Acara makan malam berlangsung dengan meriah. Kehadiran banyak orang di rumahnya, membuat Eomma cerewet menyuruh mereka makan banyak. Jisoo bahkan tanpa malu-malu meminta tambah nasi hingga dua mangkuk. Lapar katanya. Wonwoo sendiri menghabiskan isi piringnya dalam diam. Bukan karena menu utama makan malam ini adalah ikan laut yang tidak ia sukai, namun lebih karena fokus mencuri-curi pandang ke arah gadis yang duduk tepat di hadapannya.
"Wonu, makanlah yang banyak. Areum sengaja membuat telur gulung karena katanya kau tidak makan ikan," ucap Eomma sembari meletakkan satu potong telur gulung lagi ke dalam mangkuk Wonwoo.
"Terima kasih, Tante," kata Wonwoo sambil menerima pemberian eomma Jeonghan dengan perasaan tidak enak. Pria itu tidak mampu melepaskan pandangannya dari Areum. Yang dipandang berusaha pura-pura tidak tahu.
Jeonghan menyadari kegugupan si adik sepupu. Ia berusaha mencari topik pembicaraan agar suasana tidak terlalu hening.
"Jaerim dimana, Eomma?" tanya Jeonghan.
"Seharusnya sebentar lagi dia sampai rumah. Eomma sudah memberitahunya agar makan malam di rumah bersama Areum," kata Eomma menjelaskan.
Jisoo menelan makanan yang ada di mulutnya dengan susah payah. Ia kemudian buka mulut untuk ikut berkomentar.
"Ah, semoga Jaerim cepat datang. Disini sudah ada dua pasang, Jeonghan-Nari dan Wonwoo-Areum. Aku dengan siapa?" seru pria bernama panggung Joshua itu dengan wajah yang dibuat menyedihkan.
Jeonghan menyikut pinggang Jisoo yang duduk di sebelahnya. "Awas saja kalau kau berani menyentuh adikku. Wonwoo saja sudah kularang untuk tidak mendekati Areum, tapi ia masih saja melanggar perintahku."
Wajah Areum memerah mendengar perkataan Jeonghan. Begitu juga Wonwoo.
"Oppa, cepat habiskan makanannya dan antar Nari eonnie pulang," kata Areum. Gadis itu berusaha menghentikan cuitan Jeonghan. Bisa makin canggung hubungan antara dirinya dan Wonwoo nanti jika kakak sepupunya itu tetap melanjutkan pembahasan tadi.
"Oh iya," suara Jisoo menarik seluruh perhatian orang di meja makan agar menoleh padanya. "Tante, benarkah Jeonghan dan Nari-ssi akan segera bertunangan?" tanyanya berterus-terang karena penasaran dengan hubungan kedua orang itu.
Eomma tersenyum lebar. Jeonghan menjerit dalam hati. Oh tidak, pertanyaan Jisoo membangkitkan mode ibu-ibu gosip dalam diri sang Eomma!
"Kalau dari Eomma, Appa, serta orang tua Nari, kami sudah sangat setuju kalau mereka bersama," jawab Eomma enteng. Jeonghan menunduk dalam-dalam mendengar jawaban sang ibu. "Tinggal menunggu waktu saja hingga mereka berdua mau."
"Wah, perjodohan nih Tante?" seru Jisoo tampak sangat antusias.
Jeonghan melayangkan tatapan tajamnya pada Jisoo, tapi pria dengan nama marga Hong itu sudah kebal dengan ancaman Jeonghan. Jisoo bahkan tidak menganggap kehadiran Jeonghan disana.
Dasar tukang pencari gosip! Rutuk Jeonghan memaki sahabatnya dalam hati.
"Sejenis itu," jawab Eomma tak kalah semangatnya dalam menjawab pertanyaan Jisoo. "Menurut Jisoo, Jeonghan dan Nari sangat cocok jika bersama kan? Eomma sudah susah payah mencarikan gadis yang sekiranya akan Jeonghan sukai, tapi selama ini tidak pernah berhasil. Akhirnya Eomma menemukan Nari, teman Jeonghan sedari kecil sebenarnya."
"Wah, benar-benar seperti cerita di novel ya Tante," komentar Jisoo menanggapi.
Eomma tertawa pelan. Ia tampak senang mengetahui bahwa Jisoo sama antusias dengan dirinya dalam hal seperti ini. Perbincangan mengenai Jeonghan-Nari berlangsung seru hanya antara dua orang. Jeonghan sudah pasrah bahwa Jisoo akan membocorkan hal itu ke member Seventeen lain. Tinggal menunggu waktu saja bagi dirinya untuk dipanggil oleh Jisung hyung, sang direktur dari perusahaan agensinya, untuk mengklarifikasikan kebenaran berita itu. Nari sendiri hanya mampu menunduk sembari berusaha menghabiskan makanannya. Ia tidak menyangka bahwa ada seorang idol yang kini sedang membicarakan tentang dirinya tepat di depan wajah Nari!
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] You're My Last Destination
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Yoon Jeonghan, seorang idol berumur 25 tahun yang mulai dipaksa menikah oleh sang ibu. Ia menolak lantaran karir adalah hal utama yang harus ia pikirkan saat ini. Bukan tanpa alasan kedua orangtuanya meminta hal itu, te...