Sakitnya Naruto-sensei

437 49 5
                                    

“Ohayou, Naru-sensei” sapa beberapa gadis dengan flying kiss dan  berlenggak lenggok memamerkan kaki jenjang dan tubuh setipis kertas.

Pagi-pagi begini siswa sudah ramai dikoridor, menyapa sensei ikemen nomor satu bersanding bersama Sasuke-sensei. Sayang eh sayang Naruto sensei hanya bergumam dan berlalu. Mereka seperti lalat pengganggu, tunggu lalat itu berkerumun ditempat kotor seperti sampah dan sejenisnya. Masa Naruto yang ikemen ini disamakan dengan sampah, mereka itu seperti semut yang sedang menggerubungi si gula manis, yakni-

“Kyaa! Sasuke sensei.” Teriak mereka. Baru juga Naruto lewat, dasar lemah. Namun oh memang ini tak boleh dilewatkan ketika usia remaja untuk menggilai para ikemen, mungkin saja ada yang  nyantol salah satunya, eh satu satunya ikemen yang tertinggal cuman Sasuke sensei.

“Ohayou, kalian sehat?” balas Sasuke, sebagai ikemen, dia harus semaksimal mungkin memanfaatkannya. Walaupun ada yang akan mengamuk nanti, Sasuke tidak bisa menghentikan pesonanya yang sedang merebak ini. Haha sayang sekali Naruto sensei itu tidak mahir mengendalikan wanita seperti dirinya,

“Naru-sensei Ohayou” sapa beberapa pengurus osis perempuan, ini mah udah cantik, sopan, pintar pula. Naruto suka yang seperti ini, namun dia mengunci rapat bibirnya agar tak tersenyum karena bahagia memiliki murid seperti mereka.

Sasuke tidak habis fikir, walau sudah tak menanggapi siswa perempuannya. Dia tetap saja disapa!

‘Pria misterius itu lebih disukai’ batin Naruto, mungkin. 

“Ah dia tidak tersenyum lagi,”

“Uhm..”

“Eh itu istrinya!” bisik beberapa orang “Ohayou Hinata-sensei” kemudian Hinata mendapatkan sapaan yang sehangat Naruto tadi. Maunya sih mereka benci si istri, tapi dia itu bak bidadari yang kepeleset jatuh. Agak pendiam dan malu-malu kucing tapi yang pasti-

‘Habis dia cantik sih’

‘Mau bagaimana lagi, kalau kita bully istrinya, emm senang sih bisa dimarahi Naruto sensei namun marahnya pasti bukan yang seperti biasa.’

‘Dia itu pendampingnya dewa pengamuk, apa sifatnya sama ya?’

‘Baru beberapa minggu sih, jadi ngak tahu sifatnya gimana’

“Ohayou” cicit Hinata, aduh apa dia juga harus disapa?  Hinata bukan tipe yang welcome soal begian. Memang sih dia ga pernah dibully semasa sekolah namun jadi pusat perhatian bersama ikemen-ikemen ganteng yang baru lewat, bisa bikin Hinata salting dan melakukan hal konyol.

“Ada apa dengannya? Apa ketularan Naru-sensei ya? Atau dia tidak senang menikah dengan Naru-sensei? Aku sih rela melakukan apapun demi menjadi istrinya.”

“Eh? Jangan ngomong sembarangan, kamu tahu kan kenapa Naru-sensei berubah? Kalau sampai Naru-sensei dengar dia bisa ngamuk, kalian tahu kemarin kelas sebelah-“

“Sedang menggosipkan aku?” ucap Naruto tiba-tiba muncul,

“N-Naru sensei!” barusankan dia sudah lewat jauh sekali? Bisa gawat kalau-.

“Ah kelas kalian jam terakhir ya? Mau lihat senyum sensei?”

“Mau?!” koor mereka semangat, kemudian mereka sadar, bukan senyum tulus nan manis yang dulu Naruto sensei tebarkan untuk sekarang, tapi seringai hehe yang mematikan mereka semua. “JA-JANGAN, tidak usah Naru-sensei.”

“Akan aku berikan secara iklas untuk hari ini,”

“Tidak apa-apa Naru-sensei”

“Kalau aku memaksa bagaimana?”

Couple Crack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang