📌 La Boqueria 📌

2.8K 346 1
                                    

Jangan lupa vote ya!

Sejak pagi tadi aku terpaksa menuruti permintaan Yoana untuk menemaninya berkeliling La Boqueria, sebuah pasar kuliner ternama di Barcelona. Sebenarnya aku sudah menolak, aku sedang tidak ingin pergi ke mana-mana, toh nanti malam aku akan kembali ke Granada. sepertinya beristirahat di rumah keluarga Anggara adalah pilihan yang tepat, tapi Yoana menggagalkan rencanaku untuk hibernasi.

Kami tak hanya berdua, ada Yoda yang juga ikut menemani kami. Akan tetapi sejak tadi Yoda hanya diam saja dan menanggapi ocehan Yoana seadanya. Bocah itu tak seperti biasanya.

Yoana meletakkan sendoknya tiba-tiba. Kami sedang makan siang di salah satu restoran di La Boqueria. “Yoda, apa kau sedang sakit?” tanya Yoana, tangannya bergerak perlahan mengusap punggung tangan Yoda.

“Tidak.” Jawab Yoda dengan tegas di barengi dengan senyum. “Apa aku terlihat seperti itu?”

“Sejak tadi kau hanya diam. Apa ada masalah pekerjaan?”

“Tidak, sayang. Mungkin aku hanya lelah saja.”

“Baiklah. Kalau begitu sepertinya aku harus segera pergi sekarang. Aku harus ke Valencia, ada masalah dengan bisnis papa di sana,” ujar Yoana. Pandangan Yoana beralih padaku, sejak tadi aku memang memerhatikan Yoana dan Yoda yang sedang berbincang. “Haya, kau temani Yoda makan siang dulu, ya! Lagi pula sayang jika semua makanan yang sudah kita pesan ini tidak di makan.” Yoana mengusap punggung tanganku dengan lembut. Ya ampun. Kulit telapak tangan Yoana sangat halus.

Tunggu! Yoana memintaku untuk tetap tinggal di tempat ini sementara ia akan pergi. Itu artinya aku harus berduaan lagi dengan Yoda. Yoana memang selalu menyebalkan. Ucapan Yoana tadi terdengar seperti perintah, bukan permintaan. Gadis diktator.

Ok. See you guys!” Yoana menempelan pipinya ke pipi Yoda beberapa kali, kemudian beralih padaku. Tanpa menunggu jawaban dari aku dan Yoda, Yoana segera melesat. Tungkainya yang panjang nan ramping berjalan saling susul-menyusul. Indah dan sexi, Yoana bak model yang sedang berlagi di atas catwalk.

-o0o-

Selama hampir 15 menit, setelah kepergian Yoana, aku dan Yoda hanya terdiam. Tak ada yang bersuara, kecuali sendok yang beradu dengan piring. Sangat berisik, menurutku. Yoda tak seperti biasanya, ia selalu menunduk sejak tadi. Seperti Yoda kecil dulu, jika seperti ini pasti ia sedang merasa sangat sedih.

Tiba-tiba Yoda membanting sendoknya hingga terbentuk suara berisik dari sendok yang bertubrukan dengan piring. Sontak aku kaget mendengarnya. Aku mengangkat wajah, lalu kudapati Yoda menatapku dengan tatapan yang takbisa kuprediksi.

“Katakan kalau gue nyakitin lo, Ay!” ujar Yoda akhirnya. “Katakan juga apa yang harus gue lakukin supaya lo maafin kesalahan gue tadi malam,” imbuhnya. Aku terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba lidahku terasa kelu.

Yoda menggeser piringnya ke kiri, kedua tangannya ia lipat di atas meja. Ia menatapku dengan tatapan ingin membunuh, aku tak pernah melihat wajah Yoda semengerikan sekarang. Aku menelan ludah pelan-pelan. Seketika tubuhku bergetar.

“LO HARUS TAHU! Gue nggak akan pernah bisa nyakitin lo karena ...” Yoda menjeda ucapannya, ia menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar. Aku was-was mendengar Yoda melanjutkan ucapannya, tapi sudah satu menit berlalu, Yoda masih terdiam sambil terus menatapku. Aku tak berani membalas tatapannya, aku hanya menunduk. Akan tetapi aku bisa merasakan tatapannya. Ya Allah, apa Yoda benar-benar ingin membunuhku. Mengerikan.

“Karena gue playboy berkualitas dan nggak suka memaanfaatkan tubuh wanita. Baiklah, gue nggak akan sembarangan nyentuh lo lagi. Lo emang gadis baik-baik, sedangkan gue brengsek. Gue emang nggak pantes buat lo. Ya kan, Ay?”

“Kenapa lo diam saja? Biasanya lo selalu berani mendebat gue. KATAKAN KALAU GUE MEMANG NGGAK PANTES BUAT LO!” Yoda sedikit memukul meja. Membuat jantungku semakin berdebar. Ya Allah, apa yang sedang terjadi.

“Gadis suci seperti lo emang nggak pernah tahu bagaimana rasanya jadi gue yang ... gadis-gadis itu, gue ... nggak pernah mempermainkan dan memanfaatkan tubuh mereka seperti apa yang lo pikirkan. Gue nggak sebejat itu. Mereka hanya sebagai pelampiasan kesepian gue karena ...”

“Hai, Mr. Anggara dan Cahaya. Rupanya kalian di sini. Boleh aku bergabung?” suara briton itu menginterupsi ucapan Yoda, Yoda tampak semakin kesal. Dan pemilik suara itu adalah Juan. Seketika aku bisa bernafas lega. Untuk sementara. Aku tidak harus canggung hanya berdua Yoda. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya ketika sedang bersama Yoda.

Terima kasih sudah vote.

Gunungkidul, 06 June 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gunungkidul, 06 June 2018

Di Bawah Langit Granada (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang