Part 12

760 69 2
                                    

Seventeen telah menyelesaikan konser hari terakhir mereka di Jepang. Sedari kemarin mereka sudah bersenang-senang bersama di atas panggung. Jerih payah mereka akhirnya terbayar. Seventeen mampu mengadakan konser besar di Tokyo dome dengan puluhan ribu penonton. Seungcheol sampai menangis terharu dibuatnya.

"Hyung, jadwalku untuk seminggu ke depan bagaimana?" tanya Jeonghan setelah selesai konser.

Minho membuka agenda di ponselnya. "Hmm, tidak ada. Tapi kau tetap harus ikut latihan persiapan World Tour dua bulan ke depan."

"Ya ampun, hyung. Kita baru saja selesai konser, jangan membicarakan masalah pekerjaan dulu," celetuk Seokmin dari balik punggung Minho.

Jeonghan melihat ke arah Seokmin dengan pandangan datar. Ia kemudian menghela napas panjang sembari merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa. Sebenarnya ia bukan tipe yang gila kerja. Pria itu menanyakan perihal jadwalnya karena ia mencari celah di antara jadwal padatnya untuk bersantai.

"Kalau begitu boleh aku pulang dulu hyung?" tanya Jeonghan pada Minho tanpa menanggapi ucapan Seokmin barusan.

"Mengapa tiba-tiba?" tanya Minho dengan dahi berkerut.

"Geunyang," jawab Jeonghan acuh. "Aku ingin beristirahat di Korea saja, aku tidak butuh jalan-jalan di Jepang. Jadi, bisa tolong percepat jadwal kepulanganku?"

Minho tampak berpikir keras. Manajer Seventeen itu sibuk melihat jadwal penerbangan yang tersisa. "Kau bisa pulang ke Korea Selatan menggunakan pesawat yang sama dengan Jisoo dan Wonwoo," jawab Minho. Jisoo dan Wonwoo memang memiliki jadwal syuting tersendiri di Korea. Jadwal yang terpisah dari kegiatan tampil Seventeen.

"Kalau begitu aku ikut dengan mereka. Tolong carikan tiketnya ya Hyung. Terima kasih," kata Jeonghan. Pria itu berdiri dan berlalu menuju kamarnya sendiri. Ia harus berkemas untuk kembali ke Korea besok dini hari.

---

Jeonghan mengulet di atas kasurnya. Ia meraih ponsel dari samping bantal. Pukul 03.00. Masih ada banyak waktu sebelum ia harus bersiap-siap ke bandara. Jeonghan menyingkap selimutnya dan berjalan menuju ruang tengah dimana Minho yang barusan membangunkannya menunggu.

"Ada apa, hyung? Aku sangat lelah," kata Jeonghan sembari mengucek sebelah matanya.

Semalam Seventeen mengadakan after party dengan staff setelah semua pekerjaan mereka beres. Seperti biasa, alkohol tidak pernah absen dari acara-acara seperti itu. Jeonghan sendiri bahkan mampu menghabiskan dua botol soju seorang diri. Pantas saja kepalanya masih terasa berat akibat efek alkohol yang belum menghilang.

Tanpa banyak bicara, Minho menyodorkan tablet di tangannya ke arah Jeonghan. Tanpa minat Jeonghan menerima. Ia duduk di sofa yang berseberangan dengan manajernya itu dan membaca artikel yang ditunjukkan padanya dengan mata setengah menutup.

Baris demi baris ia baca. Seiring akhir artikel, matanya kini sudah sepenuhnya terbuka. Kesadarannya bahkan sudah kembali sepenuhnya. Jeonghan membelalakkan kedua matanya dengan tidak percaya ke arah sang hyung.

"Apa-apaan?! Kenapa bisa ada berita seperti ini mengenaiku?"

Minho mencondongkan bahunya ke arah Jeonghan. Pria yang usianya terpaut lima tahun diatas member tertua Seventeen itu menarik kembali tablet miliknya dari genggaman tangan Jeonghan.

"Kita masih menyelidikinya. Berita itu sudah tersebar luas. Kami harus segera mengeluarkan pernyataan klarifikasi," jelas Minho. Pria itu berdiri dari duduknya. "Sebaiknya kau segera bersiap-siap. Kau akan kembali ke Korea dengan penerbangan pukul 05.00, tidak bersama dengan Joshua ataupun Wonwoo. Jangan sampai ada paparazzi yang mengikuti kita."

"Hyung," Jeonghan ikut bangkit dari duduknya. Seruannya barusan menghentikan gerakan sang manajer utama sebelum berjalan makin jauh. "Masih banyak hal yang aku tidak mengerti. Aku harus bagaimana?"

Minho menghela napas panjang. Ia sendiri juga bingung. "Kita akan membicarakan hal ini lebih lanjut setelah sampai di Korea. Direktur Jisung sudah menunggu," Minho melanjutkan langkahnya, meninggalkan Jeonghan yang masih terpaku tidak percaya.

---

Jeonghan mengikuti Minho keluar dari ruang direktur. Sesampainya di Korea, kedua orang itu langsung menuju gedung agensi tempat mereka bekerja. Jeonghan bahkan tidak sempat sarapan. Selain karena ada berita tidak mengenakkan tentang dirinya yang beredar, nafsu makannya juga sudah menghilang sejak ia terbangun pagi ini.

Terakhir kali Seventeen terkena skandal adalah ketika hubungan Jihoon dan kekasihnya terbongkar ke publik. Itu pun sudah sekitar satu tahun yang lalu. Beritanya sempat membuat agensi kocar-kacir karena respon dari para penggemar sangat bervariasi. Selain itu berita tersebut keluar ketika mereka sedang dalam promosi debut pertama di Jepang. Tentu saja hal tersebut sangat mempengaruhi nilai jual Seventeen saat itu.

Namun, kali ini skandal yang mengenai dirinya sangat berbeda. Ingin tahu jenis berita apa yang mampu membuat dirinya terjaga sedari dini hari hingga sekarang tanpa merasa ngantuk dan lapar sedikit pun? Headline news berbunyi: Jeonghan Seventeen diduga selama ini seorang gay! What?! Gila bukan?

Sepanjang masa karirnya, Jeonghan memang tidak pernah dikabarkan dekat dengan wanita manapun. Saat awal masa debutnya, bahkan ia memiliki rambut panjang yang sangat bagus, membuatnya susah dikenali sebagai seorang pria atau wanita karena dipadu padankan dengan wajah cantik dan mulusnya. Namun, itu bukan merupakan tolak ukur 'kejantanan' kan?

Selain judul berita ngawur yang mampu membuat dirinya menahan napas adalah foto-foto yang beredar di internet. Terlihat ada beberapa foto yang menampilkan dirinya sedang mencium pipi member Seventeen. Jeonghan ingat sekali, foto-foto tersebut diambil ketika dirinya sedang mabuk. Ia memang memiliki kebiasaan suka mencium siapapun di dekatnya dan menceracau tidak jelas ketika berada di bawah pengaruh alkohol.

Jeonghan menghela napas kesal. Ketika skandal Jihoon menyerang, agensi bisa dengan mudah mengeluarkan bukti penyangkalan dengan mengatakan bahwa gadis yang berada di dalam foto adalah salah seorang staff yang juga dekat dengan member Seventeen lainnya. Tidak sebetulnya salah ataupun berbohong sih. Namun bagaimana dengan kasusnya sekarang? Bagaimana ia bisa membuktikan bahwa orientasi seksualnya masih normal?

"Sebaiknya kau aku antar ke rumah saja. Setelah melakukan rapat dengan para petinggi nanti, aku akan memberimu kabar lanjutan lagi," ucap Minho pada Jeonghan.

Jeonghan melihat ke arah manajernya itu dengan putus asa, "Jadi, aku tidak bisa kembali ke dorm?"

"Tidak untuk saat ini," jawab Minho. "Tidak baik jika ada orang yang melihatmu saat sedang hanya berdua dengan member Seventeen lainnya. Bisa makin banyak 'foto aneh' yang beredar. Bersabarlah, Direktur Jisung selalu dapat diandalkan dalam mengurusi hal-hal seperti ini," lanjutnya lagi sembari menepuk bahu Jeonghan.

"Terima kasih, hyung. Aku sangat mengandalkan kalian," ucap Jeonghan sembari memaksakan seulas senyum di wajahnya.

[SVT FF Series] You're My Last DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang