Hari libur bersama

423 54 0
                                    

Yay update (^o^)//

“Ohayou kamarku” ucap Naruto membuka matanya, tak ada yang lain dan tak ada yang menemaninya selain guling lecek yang sempat disita nenek karena Naruto tidak mau mencucinya. That's lovey dovey kedua bau iler. “Guling, Ohayou” ucap Naruto sembari mengecupnya berkali-kali. Much. Much. Much. Eto dan- Istrinya ada di kamar sebelah. "Haah" hela Naruto dengan miris.

“Mandi.. oh mandi” Naruto bersenandung sembari membuka pintu, celana kolor dengan warna yang sudah hilang plus kaos sobek dimana-mana. Naruto persis gembel yang siap mangkal dipojokan stasiun kereta.

“Ohayou Naruto sensei” ucap Hinata dengan nada tak semangat.

“Ohayou Hinata sensei-UAAAAA!!!!” Naruto terjungkal kebelakang dengan wajah ketakutan, Syadako sedang menyamar menjadi Hinata.

“Tarik nafas yang dalam dan tenang Naruto” ucap Naruto menenangkan dirinya sendiri.

Itu Hinata sensei, istrinya sendiri. Diliriknya lagi dengan serius Hinata yang sedang duduk dengan kaki sebelah terlipat menyangga dagu.

Dia sangat berantakan. Kemeja tidurnya melorot ke samping. Rambutnya acak-acakan. Matanya sembab dengan ingus yang masih meler dari hidungnya. Kalau ini terjadi, biasanya Naruto baru saja menghadapi ujian kesetaraan guru yang diadakan 2 tahun sekali, tapi Hinatakan perawat sekolah?

“Hinata?” panggil Naruto, matanya fokus ke layar televisi, ada film yang sedang diputar disana.

‘kasus ini semakin membingungkan. Ah apa kau punya bukti baru?’ dialog dalam film membuat Naruto penasaran.

“Aku tahu itu adalah sebuah sendok! Katakan siapa pelakunya” gumam Hinata dengan wajah semakin serius.

‘Barang ini...’

“Itu adalah sebuah sendok!” tuding Hinata mulai tak tenang.

Klik. DHUAR! Televisinya meledak disusul asap hitam pekat membumbung dari arahnya.

“TVnya rusak!” teriak panik Naruto, segera saja dia mencari pemadam api dan menyemprotkannya. “Kenapa ini bisa terjadi?” tanya Naruto pada Hinata.

“Aku menontonnya semalaman, aku tidak mengerti kenapa harus dia, aku tidak tahu jalan ceritanya akan semembingungkan ini, aku menebak namun aku selalu salah, aku meneruskannya sampai akhir namun aku tidak tahu jawabannya. Aku ulangi. Ulangi lagi. Lagi. Lagi... aku tidak menemukan jawabannya” ucap Hinata bergumam pada dirinya sendiri.

“Hinata sadarkan dirimu!!!” ucap Naruto menguncang tubuh Hinata yang mulai kerasukan setan.

“Hihihi Kenapa?”

“Hinata sensei!” Naruto mulai panik dan segera mengambil segelas air, memberi jampi jampi alakadarnya yang entah mempan atau tidak pada Hinata, namun patut dicoba. Kemudian Naruto meminumnya dan bersiap.

“Naruto-kun sayang, nenekmu datang!” teriak Tsunade sembari menendang pintu, tangannya penuh dengan barang bawaan dan dia ingin segera masuk tanpa mau repot-repot memencet bell.

“BLU- Uhuk!” Naruto menelan air jampi yang bersiap menyembuhkan Hinata. Nenek tua itu, Bikin kesal saja! “Bunyikan bellnya kalau kau mau berkunjung!” teriak Naruto tak terima. Pintu rumah tersayangnya harus dia servis sekarang.

“Ahahaha gomen, gomen.” Ucap Tsunade sembari menjatuhkan barang bawaannya. Hampir sebagian besar isinya berjatuhan ke lantai.

Naruto syok bukan main, seisi penuh kantong belanja PAPRIKA! “Ne-nenek darimana kau mendapatkan paprika itu?” tanya Naruto. astaga padahal semalam dia sengaja membuang paprika yang tersisa di dalam lemari jauh dari rumahnya agar dia tak sarapan dengan buah terkutuk itu.

Couple Crack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang