Nostalgia

308 84 13
                                    

Roa ngelirik Joshua yang sekarang fokus nyetir. Cewek itu bingung antara mau ngajak ngobrol atau tetep diem-dieman. Nggak enak banget rasanya berduaan tapi dalam kondisi hening. Baru mau nyeplos sembarangan, Joshua manggil namanya lembut.

"Roa,,"

"Iya kak?"Roa hampir aja teriak karena kaget.

"Kamu sama Minghao akhirnya gimana?"

Roa melirik Joshua. Cowok itu masih natap lurus ke jalan. "Akhirnya temenan kak, Hehe."

"Dia.... bukannya dia suka sama kamu?"

"Ah itu..."Roa ketawa garing. "Kayaknya sih."

"Dia nembak kamu?"

"Nggak. Lagian kalau nembak juga gak akan aku terima untuk saat ini."

"Kenapa?"

"Masih ribet kak. Si ceweknya masih rempong. Nanti aku dicap PHO beneran. Padahal kan Minghao dulu yang awalnya ndeketin. Meski aku juga nggak nolak sih di awal. Dulu mikirnya siapa tahu kan gara-gara deket sama Minghao bisa move on dari kakak."Roa langsung mengatupkan mulut dan menepuk-nepuknya panik. Lha? Kok keceplosan gini sih? Kebiasaan ngebacot bareng Jieqiong dan Eunwoo nih.

Roa melirik Joshua yang masih dengan santainya nyetir sambil senyum.

"Kita dulu satu SMA ya?" Joshua memastikan.

"Hehe, Iya kak."

"Kan bener."gumam Joshua. "Aku lihat di instagram kamu pakai seragam SMA."

Mata Roa membelalak. Lihat di instagram? Joshua ngepoin Roa?

"Ternyata kamu adik kelasku waktu SMA. Kenapa dulu nggak bilang?"

"Hehe,, takut nggak dikenali kak. Soalnya dulu aku beda banget"Roa meringis. Dengan penampilannya dulu yang cupu abis dan sangat nggak menonjol, Roa yakin Joshua bakal lupa sama dia. Mana mungkin dia ingat anak cewek cupu yang dia anterin pulang pake taksi bertahun-tahun yang lalu? Mana habis itu mereka nggak pernah ngomong satu sama lain pula.

Joshua mengangguk-ngangguk lalu menatap Roa sekilas. "Kalau kamu adik kelasku pas SMA, harusnya kamu nggak suka sama aku."

Roa menaikan alis. "Kenapa emangnya?"

Joshua mencoba tertawa. "Masa laluku kan kelam."

"Ah... Karena kakak tukang berantem, tukang bolos, tapi gara-gara kekuasaan ayah kakak makanya nggak pernah kena sanksi?"Roa nyebutin semua dosa Joshua di masa lalu.

Joshua melirik Roa sebentar dan menghela nafas berat.

"Semua tindakan yang pernah kakak lakuin waktu SMA memang salah banget. Makannya masih sering diungkit-ungkit. Tapi itu masa lalu. Semua orang pernah ngelakuin kesalahan."

Joshua terlihat lesu."Aku merasa nggak adil waktu itu. Kalau aku juga salah kenapa aku nggak dihukum juga? Kenapa malah temen-temenku yang kena?"

Roa tahu persis apa yang diungkit Joshua sekarang. Dulu waktu Joshua kelas 3, ada tawuran yang memakan banyak korban. Joshua diduga jadi salah satu orang garis depan. Karena pelanggaran sudah melebihi batas kewajaran, harusnya Joshua dikeluarkan seperti beberapa anak lainnya. Hanya saja, Joshua aman. Karena kekuasaan ayahnya, Joshua bebas dan masih bisa sekolah.

Karena peristiwa itu, hampir semua orang di sekolah benci ke Joshua. Mereka menganggap Joshua menyalahgunakan kekuasan ayahnya. Andai saja orang-orang itu tahu kalau Joshua juga mengemis hukuman waktu itu. Mungkin gara-gara itu, Joshua tobat  bikin masalah meski imagenya sudah terlanjur rusak.

"Kakak nggak boleh ngungkit masa lalu teruam. Aku tahu kakak sebenernya orang baik."

"Aku orang baik?"

Roa mengangguk mantap. "Kalau kakak jahat, nggak mungkin bantuin orang yang nggak dikenal."

Lampu merah. Joshua memanfaatkan kesempatan itu untuk memandang Roa, menatap mata cewek itu dalam. Joshua tersentak sebentar, kemudian dia tersenyun lega. "Akhirnya aku ingat kapan pertama kali kita ketemu."

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued...

Red | Joshua X RoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang