“Apa benar ini sekolah dimana tempat Onee-sama mengajar?” tanya seorang pria, dibelakangnya berdiri 6 pengikutnya yang sama-sama mengenakan jas sekolah berlambang awan merah.
“Ya, Nagato.”
“Oh, ayo kita masuk untuk memberinya kejutan,”
Hatcih! Hinata memberikan tisu yang dia pegang pada Sakura yang pipinya kemerahan, “Terima kasih, sensei” ucapnya sembari menerima tisu yang diberikan Hinata.
“Kau demam dan flu, Sakura-chan” ucap Hinata cemas, “Sebaiknya kau istirahat dirumah saja” sarannya.
Sakura menggeleng, “Aku masih bisa-Hatcih” Oh sial, hari ini ada kelas Sasuke-sensei, mana bisa Sakura bolos. “Sensei~ berikan aku obat penyembuhnya!kalau tidak- kalau tidak- aku tidak bisa tenang jika aku mati kelak” ucap Sakura sembari menguncang Hinata,
“Kau tidak akan segera mati, Sakura-chan” jawab Hinata menenangkan.
“Pokoknya, aku harus sembuh sebelum kelas terakhir dimulai, ya- ya bibi Hinata” pinta Sakura menjadi.
“Hai Hai, akan aku berikan obatnya” ucap Hinata paham.
“Dan Sasori-kun, Maaf membuatmu menunggu” ucap Hinata melirik Sasori yang sudah berdiri sejak tadi, cukup lama jika kalian ingin tahu. “Apa kau kena flu juga, Sasori?” tanya Hinata melihat masker bertengger manis diwajah Sasori.
“Virus” ucap Sasori sembari mengeluarkan obat semprot.
“Virus?”
“Harus dibasmi” tambah Sasori sembari menyemprotkan obatnya kearah Sakura bekali-kali.
“Hah? Apaan sih kau ini?!” teriak Sakura marah,
“Sensei, berikan aku plester” ucap Sasori mengabaikan Sakura yang mencak-mencak namun tak punya kekuatan lebih untuk menghajar si merah menyebalkan ini. Pandangannya terasaa berputar-putar, oh astaga.
“Apa kau mudah sakit, Sasori-kun?” tanya Hinata sembari mencari plester di kotak obat.
“Hm”
“Ah, souka” komentar Hinata, tidak biasanya Sasori tidak banyak bicara. “Ini”
Sasori menatap lama plester itu, kemudian mengambilnya setelah disemprot cairan antiseptik.
“Hehehe” tanggap Hinata dengan sudut bibir berkedut, itu yang disebut kurang ajar bukan? Kok Hinata kesel ya menanggapinya?
“Hinata sensei, kendalikan dirimu” ucap Sakura sembari memegang kepalanya yang pening dan hidungnya yang meler.
“Nani? Aku baik-baik saja, aku sungguh baik-baik saja, namun kau tadi kesal bukan disemprot dan sebut virus, benarkan? Benarkan Sakura-chan?” jawab Hinata dalam sekali tarikan nafas.
“Tidak, tidak kesal ko. Cuman ehem, rasanya pengen nonjok wajahnya sampe babak belur!” ucap Sakura ikut terprovokasi oleh ucapan Hinata.
“Sebaiknya aku tidak masuk dulu sekarang” ucap Suigetsu melepaskan gagang pintu yang dipegangnya, dia juga tak luput dari semprotan antiseptik Sasori.
oOo
Bell istirahat berbunyi tanpa Hinata sadari, segera saja dia menutup buku tebal yang sedang dia baca dan memeriksa kondisi Sakura, “Demamnya sudah turun,” ucap Hinata. “Sakura-chan” panggilnya. “Apa kau ingin aku membawakan bekalmu?”
“Hmm aku bisa mengambilnya sendiri” jawab Sakura, sedikit membuka matanya yang terasa berat, “Sudah jam terakhirkah?”
“Belum, ini istirahat siang, tidak apa-apa kutinggal sebentar?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Crack!
FanfictionHari ini Tsunade senju menang undian puluhan juta yen. Ini tidak baik! Kemalangan akan menimpa keluarganya. Tunggu, dia hanya tinggal dengan cucunya, Uzumaki Naruto. Cucunya memang malang, sudah tua masih perjaka. Hahaha bikin author ketawa guling-g...