Part 18

780 70 0
                                    

Jisoo dan Wonwoo mengangguk-angguk mengerti setelah mendengar penjelasan Jeonghan. Jisoo kemudian menatap Nari yang masih bengong karena tidak percaya dengan keberuntungannya saat ini. Baru saja ia ditimpa kesialan dengan perilaku tak mengenakkan dari sang atasan, sekarang ia sudah berada di dalam van yang sama dengan Seventeen! Yah, walaupun tidak full team.

"Sepertinya aku familiar dengan wajahmu," kata Jisoo. Ia kemudian menjentikkan jarinya dengan penuh antusias. "Ah, kau kan pacar Jeonghan yang selama ini disembunyikannya."

Setelah Jisoo menyelesaikan kalimatnya, ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jeonghan. Jisoo hanya dapat menunjukkan cengiran polos tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Benarkah hyung?" tanya Wonwoo kaget.

"Kau percaya padanya?" Jeonghan balik memberikan pertanyaan pada dongsaeng-nya itu. "Nari adalah teman kecilku. Cerita Jisoo barusan hanya hasil karangan dari imajinasinya saja."

Nari mendengarkan percakapan diantara ketiga cowok itu tanpa angkat suara. Saat dihadapan Dongwoo tadi, Jeonghan juga mengaku sebagai kekasihnya. Terus, barusan Jisoo mengira dirinya sebagai kekasih Jeonghan. Sebenarnya apa yang dikatakan Jeonghan mengenai dirinya ke member Seventeen?

Jisoo tertawa kecil. Ia melihat ke arah Nari yang sedari tadi hanya diam.

"Maafkan aku kalau perkataanku tadi membuatmu tidak nyaman. Selama ini Jeonghan tidak pernah mengenalkan satu pun wanita pada kami. Jadi, aku kira kau benar-benar seseorang yang spesial bagi Jeonghan," kata Jisoo. "Aku pernah melihat fotomu di ponselnya. Sepertinya itu foto profil Line?"

"Tadi kau tidak lihat, hyung? Jeonghan hyung melakukan misi penyelamat membebaskan Pyo Nari-ssi dari cengkeraman pria mesum," kali ini Wonwoo ikut nimbrung.

Mendengar Wonwoo mengungkit-ungkit masalah tadi, Jeonghan jadi teringat hal yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Ia menegakkan punggungnya dan memutar arah duduknya hingga menghadap Nari. Refleks, Nari menjauhkan diri dari Jeonghan yang duduk tepat di sampingnya.

"Siapa pria tadi?" tanya Jeonghan langsung pada Nari.

Wonwoo bersiul. "Wah, pertanyaan hyung terdengar seperti kekasih yang sedang cemburu," Wonwoo langsung diam ketika mendapat tatapan ganas dari Jeonghan. "Mian, hehe."

Jeonghan kembali menatap ke arah Nari penuh rasa ingin tahu. Gadis itu terlihat gugup. Ia mengigit bibir bawahnya, tangannya bermain-main di atas pangkuan. Mengetahui ketidaknyamanan teman masa kecilnya, Jeonghan membenarkan posisi duduknya kembali. Pria itu menepuk-nepuk kedua tangan Nari yang saling bertautan dengan sebelah tangannya.

"Tidak masalah, kau tidak perlu menceritakannya sekarang," kata Jeonghan berusaha maklum.

Nari mengangkat pandangannya ke arah Jeonghan. Pria itu tersenyum simpul sembari mengedikkan dagunya ke arah Wonwoo dan Jisoo tanpa terlalu terlihat. Nari menangkap sinyal itu. Ia mengangguk sembari membalas senyuman Jeonghan.

Wonwoo yang melihat keduanya, menyikut pinggang Jisoo. Jisoo protes. Ia juga ingin mengetahui detail kejadian tadi. Namun dongsaeng-nya itu memaksa agar Jisoo membalikkan badannya kembali ke depan dan membiarkan Jeonghan serta Nari menikmati waktu mereka sendiri. Dengan enggan Jisoo menurut. Pria itu menyumpalkan earphone ke telinganya dan kembali memandangi jalan di luar jendela.

---

Jeonghan turun dari van dengan diikuti Nari yang berjalan diam di belakangnya. Jisoo menyusul kemudian. Wonwoo sendiri masih berada di mobil bersama Minho, mencari tempat parkir.

Jeonghan memasukkan password pintu rumahnya dan mempersilahkan para tamunya untuk masuk. Pria itu berteriak dari pintu depan untuk memberitahukan kedatangannya pada orang-orang rumah. Jeonghan sempat melihat ada sepatu sneakers putih yang amat dikenalnya tersusun rapi di depan pintu. Menyadari bahwa ada tamu lain di rumah, Jeonghan segera mempercepat langkahnya memasuki rumah.

"Yoon Areum!" panggil Jeonghan. Ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar ketika melihat adik sepupu kesayangannya sedang berada di dapur.

Gadis yang dipanggil Jeonghan menghentikan aktivitasnya. Ia meletakkan sendok sup yang ia gunakan untuk mengaduk masakan di dalam panci. Areum menghambur masuk ke dalam pelukan Jeonghan.

"Oppa, aku rindu sekali!" kata Areum sambil mengelus punggung Jeonghan. Ia kemudian melepaskan untaian tangannya dan mengamati Jeonghan dari atas hingga bawah. "Wah wah wah, Jeonghan oppa terlihat baik-baik saja walaupun sudah lama aku tinggal."

Jeonghan meringis, "Kau sudah sibuk dengan drama barumu sih, jadi tidak pernah memberiku makan lagi."

Areum hanya terkekeh kecil membalasnya. Kedua matanya berakhir menemukan sosok Jisoo dan Nari yang berdiri tidak jauh di balik punggung Jeonghan.

"Jisoo-ssi, annyeonghaseyo," sapa Areum ramah sembari menganggukkan kepalanya ke arah rekan kerja Jeonghan itu. "Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu sedari tadi."

Jisoo membalas anggukan Areum dengan senyuman manisnya. "Tidak masalah. Kau pasti sangat merindukan Jeonghan."

Areum meringis, ia tertangkap basah. Sedari tadi fokusnya memang hanya terpusat pada sang kakak sepupu saja. Gadis itu kemudian melayangkan tatapan penuh tanya ke arah Nari dan Jeonghan bergantian. Areum belum pernah berkenalan dengan seorang gadis di hadapannya itu.

"Eoh, perkenalkan. Dia adalah Pyo Nari. Nari, ini Yoon Areum, adik sepupuku yang kini juga tinggal di Seoul," ucap Jeonghan sigap saling memperkenalkan keduanya.

"Jadi ini calon tunangan Oppa yang diceritakan tante tadi?" Seru Areum penuh antusias. Gadis itu menyapa Nari dengan senyum lebar tersungging di wajahnya. Nari membalasnya dengan senyuman kikuk. Ia masih terkejut dengan kalimat yang dilontarkan oleh gadis yang baru ditemuinya itu.

"What?! Tunangan?" Kali ini Jisoo menyerukan isi pikirannya keras-keras. Jeonghan menepuk dahinya. Ia lupa bahwa disana ada member Seventeen. Pasti Jisoo tidak akan tinggal diam sehabis pulang dari sini.

Areum melihat ke arah Jeonghan dengan dahi berkerut. "Seventeen belum tahu?"

Belum sempat Jeonghan membuka mulutnya untuk menjelaskan, tiba-tiba keheningan muncul kembali. Kali ini bukan karena bahasan mengenai 'Pyo-Nari-adalah-calon-tunangan-Jeonghan-namun-Seventeen-tidak-tahu'. Kecanggungan muncul setelah terdengar suara berat milik Wonwoo yang baru saja masuk rumah bersama Minho.

"Yoon Areum?" Seru Wonwoo. Nadanya mengesankan rasa terkejut karena bertemu dengan gadis itu. Disisi lain ia juga ingin memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Gadis itu nyata berada di tempat yang sama dengannya.

Adik sepupu Jeonghan juga menunjukkan reaksi yang tidak jauh berbeda. Areum hanya dapat memandangi cowok di hadapannya dengan mata melebar. Ia sudah berusaha menghindari orang itu beberapa saat belakangan ini. Tentu saja pertemuan keduanya membawa suasana yang kikuk.

"Wah, ramai sekali!"

Eomma Jeonghan yang baru keluar dari kamar terkejut melihat tiba-tiba banyak sekali orang di rumahnya. Seruan wanita paruh baya itu menarik perhatian seluruh orang disana, membawa kesadaran mereka kembali dari alam pikiran masing-masing. Melihatnya sang eomma, Jeonghan langsung berjalan menghampirinya. Ia harus membuat pengalihan agar kecanggungan tadi dapat hilang.

"Eomma... Jisoo, Wonwoo, dan Minho hyung ikut makan malam disini ya? Nari juga, tadi aku tidak sengaja bertemu dengannya sehabis pulang dari kantor," pinta Jeonghan sambil menautkan tangannya pada lengan wanita paruh baya yang kecantikannya tidak memudar itu.

Eomma memandang ke arah anak sulungnya. "Tentu saja. Kebetulan sekali eomma dan Areum sudah memasak banyak makanan. Kalau begitu kamu bawa teman-temanmu ke kamar saja. Eomma akan menyiapkan makanan," pandangan mata eomma beralih ke Nari. Beliau menunjukkan senyum jenakanya pada gadis itu. "Nari-ya, kau boleh memakai kamar tamu untuk beristirahat kalau perlu."

Nari menolak dengan sopan. Ia tidak bisa membiarkan eomma dan adik sepupu Jeonghan bekerja keras menyiapkan makanan untuk mereka semua berdua saja. "Saya ikut mempersiapkan makan malam saja, Tante. Lebih banyak yang membantu akan lebih cepat siap."

"Tentu saja boleh," ucap Eomma dengan rasa senang.

Jeonghan mendorong kedua bahu temannya untuk berbalik badan. Ia menggiring Jisoo dan Wonwoo yang masih terpaku di tempat untuk berjalan menuju kamarnya. "Ayo pergi dari sini. Kita hanya akan mengganggu para wanita memasak."

[SVT FF Series] You're My Last DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang