📌 Ayodya Anggara Is A Player 📌

2.9K 320 0
                                    

Sudah satu minggu Yoda ditahan oleh polisi Guadalajara karena diduga ia adalah komplotan teroris yang telah membom salah satu gereja di Guadalajara. Saat itu Yoda memang ditugaskan oleh kantornya untuk meliput aksi teror tersebut. Namun sial, niat baik Yoda malah berujung petaka. Yoda mencoba menolong seorang gadis bercadar yang kebetulan melintasi area gereja, gadis itu ketakutan setengah mati karena para polisi hendak menangkapnya. Padahal ia hanya melintas saja, gadis itu sebenarnya penduduk asli Guadalajara dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan aksi teror tersebut. Dan, Yoda mencoba melindungi gadis itu dari serangan para polisi.

Polisi semakin mencurigai Yoda saat mengetahui kartu identitas Yoda menerangkan bahwa ia seorang muslim. Yoda sudah berulang-kali menegaskan bahwa ia sedang ditugaskan oleh kantornya di Barcelona untuk meliput aksi teror tersebut, ia adalah seorang wartawan. Namun lagi-lagi Yoda harus mengigit jari, para polisi itu tak percaya karena Yoda tak memiliki bukti bahwa ia adalah seorang wartawan dari sebuah majalah di Barcelona. Yoda lupa membawa name tag dan beberapa dokumen penunjang lainnya. Bisa-bisanya Yoda seceroboh itu.

Akan tetapi, hari ini Yoda sudah bisa bebas berkat usaha ayahnya yang memang seorang pengajara kenamaan di negeri matador ini. Beruntung sekali Yoda. Rencananya pukul 2 siang nanti Yoda akan tiba di rumah. Ya, Tante Anggi memberitahuku tadi. Dan, saat ini aku dan Tante Anggi sedang memasak untuk menyambut kedatangan Yoda dan Om Angga.

Selama Yoda di tahan, Tante Anggi menahanku untuk tetap tinggal di rumah mereka, ia butuh teman padahal ia sudah terbiasa hidup sendiri. Om Angga sering ke luar kota untuk urusan pekerjaan, Yoda lebih memilih tinggal di apartemennya, sementara Mbak Tika harus tinggal bersama suaminya. Ya, di saat sedang terpuruk seperti ini Tante Anggi memang butuh teman. Tante Anggi sangat terpukul karena Yoda. Dan kuarasa aku akan sangat jahat jika membiarkannya sendirian. Aku tidak akan bisa merasa lebih tenang karena itu.

"Aku senang akhirnya Yoda bisa bebas. Ia memang tidak bersalah. Apa-apaan para polisi itu menuduh anakku sembarangan," omel Tante Anggi sambil mengaduk adonan untuk membuat Roti Unyil.

"Iya, tante. Yoda memang nggak bersalah dan aku khawatir akan hal itu," jawabku.

Tante Anggi tiba-tiba menghentikan aktivitasnya, ia menoleh ke arahku. Keningnya berkerut namun bibirnya mengulas senyum. Tante Anggi masih terlihat cantik walau kini usianya sudah lebih dari setengah abad.

"Kau khawatir pada Yoda, Nak?"

"Tentu saja Haya khawatir, Tante. Yoda itu sahabat Haya dari kecil. Kebahagiaan Yoda adalah kebahagiaanku juga dan begitu sebaliknya." Sejenak aku menghentikan aktivitasku memotong kentang. "Aku sangat bahagia akhirnya bisa bertemu dengan Yodan dan tante sekeluarga setelah sekian tahun kita tidak bertemu lagi, Tante," imbuhku. Tante Anggi masih mempertahankan senyumnya padaku.

"Ah ... sebenarnya ini rahasia. Tapi harus kukatakan padamu." Tante Anggi menuangkan beberapa sendok tepung, sepertinya adonan yang dibuatnya masih terlalu encer.

"Ra-ha-sia ... Rahasia apa, Tante?" tanyaku setengah terbelalak.

Tante Anggi tertawa ringan sambil terus menguleni adonannya. Sesekali ia menoleh ke arahku dan tersenyum.

"Sebenarnya Yoda itu mengikuti perkembangan kabar tetangmu sejak dulu dari internet. Hampir semua tentangmu ia tahu. ia juga sering bertukar pesan dengan kakakmu, Bintang. Tentu saja untuk menanyakan kabarmu. Tapi entahlah mengapa anak itu tak pernah mencoba menyapamu sendiri."

Pernyataan Tante Anggi berhasil membuatku merasa aneh. Kenapa Yoda seperti itu padahal ia bisa saja menanyakan kabarku sendiri jika benar ia mengikuti kabar tentangku dari internet. Pasti ia juga mem-follow akun Instagramku. Aneh memang anak itu. sahabat macam apa yang enggan menyapa sahabatnya sendiri padahal ia mengikuti beberapa akun sosial media.

"Aku tahu itu semua karena Yoda selalu bercerita denganku, apapun yang terjadi padanya ia selalu bercerita padaku. Termasuk kegemarannya gonta-ganti pacar. Aku sebenarnya tidak suka dengan sifat Yoda yang satu itu."

Ya. Aku juga tidak suka mendengarnya. Apa-apaan Yoda memiliki sifat seperti itu? sangat berbanding terbalik dengan Yoda yang dulu. Yoda si cupu. Memang perubahan Yoda sangat mencengangkan. Ia menjadi percaya diri, berani dan ... ya ... tampan.

"Yoda ... gonta-ganti ... pacar, Tante?" tanyaku berpura-pura terkejut.

"Iya. Aku sampai hafal semua nama pacarnya ... oh ralat, semua mantan pacarnya. Angela, Amara, Alyce, Carmela, Erlina, Loretta ... dan masih banyak lagi. Dan ada satu gadis yang sering mengunjungi rumah inu meskipun Yoda sudah tidak berpacaran lagi dengannya. Namanya Yoana."

Apakah benar Yoda selaku itu sekarang? Banyak juga mantan pacarnya. Apa yang mereka lihat dari Yoda yang tukang tebar pesona. Aku berani bertaruh jika para gadis itu mengetahui betapa cengeng dan dekilnya Yoda dulu. Pasti para gadis itu akan serentak mejauhi Yoda.

"Dan sebenarnya ..." Tante Anggi menjeda ucapannya. Aku menunggu hingga satu menit. "Tate sudah bisa menebak kalau ia akan berhasil membawamu ke sini. You have to know, Haya. Yoda itu nggak pernah punya tugas liputan ke Granada, bahkan saat itu ia sedang mendapatkan cutinya."

"Maksud tante?"

"Yoda sengaja ingin menemuimu. Ia bahagia bukan kepalang saat mengetahui kamu ada di negeri ini dan akan ke Granada. Kamu meng-upload kegiatanmu di media sosialmu, bukan?"

Ya, aku memang mengunggah semua kegiatanku di medis sosial, termasuk lokasinya juga, aku memang seorang travel blogger, jadi itu yang harus kukerjakan.

Oh Yoda, ternyata. Tapi ia pandai sekali bersandiwara. Pantas saja ia tak terlalu seantusias aku saat mendengarkan penjelasan Javier tentang Istana Alhambra. Ia malah sibuk memotret, dan kurasa ia paling banyak mengabadikan diriku.

APA? Tunggu! Ia banyak mengabadikan fotoku?

"Bundaaaaaaa .... aku datang .....!" terdengar suara teriakan. "Bundaaa ... bundaaa ... bundaaa ...." suara itu semakin jelas terdengar. Aku dan Tante Anggi menoleh ke sebuah pintu yang menghubungkan antara dapur dan ruang makan. Kami mendapati Yoda terseyum kepada kami. Ha? Ini belum pukul 2 tapi Yoda sudah datang. Wait a moment. Aku menajamkan pengelihatanku. Di sampingnya Yoda ada seorang gadis cantik dengan tubuh yang ramping dan tinggi menjulang, hampir menyamai tinggi Yoda. Meski berdarah Indonesia tulen, Yoda memiliki perawakan seperti pria-pria Eropa pada umumnya. Aku tak menyangka Yoda tumbuh begitu baik. Padahal dulu tinggi tubuhnya tidak lebih tinggi dariku. Sementara sekarang tubuhku begitu mungil. Dunia ini terkadang memang tak adil.

Rambut cokelat gadis itu dibiarkan tergerai. Sangat cantik, aku seperti melihat seorang model Victoria's Secret. Gadis itu bergelayut manja di tangan kiri Yoda.

Yoda ... Yoda ... pasti itu pacar barunya. Atau mungkin itu Yoana? Kita lihat saja nanti. Pasti kami akan berkenalan.

Di Bawah Langit Granada (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang