Chapter 19

233 33 2
                                    


Karena Love in Youth S1 sudah tamat, mari kita bersuka cita lagi di Love in Youth S2 ya kesayangan author😘😘😘😘😘😘

Malam itu Sanha bersenda gurau dengan temannya. Dia asik mendorong bahu temannya pelan. Terkadang juga terkekeh mendengar candaan yang keluar dari mulut Haechan, namja berkulit tan itu memang selalu membuat suasana menjadi senang. Walau pada akhirnya dia juga yang terkena ledekan teman-temannya. 

Pandangan Sanha memendar, dia memperhatikan sekitarnya dengan baik. Terkadang dia juga menggeleng karena tidak habis pikir dengan para wanita yang berlenggak-lenggok di samping tiang, pakaian mereka ketat dan seksi. Sanha yakin jika para lelaki di bawah sana itu sudah terbalut dengan hasrat ingin mencicipi.

Sanha yang baru pertama kali memasuki bangunan haram itu berdecak beberapa kali, dia bahkan lupa apa yang membuat dia beserta teman-temannya itu terdampar di sana.

Mengingat statusnya yang masih SMA membuatnya bertambah bingung, mereka ini belum legal untuk memijak tempat dewasa itu, tetapi mereka saat ini di sana. Duduk di sofa empuk sambil sesekali meneguk soda.

Tidak ada yang berani meneguk alkohol, karena mereka ingat betul dengan sekolah mereka yang selalu melakukan tes urin. Dan mereka juga tahu, cara menikmati tempat itu bukan hanya sekedar meminum alkohol tapi seperti ini. Seperti menongkrong di cafe.

"Mau kemana?" tanya Winwin saat melihat Sanha kini sudah berdiri. "Kamar mandi," jawab Sanha yang kemudian melenggang begitu saja.

Sanha merapikan rambutnya dengan air, dia bercemin sambil tersenyum. "Ah.. Tampannya diriku," Kemudian berdecak kagum sambil berpose. Setelah merasa sudah selesai Sanha memutuskan untuk keluar.

Bruk!

"Hey!" Pekik Sanha tiba-tiba saat mendapati tubuh seseorang yang menabraknya dan oleng.

"Ya! Bangun!" Kini tangannya beberapa kali menepuki pipi orang itu, pikitan Sanha gusar kemudian. Dia bingung, lalu perlahan dia menidurkan orang itu dengan bersandar tembok.

"Apa tidak masalah aku meninggalkannya di sini?" Dia mengacak rambutnya sembari berpikir.

"Ck. Biarkan sudah," Putusnya yang pergi meninggalkan toilet itu.

Namun setelah mendapat beberapa langkah, pikirannya kembali gusar. Dia berjalan mondar-mondir sembari menggigiti kukunya cemas.

"Aku tidak bisa," Dia menggeram lalu kembali menghampiri orang yang masih belum sadarkan diri itu. Sahna membuang napasnya pelan, menatapi orang itu miris. Kemudian dia mengangkat orang itu dengan merangkulnya.

Dengan perlahan dia membawa orang itu menuju ke meja teman-temannya.

"Siapa?" tanya Haechan yang menyadari kedatangan Sanha terlebih dahulu. Kemudian yang lainnya ikut melihat ke arah Sanha.

"Hm... Dia mabuk berat, aku sungguh kasihan," Ucap Sanha yang kemudian mengulum bibirnya.

"Lalu mau kau apakan dia?" Winwin menuding lelaki yang sedang dirangkul Sanha.

Sanha nampak berpikir, lalu melihat sekali lagi pada lelaki itu. Dia jadi mengacak rambutnya bingung.

"Bawa pulang, aku pamit," Putusnya kemudian dan beranjak pergi sambil memapah orang yang baru dia kenal.

Kini Sanha sudah berada di rumahnya, dia mengigit bibirnya cemas. Pasalnya lelaki yang sedang dia papah ini mabuk, dan dia tidak tahu bagaiman reaksi neneknya jika tahu kalau dia telah pergi ke tempat haram itu.

Dengan penuh ragu, Sanha mendorong pintunya. Meminimalisirkan suara pintu yang dia dorong. Dia menarik napasnya, menghela dengan lega melihat tidak ada siapapun kali ini.

Love In Youth Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang