Joshua terbangun dari tidur siang dan ngelihat Jonghyun udah tidur di sampingnya. Tadi Jonghyun bilang dia nggak akan tidur siang, mungkin karena capek bongar barang, itu anak malah ketiduran. Joshua ngambil HP yang ada di meja kecil samping tempat tidur buat ngecek jam. Sekarang masih jam 3 sore. Untung tidurnya nggak kebablasan. Dia juga nggak enak sama Ibunya Roa kalau harus nyetir malem-malem bawa anaknya.
Joshua keluar kamar bermaksud ngasih tahu Roa supaya siap-siap. Tapi ruang tengah depan kamar Jonghyun kosong melompong. Joshua ngintip dapur juga nggak ada orang. Kamar Roa ada di lantai dua, tapi dia nggak enak kalau langsung nyamperin kamarnya. Joshua jadi berdiri diem didepan kamar Jonghyun karena bingung. Saat itulah dia kepergok Mamah yang juga baru keluar dari kamarnya (Kamarnya sampingan sama Jonghyun).
" Gimana? Udah agak segeran Josh?"tanya Mamah ramah.
Joshua senyum semanis mungkin. "Sudah tante,, Ini niatnya saya mau ngasih tau Roa buat siap-siap. Takut kemaleman soalnya,,,"
"Udah, nginep aja ya?"bujuk Mamah.
Joshua meringis. "Makasih tante, tapi saya bener-bener harus pulang."
Mamah memasang wajah kecewa. "Padahal belum ngobrol banyak ya Josh,, tapi yaudah nggak papa. Kamu duduk dulu bentar. Kan baru bangun tidur, istilahnya apa itu? Ngumpulin nyawa ya? Sekalian itu, nungguin Roa ya Josh, anaknya tante suruh pergi sebentar beli gula."kata mamah cepat sambil jalan ke dapur.
Joshua menurut. Dia duduk di sofa ruang tengah.
Nggak berapa lama Mamah nyusul duduk sama Joshua sambil bawa baki isi dua teh dan satu piring kue.
"Repot-repot tante,,"Joshua ngerasa nggak enak.
"Malah tante yang direpotin. Jonghyun yang sebenernya bisa naik kereta atau bus malah jadi kamu anter. Pulangnya juga masih harus bawa Roa."
Joshua menggeleng. Dia jelas nggak merasa direpotin. Justru senang karena bisa mengantar sahabat lamanya pulang ke rumah. Dari sejak temenan sama Jonghyun, baru kali ini Joshua bisa ke rumahnya.
Mamah dan Joshua berakhir ngorol. Mamah nanya soal kesibukannya sekarang dan Joshua cerita panjang lebar tentang rencananya setelah lulus. Mamah juga banyak cerita tentang Jonghyun dan adiknya Roa. Waktu mereka sedang asyik ngobrol, pintu depan terdengar terbuka, disusul suara cempreng cewek.
"Mah! Aku pulang, ini gu...."Roa nggak nerusin kalimatnya karena dia malah kaget karena Joshua dan mamahnya, kompakan noleh ke arah Roa. "-lanya"lanjut Roa sebelum nyacir ke dapur.
Joshua nahan senyum ngeliat Roa yang salah tingkah.
Setelah selesai siap-siap, Joshua dan Roa pamit berangkat ke Mamah dan Jonghyun yang terpaksa dibangunin.
*
Joshua nyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Sekarang udah setengah perjalanan tapi dia dan Roa nggak banyak ngobrol. Beberapa kali malah saling tatap habis itu malingin muka sambil senyum canggung.
Diem-dieman terusRoa jadi frustasi sendiri. Dia kan niatnya ikutan pulang biar bisa modus. Kalau diem-dieman mulu mah jalan ditempat namanya. "Ehm... Kalau boleh tahu besok kakak ada acara apa?"Setelah mikir akhirnya dia nemuin topik buat dibicarain.
"Ah... itu.."Joshua ngelirk Roa yang sekarang sedang memandanginya. "Ngumpul aja sih sama anak-anak."
"Sama bang Woozi?"tebak Roa.
Joshua ngangguk. "Kenapa? Mau gantian ngajak aku pergi?"
Roa melotot kaget. "Hehe..."cewek itu ketawa garing. Belum juga meluncurkan jurus malah dia udah dibikin ambyar duluan sama Joshua.
Joshua berdehem."Hm... Roa..."cowok itu main-mainin jarinya di stir mobil, salah tingkah. "Kamu ada rencana dateng ke wisudaan nggak?"
Roa yang berusaha menyembunyikan keambyarannya mengangguk mantap."Jelas kak. Kan Bang Woozi nanti wisuda. Meski aku males banget ketemu itu orang, tapi Eunwoo pasti maksa aku ikutan."
Joshua mengusap belakang kepalanya gugup. "Bagus. Tapi maksudku..."cowok berwajah ganteng itu ngelirik Roa. "kamu nemuin aku."
Roa noleh ke arah Joshua dengan muka bingungnya. "Kakak mau aku temuin? Aku bawain bunga gitu?"
Joshua diem agak lama sebelum berkata lirih. "Nggak usah, harusnya aku yang bawain bunga. Em... Kamu cukup jadi pendamping"
Roa kedip-kedip bego. "Pendamping? "
Joshua mengulum bibir. Dia nonton film romance dipaksa Woozi, disituasi seperti ini biasanya si cowok bakal natap mata ceweknya dalem. Masalahnya sekarang dia di dalem mobil, nggak macet dan Joshua nggak mau anak orang celaka. Masih sambil natap ke depan dia ngomong."Kalau mulai hari ini, aku mau jagain kamu. Boleh?"
Roa mangap. Itu maksudnya nembak nggak sih? Roa nggak pernah diginiin. Dulu Minghao aja nembaknya pake catatan kaki di buku cetak punya Roa. Muka Roa bingung banget. Untung Joshua masih ngadep depan.
"Eh? Nggak mau?"Joshua ngelirik Roa panik.
Roa langsung mingkem.
"Anu... itu... maksudnya... itu bukan?" Roa nunduk malu sambil main-mainin jarinya.
Joshua melirik Roa salah tingkah. "Hm... Maksudnya itu...."
"Jadi... itu kan??"Roa masih memsatikan tapi nggak kuasa menyebut kata pacar.
Joshua natap Roa sebentar sambil ngangguk. "Iya, pacar."Muka Joshua udah merah banget kaya kepiting rebus.
"Eh? Iya kak."Roa ngangguk-ngangguk. Cewek itu ambyar tak berbekas. Meski dalam hati mah dia mikir, kenapa dia bisa ambar banget sama Joshua yang gini? Untung ganteng. Untung Keren. Untung Cinta.
~THE END~
Finally
Red aku selesain disini,,,
Untuk semua orang yang baca cerita ini, yang ngevote dan komen, terima kasih banyak...
Karena kalian aku semangat nyelesain cerita ini,,,
Aku juga minta maaf karena pernah hiatus lama banget karena harus nyelesain skripsi
Kemarin-kemarin juga agak down karena tiba-tiba dapat berita Pristin disband,,,
Meski pristin disband, aku akan tetep nulis ff yang lain tentang mereka dan tentu aja dengan cast seventeen,,,
Follow akun ini ya,,, biar kalian nggak ketinggalan cerita-ceritaku yang lain,,,,
See You....
KAMU SEDANG MEMBACA
Red | Joshua X Roa
Teen Fiction"Percintaan anak MIPA itu kelabu. Soalnya jumlah cewek sama cowok rasionya 3:1"( Roa) "Kalau alasan kamu suka saya karena saya baik, saya sarankan kamu berhenti sekarang"(Joshua) Cover by @xaraZH