Nari duduk termenung di bangku halte bus dekat kantor. Gadis itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya pukul 19.00. Sebenarnya ia tidak terlalu fokus dengan kasus yang sedang ditanganinya. Hal itu pulalah yang membuat dirinya lupa waktu.
Yoona sudah pulang sejak jam kantor itu selesai. Rekan kerjanya itu memang jarang sekali pulang terlambat jika memang tidak terpaksa. Lagipula siapa yang mau berlama-lama di kantor seorang diri? Hanya Nari saja yang begitu. Itu pun hanya ia lakukan ketika membutuhkan pelampiasan emosi. Seperti sekarang ini. Hatinya masih bimbang mendengar ajakan bertunangan dengan Jeonghan.
Ugh, mengapa kata tunangan terdengar sangat sepele di telinga pria itu, rutuk Nari dalam hati. Apa Jeonghan sengaja melakukannya karena sudah tahu bahwa Nari memiliki perasaan lebih pada dirinya? Kemudian cowok itu dapat dengan bebas berbuat semena-mena karenanya. Apa Jeonghan masih sangat membencinya hingga tega menyakiti perasaan Nari sejauh ini?
Pikiran Nari kembali. Ia mengamati mobil berwarna silver yang berhenti tepat dihadapannya. Gadis itu merasa familiar dengan kendaraan itu, tapi ia tidak yakin sang pengendaranya. Lagipula, kenapa mobil itu berhenti di halte? Itu kan menyalahi aturan lalu lintas.
Tiba-tiba kaca gelap di samping kursi pengemudi terbuka. Munculah wajah Dongwoo disana. Nari hanya mengangguk sembari tersenyum kecil menyapa atasannya itu.
"Kau juga baru pulang? Naiklah. Aku antar kau sampai ke rumah," seru Dongwoo sembari menunjukkan senyum terbaiknya.
Nari menggeleng pelan. Daripada harus terjebak hanya berdua saja di dalam mobil bersama pria mesum itu, lebih baik ia menunggu bus sedikit lebih lama.
"Tidak terima kasih. Bus saya sebentar lagi datang," tolak Nari halus.
Melihat tidak ada tanda-tanda Nari akan menuruti keinginannya, Dongwoo membuka pintu mobil. Pria itu membiarkan mesin mobilnya menyala dan berjalan menghampiri Nari yang masih diam duduk di tempatnya.
Nari berjengit ngeri. Mau apa atasannya itu? Kenapa tidak langsung pergi saja dan membiarkan dirinya sendiri disini?
"Hari sudah semakin malam, tidak baik untuk seorang gadis pulang sendiri," bujuk Dongwoo lagi.
Nari tetap menggeleng. Senyuman palsunya sudah hilang dari wajah. Ia menunjukkan muka setegas mungkin yang ia punya.
"Saya bisa menjaga diri," jawab Nari tegas.
Tak habis akal, Dongwoo merangkulkan sebelah lengannya ke bahu Nari, setengah memaksa agar Nari berdiri. Pria itu bagai tidak sadar kalau Nari sudah menolaknya mentah-mentah.
"Ayolah. Ayahmu juga sedang tidak ada di rumah kan? Sebaiknya kau segera pulang," rayu Dongwoo lagi.
Nari menghempaskan lengan Dongwoo yang masih bersarang di bahunya. Gadis itu berjalan mundur selangkah, menghindari berada di dalam jangkauan tangan sang bos. Nari sedikit takut mendengar nada bicara Dongwoo. Ayahnya memang masih cuti karena masih berada di Anyang untuk mengurus neneknya yang sakit. Tapi mengapa Dongwoo harus membawa-bawa alasan itu untuk memaksanya ikut pulang bersama dia?
"Saya akan memesan taksi. Sampai jumpa besok," kata Nari singkat. Ia menganggukkan kepalanya ke arah Dongwoo dan berniat balik badan untuk mencari taksi sekaligus melarikan diri dari kejaran sang atasan.
Dongwoo segera menangkap pergelangan tangan kiri Nari yang tergantung bebas. Ia tidak menerima kekalahan.
"Kenapa harus naik taksi kalau bisa aku antar sampai rumah dengan selamat?"
Nari tercekat. Ia berusaha melepaskan cengkeraman tangan Dongwoo. Namun hasilnya sia-sia. Tenaga pria itu jauh lebih kuat daripada dirinya.
"Aku bisa pulang sendiri," pekik Nari. Ia sudah membuang rasa hormatnya pada sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] You're My Last Destination
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Yoon Jeonghan, seorang idol berumur 25 tahun yang mulai dipaksa menikah oleh sang ibu. Ia menolak lantaran karir adalah hal utama yang harus ia pikirkan saat ini. Bukan tanpa alasan kedua orangtuanya meminta hal itu, te...