kenangan dan ulang tahun hanabi

314 47 10
                                    

Setelah penghantuan Hinata yang bikin kurang tidur, insomnia akut, BAB macet, akhirnya Naruto dapat dengan tenang meninggalkan dunia fana dan beristirahat di alam mimpi.

Mimpinya pun tak muluk-muluk, hanya duduk dikursi sembari mengelus bulu Kyuubi yang membuat gambar hati bermunculan dengan latar putih.

“Kyuubi~” elu Naruto. Lembut~ lembut~

“Na-Naruto-kun kenapa kau tak mengelusku?” tanya Hinata tiba-tiba saja muncul  dipangkuannya dan meletakkan kepalanya persis dimana Kyuubi berada tadi.

“Eh? Kenapa?” tanya Naruto bingung. Where is Kyuubi?

“Hmm kenapa  ya? Tapi-“ ucap Hinata menggantung.

“Tapi?”

“Kapan kau akan mengunjungi mertuamu, menantuku?” ucapnya berubah menjadi bariton suara khas laki-laki yang langsung membuat Naruto tenjengkang tanpa ba-bi-bu menjerit.

Gabrug! “Sial” umpat Naruto yang langsung berwajah masam. Kepalanya menyentuh lantai dengan posisi badan masih berada diatas tempat tidur. Mimpinya ko ya Kamisama, mengerikan.

Suara deringan telpon rumah menggema. Naruto segera bangun dan membuka pintu kamarnya. Kosong. Dimana Hinata?

“Ah tunggu sebentar!” teriak Hinata dari kamar mandi.

“Baiklah” jawab Naruto.

“Terima kasih, 5 menit lagi aku selesai” jawab Hinata.

Hampir saja Naruto terjengkang lagi, istrinya ko ya lucu banget. ‘Emangnya telpon ini loper koran?’ Batin Naruto sembari menggaruk perutnya dan mengangkat gagang telpon. “Moshi-moshi”

Hn.” Jawab suara disebrang sana.

Naruto langsung berdiri tegap, alarm bahaya langsung menggema dalam diri Naruto. Warning! Warning! Pertahanan! Artileri! Bersiap!. Tak salah lagi, tak dapat dipungkiri lagi, ini yang nelpon pasti MERTUANYA. “Oooootou-san, apa kabar?” ucap Naruto sembari membungkukkan badannya tak lupa mengelap iler yang terlanjur meninggalkan jejak. Rambutnya buru-buru disisir dengan tangan yang telah dipakaikan pomade alami. Cuih! Sruk! Beres.

‘Haduh’ keluh Naruto melihat pakaiannya yang kurang sopan. Cepat. Cepat. Mata Naruto mendelik pada jas yang tersampir diatas sofa. “Tu-tunggu sebentar Otou-san” ucap Naruto sembari menjangkau jasnya dengan kaki.

Hn

“A-ada apa, Otou-san pagi-pagi menelpon?” tanya Naruto memakai jasnya asal, padahal loh bagian luar sama bagian dalam kebalik. Udugudugudug, suara jantungnya berpacu, bisa ga om eh ayah mertua bilang hal lain selain ‘hn’ doang.

“Ayah… mengirim… ingin…”

“Ya?”

“Jangan menyela!” bentak Hiashi.

“Ha-hai” jawab Naruto dengan wajah pucat.

'Katakan, Otou-san mengirim surat undangan pesta ulang tahun Hanabi. Apa sudah sampai? Apa kakak akan datang hari ini?' Ucap suara anak kecil terdengar.

Ayah mengirim surat undangan pesta ulang tahun Hanabi. Apa kalian menerimanya? Apa kalian akan datang?” Ulang Hizashi dalam satu tarikan nafas, tanpa titik tanpa koma dan suara datar.

'Iya seperti itu!' Teriak senang Hanabi.

“Baik, kami akan datang” ucap Naruto. Dihafal. Dan diajari anaknya sendiri, sebegitu jarang bicarakah mertuanya ini?

“Ayah sudah mengatakannya, sekarang bagaimana menutupnya.?” Tanya Hizashi terdengar sampai ke telinga Naruto.

Sini-sini. Kakak?” kini Hanabi yang menguasai telpon tersebut.

Couple Crack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang