petaka telur

813 58 3
                                    

Tentang rencana pergi ama Mayu atau Hazel itu langsung di cancel ama Tera cui. Dia dapet telpon mendadak dari bang Dean 10 menit sebelom bel pulang sekolah.

Dan alhasil, Tera sekarang lagi nungguin bang Dean didepen gerbang.

Tera udah rada cemas gitu kan ya, soalnya bang Dean cuma tereak di telpon 'Nanti abang jemput! Jangan keluyuran dulu, ada-'

Nah ini,

Sambungannya terputus gaezz(╥╯﹏╰╥)ง


Karna sedrama itu dia nelpon si Tera, otomatis kan ya Tera berfirasat ga baik.

Apalagi kini udah tinggal satu ato dua orang lagi yang masih nunggu jemputan, dan mereka itu bukan orang yang Tera kenal.

Nah, ga sengaja mata Tera nangkep mobil yang berhenti tepat didepannya. Terus kaca mobilnya kebuka, dan muncullah sosok bang Dean berpakaian rapi ala penjabat negri :))

g.

"Woi, masuk." suruh bang Dean pake isyarat tangan nyuruh Tera masuk mobil.

Iya, bener. Tera masuk kedalem mobil, tapi di kursi belakang seolah nganggep Bang Dean supir pribadinya.

"Depan." perintah Bang Dean mendelik tajem kearah Tera.

"Telur lu mau pecah emang?"

"Heh, maksud lo apaan!?"

Bang Dean ngegas, dia nyangka telur itu gengs padahal yang dimaksud Tera beda loh. Demi menjaga kerukunan antar saudara, akhirnya Tera ngalah.

Dia pindah ke kursi depan, tapi sebelumnya dia nyingkirin sekarpet telur yang ditaruh disana kan ya.

"Yang gue maksud telur ini, bang Dean sayang." dengus Tera.

Bang Dean nyengir. "Heart-heart, itu telur pesanan mommy."

"Iya, bawel."

Eh.

Apaan.

Pluk!

Byur!

Cisss!

^anggep suara telur pecah.

"Kebun binatang!!!!" pekik Bang Dean frutasi. Telurnya pecah semua cui, kecuali telur punya bang Dean.

ヘ(^_^)ヘ

"Sori bang, gue kaget tadi."

"Teluuuurrrrr kuuu..."

"Yaudah beli lagi deh bang. Tapi maksud abang yang tadi apaan?"

"Yang mana?"

"Yang mommy ituu nahh, mereka berdua udah pulang ya?"

Bang Dean ngangguk.

"YEAY!!!!!"

"JANGAN PIJAK TELURNYA!1!1"

🍫🍫🍫

Karena kepepet, akhirnya bang Dean beli lagi telurnya di toko grosir gitu. Biar murah.

"Om, beli sekarpet." kata bang Dean.

"Yang harga 1200 perbutir atau 1250 perbutir?" tanya om nya.

"Hem, yang mana aja deh om. Asal dalemnya ga busuk kayak sifat temen Dean."

"Astaga dek, om kasih bonus deh setengah karpet. Semoga ga ketemu lagi ama temen palsu ya, om ikut berduka." :")

Bodo amat, gue ga denger- Tera

Setelah lika-liku yang cukup melelahkan selama diperjalanan pulang, kakak beradik ini tiba juga di rumah mereka.

"Ayah, Bunda....Tera pulang!"

Yang dipanggil nyaut dong gaes, kebetulan ayah ama bunda mereka lagi di ruang keluarga nih. Nonton upin-ipin.

"Adek!" pekik bundanya kesal pas ngeliat Tera.

Sontak Tera kaget. Ini emak gue ga rindu ya ama gue setelah pergi berbulan-bulan ke luar kota? Batin Tera.

"Bunda apaan sih, masa Tera panggil malah dimarahin." cemberut Tera.

"Wajarlah bunda marah, itu bantu bang Dean dulu bawa telurnya!"

Astaga.

Lupa.

Dengan secepat kilat tangan Tera langsung merampas Telur yang dibawa bang Dean. "Bang, sori lagi hehe."

"Iyaaaa, emangnya telur sebanyak ini mau diapakan sih, bun? Telur dikulkas kan masih ada." tanya bang Dean.

Iya juga ya, ngapain beli telur sebanyak ini- Tera

Kali ini ayah mereka gengs turun tangan, dia matiin tv dan noleh kearah mereka berdua.

Terus bilang sesuatu yang buat hati mereka jerit-jerit tertahan.

"APA!? MAKSUD AYAH UNTUK SYUKURAN PINDAH RUMAH!?"

"SIAPA YANG MAU PINDAH!?"

"KAPAN PINDAH?!"

"DIAM." suara tegas dalam suara ayah membuat mereka diam. Lebih tepatnya takut. "Malam ini kita pindah, ayah baru beli rumah yang lebih bagus dari ini."

"Terus rumah ini?"

"Dikontrakkan."

"Jadi, telur itu untuk syukuran rumah besok pagi?"

"Nah, pinter. Itu tau kamu."

Telur pembawa petaka- Dean, Tera

Rumah besaaaarrr we cominggg- ayah, bunda

🍫🍫🍫

Ini chapter absurd banget ya?:")

Caramel HazelnutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang