Chapter 32

216 31 63
                                    

"Jadi kau adik dari Chunji Hyung?" tanya Sanha sambil berjalan menuju ring dengan Eunji.

"Tetapi kenapa nama margamu Jung? Bukan Jeon?" tanya Moonbin menanggapi.

Sepertinya tidak berguna lagi disembunyikan, mereka bukan tipe orang yang akan menyebarkan luaskan. Setidaknya sekarang terlihat begitu, tidak tahu lagi untuk ke depannya.

"Kurasa—"

"Hentikan ocehan kalian. Lihat, kalian tidak simpati pada mereka?" potong Chunji dengan mengacukan dagu pada dua pemuda di atas ring. Membuat Eunji mendengus lalu mengikuti arah pandang Chunji.

"Kau yakin?" tanya Jinyoung pada Minhyuk yang berdiri di sudut putih. Terlihat di mana posisi pria itu berdiri sambil melipat dua tangannya, membuktikan jika dia kini tidak akan mengerahkan tinjunya pada dua remaja yang kini berdiri di tengah dengan perlengkapan yang dibantu Luhan dan Jungkook untuk memasang.

"Minhyuk adalah orang tua yang gila," kata Jungkook meringis lalu tersenyum saat memasangkan Head Guard  pada Eunwoo, dia melihat wajah pemuda di depannya dengan kagum. Pahatan yang sempurna antara perpaduan Irene dan Minhyuk. 

"Tidakkah sayang jika wajah ini akan mempunyai banyak memar?" lanjut Jungkook. Walaupun di wajah Eunwoo masih ada luka perkelahian kemarin, tetapi Jungkook merasa sangat menyangkan hal ini. "Lebih baik jadi suami dari anakku saja," kata Jungkook menggoda kemudian tertawa lepas.

Sementara pria itu tertawa, Eunji yang mendengarnya jadi mendelikkan mata. Ayahnya gila jika harus menyuruh dia untuk menikah dengan Eunwoo. "Apa-apaan itu?!"

"Lihat wajah anakmu, Kook, penuh dengan protes, sama seperti wajah ibunya dulu saat menantangku," kekeh Jinyoung yang tidak sengaja melihat Eunji. Perempuan itu jadi menorehkan mata malas, menurutnya pembahasan antara orang tua ini sangat tidak bermutu dan membuat muak.

Luhan yang selesai membantu Hanbin memakai sarung tinju ikut menoleh pada satu-satunya perempuan di tempat itu. "Terakhir kuingat, wajahnya dulu sangat manis. Kenapa tiba-tiba jadi menakutkan seperti itu? Dia seperti siap membunuh siapa saja," kekeh Luhan. Eunji semakin kesal dengan para pria tua di atas ring sana. Kenapa mereka malah jadi membicarakannya begini?

Sedangkan Sanha, Moonbin, dan Chunji menahan tawa mendengarnya. Hal yang mereka dengar sangat menggelikan dan cocok untuk menjadi bahan tertawaan. "Hei, jangan banyak tertawa. Siapkan diri, karena kalian juga akan tanding," tegur Minhyuk yang langsung membuat ketiga lelaki itu tertegun kemudian meneguk ludah kasar dan berakhir dengan saling memandang.

"Kau serius?" tanya Jinyoung tidak percaya.

"Bukankah kita sudah sepakat tadi? Mereka akan naik ke atas ring, melakukan apa yang Eunwoo dan Hanbin lakukan. Mereka laki-laki! Harus diajarkan bagaimana tanggung jawab dalam urusan lelaki," kata Minhyuk tegas.

Luhan menggeleng tidak percaya, bagaimana bisa temannya itu akan menjadi sekeras ini dalam mendidik. Untungnya dia tidak membawa Taehyung, entah kenapa cedera pada Taehyung membuatnya cukup bersyukur saat ini.

"Buka mulutmu," ujar Jungkook sambil memberi gamsil, pelindung gigi. "Semoga berhasil, jika kau pintar ingat-ingat apa kelemahan ayahmu," ujarnya menepuk pundak Eunwoo yang kemudian berjalan minggir.

Perkataan Jungkook membuat Eunwoo bergeming, dia memikirkan baik-baik dan seolah menelisik ke dalam otaknya tentang kelemahan Minhyuk yang ia tahu. Tetapi pikirannya langsung tumpul, matanya tidak terlalu fokus sampai pada akhirnya tangan sang ayah menepuk pundak Eunwoo menyadarkan.

"Bersiap," kata Minhyuk. Kemudian pria itu menyuruh Moonbin yang ada di bawah untuk memukul sebuah gong kecil setelah hitungan ketiga darinya.

"Satu, dua, tiga!"

Love In Youth Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang