama. Hal ini yang membuat Chunji geram dan kerap kali menyuruh mereka berpisah saja daripada berdebat terus-menerus. Eunwoo sendiri sering dipanggil Eunmi, tidak tahu apa alasan pastinya.

Kalau Moonbin, Sanha, dan Hanbin. Mereka selalu bermain bersama, walaupun terkadang Hanbin selalu usil hingga bertengkar dengan Sanha. Anehnya, sebagai seorang kakak Moonbin tidak menengahi atau membela adiknya. Lelaki itu dulu malah bergabung bersama Hanbin untuk mengerjai Sanha.

Sekarang Eunji bertanya-tanya kenapa mereka berpisah tanpa bekas seperti ini? Jika dalam hal wajar, setidaknya salah satu dari mereka masih ada yang berkomunikasi. Tetapi, keadaannya saat ini menunjukkan jika masa lalu mereka sengaja dihapus. Eunji mencoba untuk mengingat, setidaknya ada sesuatu yang bisa menghapus kebingungannya. Namun, dia sudah melewati batas kemampuan. Membuat gadis itu berteriak kesakitan hingga Chunji terbangun dan mendekat.

"Kau bangun?" tanya Chuji khawatir.

Tangan pemuda itu mengusap kepala sang adik yang berkeringat dingin. Tatapannya meneduh sambil mengamati tingkah sang adik yang terlihat was-was.

"Em Eunji...," ujar Chunji menahan, dia ragu apakah adiknya itu harus tahu.

"Katakan saja. Aku tak apa," balas Eunji walau faktanya jantungnya masih berdebar keras.

"Kita harus pergi sekarang," ujar Chunji pelan.

Pandangan Eunji naik mengamati wajah sang kakak yang tak biasa. Namun, kemudian senyuman manisnya lolos bersamaan dengan kerlingan mata.

"Kita akan liburan."

Liburan yang cukup mencurigakan, batin Chunji sambil mempertahankan senyuman.

***

Sementara di bangsal VIP tempat Jennie di rawat kedua orang tuanya datang dengan grusak-grusuk. Pakaian mereka terlihat berantakan dengan kancing atas terbuka dan dasi Luhan yang longgar. Sedangkan anakan  rambut Taeyeon sudah keluar dari tatanannya. Mereka terlihat menghela napas panjang ketika melihat anak termudanya berbaring di ranjang.

"Tidak mungkin, kan, Namjoon Sunbae berlaku kejam pada kita," ucap Taeyeon nanar sambil meletakkan diri di sofa.

Luhan sendirian tak menggubris dan lebih memilih untuk mendekat pada anaknya.

"Menurutmu apa yang dilakukan yang lain dalam situasi ini?" tanya Taeyeon lagi.

Kali ini Luhan menoleh. Pria itu menggendikkan bahu sebagai respon. Lalu, duduk di kursi di samping ranjang Jennie. Dia membelai pipi tembam anaknya. 

Love In Youth Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang