Jeonghan mengupas apel dengan hati-hati. Sebenarnya ia tidak biasa melakukan pekerjaan dapur seperti ini. Namun, untuk kekasihnya ia akan melakukan apa saja. Terlebih kalau hal itu bisa membuatnya senang dan kembali sehat.
Myunghee mengamati wajah Jeonghan yang kelewat serius untuk hanya melakukan pekerjaan sederhana seperti itu. Gadis itu tersenyum. Pemandangan seperti ini jarang sekali ia lihat karena jadwal Jeonghan sebagai idol yang semakin padat.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Jeonghan. Ia tidak mengalihkan pandangannya dari apel di tangannya.
"Kau terlihat lucu jika sedang serius seperti itu," jawab Myunghee berterus terang.
Jeonghan menoleh. Ia tersenyum. Pria itu menyuapi Myunghee buah apel yang sudah ia potong kecil-kecil. "Semakin lama kau memandanginya, kau akan semakin kagum dengan ketampananku ini."
Myunghee memukul lengan Jeonghan pelan. Gadis itu terlihat susah payah menelan kunyahannya. Jeonghan buru-buru menyorongkan air mineral sebelum kekasihnya itu tersedak.
"Kau hampir saja membuatku kehabisan napas karena tingkat kepercayaan dirimu yang terlampau tinggi itu," cibir Myunghee.
Jeonghan tertawa. "Tapi yang aku bilang tidak salah kan? Coba saja kalau berani. Kau akan kembali jatuh hati padaku dalam hitungan detik hanya dengan memandangi wajah tampanku ini."
Myunghee menangkupkan kedua tangannya pada pipi Jeonghan. Gadis itu secara tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada wajah Jeonghan. Myunghee mengamati tiap inchi wajah pria itu yang sudah lama tidak ia lihat. Mendapat perlakuan seperti itu, Jeonghan tidak dapat menahan debaran di dadanya.
Myunghee melepaskan tangannya. Ia tersenyum manis. "Bahkan aku bisa jatuh cinta padamu tanpa perlu melihat wajah yang kau bangga-banggakan itu." Myunghee tertawa pelan mengakhiri kalimatnya.
Jeonghan tidak bisa menahan diri lagi. Dengan cepat, ia mengecup pelan bibir ranum milik Myunghee. Gadis itu terpaku. Ia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini.
"Kau cantik jika tersenyum seperti tadi," puji Jeonghan.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Jeonghan kembali menempelkan bibirnya pada bibir milik gadis itu. Ia melumatnya dengan penuh kerinduan. Disela-sela ciuman, Jeonghan tersenyum. Myunghee membalasnya.
---
"Bagaimana konsermu?" tanya Nari.
Setelah menunggu selama lima menit, akhirnya Jeonghan benar-benar muncul di lobby kantor Nari. Tahu apa yang ia dapatkan? Nari tanpa segan mengunci leher Jeonghan hingga pria itu hampir kehabisan napas. Setelah berhasil lepas dari cengkeraman Nari yang mengamuk, ia segera melarikan diri ke mobilnya. Benar-benar seperti bocah berumur lima tahun.
Kini keduanya sedang berada di rumah makan favorit Jeonghan. Setelah memesan japchae dan daging, Nari dan Jeonghan duduk menunggu di meja yang mereka pilih.
"Lusa aku akan berangkat ke Hongkong," jawab Jeonghan.
Nari mengangguk-anggukkan kepalanya. Rangkaian world tour Seventeen memang sudah dimulai sejak satu minggu lalu. Sebenarnya Jeonghan menawari Nari tiket untuk menonton konsernya yang diadakan di Seoul. Namun gadis itu menolak. Pekerjaan Nari cukup berat dan tidak bisa ditinggal begitu saja. Bahkan sudah dua minggu ini Nari menggunakan akhir pekannya untuk melakukan investigasi.
"Kau mau oleh-oleh apa?" tanya Jeonghan lagi. "Sebelum lanjut ke Taiwan, rencana kami akan kembali ke Korea dulu barang sehari-dua hari."
Nari mengernyitkan dahinya. "Tidak ada hal spesifik yang aku inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] You're My Last Destination
Storie d'amore[COMPLETE][SVT FF Series] --- Yoon Jeonghan, seorang idol berumur 25 tahun yang mulai dipaksa menikah oleh sang ibu. Ia menolak lantaran karir adalah hal utama yang harus ia pikirkan saat ini. Bukan tanpa alasan kedua orangtuanya meminta hal itu, te...