Apa masa lalu itu baik?
Hari-hari memang sudah berlalu. Para orang tua juga sudah kembali meninggalkan anak mereka. Latihan untuk festival juga mereka lakukan, walaupun terkadang antara Jennie dan Hanbin masih ada pertengkaran.
Dua hari lagi mereka akan tampil. Dan ini menjadi latihan terakhir bagi mereka. Eunwoo yang menjadi ketua itu membelikan beberapa ayam dan soda sebagai pengucapan terima kasih.
Di saat yang lainnya fokus makan dan berbicara ringan, mata Eunji memendar. Dia tidak percaya jika akan kembali berkumpul dengan teman-temannya lagi, semua seperti mimpi baginya. Namun semenjak Eunji tahu kebenarannya gadis itu tidak membongkarnya langsung, karena dia ragu.
Dia menatap Chunji yang mengobrol bersama Moonbin, merasa kesal pada sang kakak karena lelaki itu telah menyembunyikannya. Walaupun begitu, Eunji masih tidak ingat semuanya, tidak ada bekas masa lalu yang tertinggal di kepalanya, hanya teriakan suara memanggil nama Taetae. Sebuah nama yang pernah ia sebutkan di perkemahan, pantas saja Eunji yakin dengan nama itu karena memang tidak pernah asing.
"Ahjumma," panggil Jennie. Wajah Eunji langsung datar memandang gadis berpipi gembul itu.
"Kau panggil aku ahjumma lagi, aku bisa pastikan lehermu patah hari ini," desis Eunji.
Jennie mengerucutkan bibir. Dia jadi merajuk dan membuang muka. "Kau jahat," cibir Jennie. "Aku tidak akan membagi ayam ini denganmu." Jennie menarik kotak berisi ayam yang menjadi jatah keduanya.
Eunji tertegun, matanya membulat. Bukan karena Jennie mengambil ayamnya, namun karena kalimat Jennie seperti sebuah listrik yang menyetrumnya dengan cepat. Perkataan yang dilontarkan Jennie sangat tidak asing dan dengan cepat pula sebuah ingatan terlintas di pikirannya. Sebuah bayangan dengan siluet anak perempuan membawa boneka di depannya.
"Eunchan jahat! Aku tidak akan membagi boneka ini denganmu!" Suara khas bocah terdengar nyaring dan kemudian pergi begitu saja. Tangan Eunji reflek menepuki telinganya karena merasa sakit. Jennie yang memperhatikan gelagat aneh Eunji langsung menghentikannya dengan menarik tangan Eunji.
"Kenapa, Ahjumma?" tanya Jennie khawatir.
Eunji menatap Jennie. Matanya berbinar merasakan dada yang menghangat, melihat Jennie sedekat ini dengannya membuat perasaan Eunji jadi senang. "Tidak apa," jawab Eunji menurunkan tangan Jennie. Jennie mengangguk, lalu kembali meminum soda miliknya.
"Aku ingin bertanya."
"Tanyakan saja, Ahjumma," balas Jennie ringan. Eunji jadi tidak kuasa dengan menahan senyuman getir karena Jennie tidak berhenti memanggilnya ahjumma.
"Kau memiliki teman kecil?" tanya Eunji hati-hati. Dahi Jennie mengerut. Dia ingin mengingat apa pun yang ada di dalam otaknya. Tetapi sepertinya tidak ada, masa kecilnya dipenuhi dengan gelak tawa Taehyung, pasalnya Jennie tidak pernah keluar rumah sama sekali.
"Kurasa tidak. Aku selalu bermain dengan Oppa," jawab Jennie.
Garis wajah Eunji berubah, dia kecewa dengan jawaban Jennie. Apakah dia sudah terlupakan begitu saja? Tetapi jika diingat lagi, dirinya saja tidak ingat, apalagi Jennie yang saat itu masih kecil.
Kepalanya jadi pusing. Bibirnya gatal ingin bilang, tetapi dia takut dianggap kekanakan. Apakah tidak apa-apa jika mengungkit masa lalu?
Makan-makan telah usai, namun mereka tidak langsung pulang. Tentunya dengan Moonbin menarik paksa Chunji agar memperbaiki tariannya. Sedangkan Taehyung duduk termanggu di lingkaran yang hanya ada Eunwoo, Eunji saja di depannya. Sebenarnya dia bisa saja pulang, tetapi karena Jennie jadi ikut menari bersama Moonbin, membuatnya menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Youth Season 2
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Seberapa susah saat mencari teman yang benar-benar teman? Mungkin dulu punya, seorang teman yang mengerti apa adanya. Namun seiring berjalannya waktu dan kembali dipertemukan dengan teman di masa lalu, apakah akan berakhir sama...