Part 16

828 75 0
                                    

Nari memutar-mutar pensil di tangannya tanpa minat. Sudah sepuluh menit ia hanya bertopang dagu seperti itu. Pikirannya tidak fokus pada investigasi yang kali ini ia kerjakan. Bahkan entah mengapa gadis itu sedang sangat malas melakukan penyidikan.

Yoona mengetuk dinding cubicle area kerja Nari. Wajahnya menyiratkan semburat merah meda, sangat bersemangat. Sungguh berbanding terbalik dengan kondisi Nari saat ini.

"Hello, sweat heart!" sapa Yoona dengan wajah cerah. "Bagaimana dengan akhir pekanmu?"

Nari menghela napas panjang. Ia mengistirahatkan punggungnya ke sandaran kursi. Gadis itu memutar kursinya hingga menghadap ke arah Yoona.

"Sedari pagi kau kemana saja? Baru muncul ketika jam makan siang sudah selesai," gerutu Nari tanpa mengindahkan pertanyaan sahabatnya itu.

Yoona bersiul. Ia mengedikkan dagu ke arah meja kerjanya sendiri. Terlihat banyak tumpukan dokumen di atas sana.

"Sejak pagi aku sudah berada di kantor polisi untuk penyidikan. Dan kau tahu apa yang kudapatkan?" Nari menaikkan kedua alisnya dengan pandangan penuh tanya. "Aku menemukan banyak pemalsuan bukti yang dibuat oleh sang pengacara," jawab Yoona lagi penuh antusias. Ia bahkan bertepuk tangan untuk merayakan kesuksesannya sendiri.

"Wow, great!" seru Nari. "Apa hanya itu hal yang membuatmu senang? Tidak seperti dirimu saja."

"Tentu saja tidak!" jawab Yoona cepat. Ia mencondongkan bahunya ke arah Nari, ia kemudian berbisik tepat di telinga Nari. "Taemin mengajakku bulan madu!"

"Hah?" Nari menautkan kedua alisnya dengan keheranan. Ia tahu bahwa belum ada satu tahun usia pernikahan kedua sejoli itu berlangsung. Tentu saja Nari bingung kenapa mereka bisa merencanakan untuk bulan madu lagi.

Yoona terkekeh pelan. "Kau kan tahu, kami sedang menjalani sebuah misi," jawab Yoona sambil menaik-naikkan kedua alisnya. "Taemin sangat sibuk. Anak itu hampir selalu pulang dari kantornya larut malam. Tentu saja ketika sampai rumah, ia sudah terlalu lelah untuk... melakukannya," Nari hanya memutar kedua bola matanya ketika ia menangkap sinyal kemesuman sang sahabat yang meningkat.

"Jadi, kalian memutuskan untuk bulan madu? Lagi?" tanya Nari.

"Yup!" jawab Yoona penuh antusias. "Setelah aku menyelesaikan kasusku, kami berencana pergi ke Jepang selama seminggu. Aw! Sudah lama aku tidak menghabiskan banyak waktu dengannya."

"Aw! Kau membuatku iri sekali!" cibir Nari sembari menirukan nada bicara Yoona barusan.

Yoona memukul lengan sahabatnya pelan. "Ya! Kau seharusnya turut berbahagia dengan kabar baik ini dong!"

Nari tertawa kecil. Ia menikmati perubahan raut wajah Yoona yang sangat kentara. "Mian, mian. Tentu saja aku senang. Semoga kali ini kalian berhasil, okay? Aku sudah tidak sabar untuk menggendong keponakanku."

Senyuman lebar kembali menghiasi wajah putih bersih Yoona. Ia mengangguk semangat. "Kalau kau iri, cepat cari calon suami juga. Kehidupan rumah tangga tidak semenakutkan itu kok!"

"Mencari pasangan hidupnya itu yang susah," kata Nari. Ia mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana dengan pak bos?" tanya Yoona sembari menaik-naikkan alisnya. "Sudah ada perkembangan terakhir dari makan malam Jumat malam lalu?"

Nari mengernyitkan dahinya. Ia kemudian teringat. Ada insiden tidak menyenangkan saat rekan satu divisinya merayakan keberhasilan sidang Nari. Park Dongwoo, atasan Nari, mulai secara terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada gadis itu di hadapan orang lain. Tentu saja hal itu malah membuat Nari makin menarik dirinya jauh-jauh.

[SVT FF Series] You're My Last DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang