PAK Daniel, guru killer studi pembangunan dan transportasi ini selalu menjadikan Hazel serta Mayu sebagai bahan usiknya semenjak mereka berdua jadi maba.
Dan anehnya, pak Daniel begitu mempermasalahkan map kuningnya yang dihilangkan mereka beberapa hari yang lalu.
Bahkan beliau sampai menstalker kosan mereka.
Hazel sebenernya sempat bertanya dengan pak daniel perihal isi map itu. Kata beliau, isinya adalah akte dan ijazah putri sulungnya.
"Pak, kami gak salah!" seru Mayu mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan hidung mancung pak daniel.
"Buktinya?"
"Itu—" Mayu menunduk. "Kami hanya lupa menarohnya, pak."
Hazel hanya diam menatap iris mata berwarna coklat terang milik pak daniel. Gue yakin, anaknya pasti cakep.
"Kenapa kamu malah bengong!?" seru pak daniel. "Hazel!"
"Woi goblok, lo di panggil. Nyaut dikit napa." bisik Mayu menyoel lengan Hazel.
Seakan belum peka terhadap rangsangan, g. Dengan murka, pak Daniel menginjak kuat kaki kanan Hazel hingga empunya mengerang keras.
Kok ambigu ya. g.
Pak daniel menatap geli kearah Hazel, bayangi saja beliau yang sudah berumur ditatap begitu dengan anak cowok. Ya khilap nyai:)
"Am-ampun, pak." ringis Hazel. "Kami berdua minta maaf, pak."
"Tiada maaf bagimu." sanggah pak daniel, mulutnya membentuk hurup 'u' terbalik.
Mayu mendesah kasar. "Ini semua salah lo, Zel."
"Gue?" Hazel menunjuk dirinya sendiri.
"Iya. Lo yang ngilangin map itu."
"Tapi, itu amanah kita berdua."
"Tetep aja lo yang teledor, ngapain kemarin malah ketiduran!"
Hazel menatap Mayu bingung. "Terus? Lo gimana? Bukannya lo waktu itu cuma 5 menit, kenapa jadi satu setengah jam lebih?"
"Emang waktu boker bisa di prediksi?!"
"Bisa ga ngebacot di ruangan saia?"
"Berarti itu juga salah lo!"
"Nunggu temen boker aja udah ga sanggup, gimana nunggu doi datang nyamperin lo!"
"Kok jleb ya. Tapi plis berhenti ngebacot disini nak:)"
"Doi nyamperin gue? Eh bro, dimana-mana cowok yang nyamperin ceweknya!" Hazel mulai terpancing bung.
"Emang lo ada duit ke jakarta?"
"Ye anjer, banyak kampret!"
Aku mulai kesal-pak daniel.
"Alah, no bukti berarti yes hoax!"
"Kok lo main bukti sama kayak pak—"
Prassssahhhh!!!!
Botol soda fanta yang di genggam pak daniel pun menyembur keluar dengan indahnya.
Tak kalah indah dengan senyum merekah yang terpancar dari wajahnya. "Udah dibilang jangan ngebacot di sini, apalagi kalo udah keluar topik:)"
Mayu menyela. "Topik anak fakultas mana ya pak? Setau saia, fakultas kita ga ada tuh yang namanya topik."
Pak Daniel menggertak, ia kemudian mengambil botol fanta lain yang masing tertutup dan menggoncangnya kuat.
"Firasat gue, kita bakal mandi fanta." bisik mayu kearah belakang kuping Hazel. "Dalam hitungan ketiga, kita harus cabut."
"Satu.... Dua...,"
"CABUT!"
PYURSSSSS!!!
Hazel dan Mayu segera berlari kucar-kacir meninggalkan ruangan pak daniel. Dosen ga waras ya gini.
Sialan.
Sayup-sayup terdengar pekikan nyaring dari pak daniel. Tak lupa, beliau juga berusaha melempar keduanya dengan botol fanta tersebut walau tidak berhasil.
"SELAGI MAP ITU BELOM KETEMU, NYAWA KALIAN TARUHANNYA!"
Jangan sampai kita masuk black note:)- mayu, hazel.
Bacot. -Pak daniel
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel Hazelnut
Fanfiction[#3] "Nyari ujung isolatip aja susah, apalagi nyari pacar." Castnya para member exo (。・ω・。)©feb; 2018, story by Dewinazhh.