Hazel jauh jauh sana

903 61 0
                                    

"belajar yang bener, jangan sibuk ama yang lain." ucap Bang Dean pas gue udah turun dari dalam mobil.

"Iya njir, bawel banget lo jadi abang gue."

"Sip. Abang cabut dulu."

"takecare bang."

Ga lama kemudian mobil bang Dean udah melaju jauh dari sekolah gue.

Duh, sekolah masih sepi gini.

ಥ_ಥ

Treng!

Gue mengerjapkan mata beberapa kali selepas membaca notifikasi di ponsel.

[Instagram: Hazel.Athallah posting a new picture]

Mungkin hampir sebulan sehabis makrab, gue emang belum ada stalker Hazel sedikitpun.

Gue takut.

Kalo gue disangka yang aneh-aneh begimana cui, mental gue g kuat ngh.

"Hai ter, pagi." sapa Mayu yang tiba-tiba udah ada disamping gue.

"Oh eh, ya pagi kak."

Kok canggung ye :)

Kita berdua jalan nelusuri koridor yang sama, soalnya kelas kita berdua satu gedung gitu. Tapi gue diatas, dia dibawah.

"ini lo pake kemeja yang gue cuci kak?" tanya gue pas sadar ngeliat sesuatu yang dikenakan Mayu.

"Iya heheh. Akhirnya dibalikin juga."

"sori, kondisi ga mendukung kak."

"Bilang aja lu demen nyimpan kemeja gue."

"Dih geer."

Ka Mayu lucu ya hehe

"Gue masuk dulu ya, ter." ucap Mayu pas kita berdua nyampe didepan kelasnya.

"Oh iya kak."

"Ntar balik sekolah bareng gue ya."

"Ha? Tapi anu kak.."

"Yaudah kalo ga bisa."

Yah kok gitu..

Yahh..

"bukan begitu kak.."

Mayu geleng-geleng kepala terus ngelus pucuk kepala gue lembut gitu, mana pake senyum tipis kan ya bikin anak gadis diabetes aja. "Istirahat pertama gue ke kelas lo ya."

"I-iya kak."

Jantung gue.

×××

Keheningan tengah melanda kelas yang akan mengumumkan hasil ujian kemarin.

Pak kumis berparas keji itu memamerkan senyumnya yang mematikan. Membuat setiap anak bergidik ngeri.

"Jadi begini, sebetulnya bapak sungguh kecewa..." ujar pak kumis yang memulai khotbahnya.

Bukan segera mengumumkan hasil ujian, pak kumis malah semakin jadi menghabiskan waktu mereka.

Seharusnya hasil ujian itu keluar sekitar lima belas menit yang lalu. Dan sekarang? Pak kumis malah semakin menyiksa muridnya.

"Sumpah ya, gue pengen banget liat pak kumis ga ada kumisnya." bisik Bela menghardik pak kumis diam-diam.

"Pfft. Sama."

prak!

"Seharusnya kalian itu lebih giat lagi belajar! Bukannya sibuk mencari ketenaran! Belajarlah dari teori fisika nak, dimana perbanyaklah usaha daripada gaya. Bapak kecewa betul dengan nilai ini." keluh pak kumis dengan mendramatisir sedikit gaya bicaranya seolah bakal mati esok. g.

"Tera!"

Deg.

Tiba-tiba pak kumis nyuruh gue maju kedepan gitu, ini gue udah ga tau begimana lagi. Pasrah.

"Kamu-"

Ya rabb. Aku pasrah.

Jangan kau beri telor ayam, aku malu dengan nilai segitu.

"-mendapatkan nilai fisika tertinggi dikelas ini. Cuma kamu doang nak yang tuntas."

"Apa?!!!"

××××


"ga ngantin ter?" tanya Bela ngeliat gue aneh. Seperti saat itu:)

"Nanti, gue mau ke perpustakaan."

"Yaudah, gue duluan ya."

"Sip."

Gue sebenernya malas banget ke perpustakaan. Tapi karena rasa senang gue pas jadi si pemilik nilai tertinggi, gue rela dah disuruh pak kumis buat bantuin dia disana.

Cklit.

Gue mencari keberadaan pak kumis, tapi si empunya ga terlihat sedari tadi.

"ngapain disini?"

"eh ayam." ucap gue kaget saat seseorang negur gue dari belakang.

Gue akhirnya membalikkan badan dan tampaklah sosok yang udah lama gue ga liat.

"Tera?"

"Hazel."

Anjir kok plotnya drama gini :)

"A-anu aku tadi itu apa namanya mau nemui pak kumis, t-tadi d-dia bilangnya disini." ucap gue terbata-bata. Awkard banget suer:')

Doi tersenyum gitu ngeliat gue. Yaoloh ini senyumnya bikin gue ambyar.

"Pak kumis itu siapa? Pak Ferdi?"

Sungguh, gue ga bisa. Ga bisa nahan napsu. g.

"iya mungkin hehe." kekeh gue yang lupa nama asli pak kumis.

"Ter, jangan sering ketawa begini ya."

"Ha? Kenapa?"

"Kalo anak orang baper emang kamu mau tanggung jawab?!"

Kamu?!

Dia ngomong pake kamu :'))

×××

Tbc.

Caramel HazelnutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang