Rena

505 95 8
                                    

Setelah responsi berakhir, langsung dilanjut ujian tulis. Untuk ujian tulis Roa merasa ngga perlu belajar sampai jam dua pagi lagi karena dia udah khatam semua textbook makulnya. Dan karena biasanya soal keluar dari apa yang udah diterangin dosen, dia tinggal baca catetan kuliahnya aja.

Ujian tulis berakhir setelah satu minggu. Karena tinggal nunggu nilai keluar, Roa memutuskan untuk pulang kerumahnya yang berjarak 1 jam dari apartemen. Tapi karena dia ngga ada teman Roa menghabiskan waktu dengan gluntang-gluntung doang di kamar dan kadang pindah ke ruang keluarga yang ada kasur lipatnya. Papah dan Mamahnya kerja sampai sore. Kakak pertamanya jarang pulang karena punya rumah sendiri, dan kakak keduanya kuliah di Inggris jadi di rumahpun Roa lebih sering sendirian.

Mau main teman-temannya juga jauh. Meski Roa kelihatan easy going, tapi nyatanya teman Roa hanya Jieqiong dan Eunwoo. Jieqiong pulang ke kotanya, sementara Eunwoo masih di apartemen sekarang dan keliatannya makin lengket ke Woozi. Heran Roa, kalau dua orang itu emang saling suka apa susahnya sih ngomong doang. Bertepuk sebelah tangan itu sakit elah...

Waktu memutuskan buat gluntungan lagi didepan TV setelah sarapan, ponselnya getar. Dia baca pesan yang tertera dan langsung tersenyum lebar.

Rena
Oy dimane lu? Gue lagi di indo nih

Roa
Sini ke rumah. Gue gabut seminggu ngga keluar rumah.

Rena
Njir ngapain lu ? Semedi?

Roa
Bacot! Buru sini elah

Kalau sahabat baiknya saat kuliah adalah Jieqiong dan Eunwoo, waktu SMA sahabatnya adalah Rena. Tapi Rena yang otaknya ngga kalah encer dibanding Roa memilih lanjut kuliah di Aussie jurusan psikologi. Sudah satu tahun lebih dia belum bertemu Rena. Roa kangen pake banget.

*

Besoknya, Rena main ke rumah Roa. Waktu mereka ketemu keduanya peluk-pelukan heboh dulu karena kangen berat.

"Eh Rena, Apa kabar Ren?"sambut Mamah Roa yang kebetulan sudah pulang kerja karena sekarang hari Juma'at.

Rena menyalami ibu sahabatnya sambil tersenyum. "Baik tante, tante apa kabar?"

"Baik, baik, Rena nginep disini kan?"

"Yaelah Mah, perlu ditanya. Itu tasnya dia udah kaya orang mau pindahan."Roa yang berdiri di samping Rena malah menjawab sambil nunjuk tas yang digendong Rena.

Mamah Roa hanya tersenyum lalu membiarkan Roa dan Rena masuk ke kamar Roa.

*

Roa langsung menghempaskan badannya ke atas kasur sementara Rena yang sedang meletakan barangnya disebelah lemari duduk di tepi tempat tidur.

"Heh jangan tiduran mulu. Nggak produktif amat sih hidup lu"

"Gue ngantuk tahu gara-gara harus jemput lu tadi siang,"

Rena bercedak. "Gimana mau nikah coba kalau kelakuan lu masih gitu."

"Jauh amat sih pikiran lu? Ngomongin nikah kayak udah punya pacar aja"Roa manyun.

Rena menyibakkan rambutnya, nyombong."Udah lah. Cantik gini masa nggak laku juga."

Roa langsung duduk. "Siapa cowok yang lu rusak masa depannya?"

Digeplaklah kepala Roa. "Anjir. Dia emang lebih muda dari gue tapi justru gue tuntun ke masa depan lebih cerah ya."

Rena badannya kecil tapi kalau nggeplak keras juga. Roa ngusap kepalanya sambil meringis. "Anak mana? Indo apa bule?"

"Gue masih suka produk dalam negri. Ntar deh kalau dia juga balik sini gue kenalin."

"Yah kok lu bisa punya pacar sih?"

"Lha emang lu ngga punya? Jangan-jangan dari SMA mantan lu cuma Minghao doang."

Roa ngangguk. "Dan sekarang gue masih lagi proses ngejar Hong Joshua."

Rena ngangguk-ngangguk ngga tertarik sampai dia sadar sesuatu. "Bentar. Hong Joshua yang dari SMA kita itu?"

Roa nganggguk.

"Yang kaya, ganteng, pinter tapi kelakuan bobrok?"

Roa ngangguk.

"Yang temen kakak lu itu?"

Roa lagi-lagi ngangguk.

"YA AMPUN DARI JAMAN KAPAN LU KAGAK BISA MOVE ON....."Rena histeris.

"Rena histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC~~

Red | Joshua X RoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang