Ruang klub memasak sedang sibuk seperti hari-hari sebelumnya. Teriakan seperti panas, terlalu asin dan kau masak racun ya? terdengar dari setiap kompor.
“Ada masalah nih!!” ucap Rin dengan sengaja, suarannya bergema dan terdengar oleh seluruh klub memasak.
“Masalah apa Rin?” tanya Karin sembari mendekati Rin dengan sepiring sushi, “Mau Sushi?”
“Mau, eh jangan alihkan pembicaraan ya Karin!” ucap Rin galak namun tangannya tetap mencomot sebuah sushi.
“Dasar! tetep aja diambil” cibir Karin. “Masalah apa tadi?”
“Itu.. soal Naruto sensei dan Hinata sensei” jawab Rin dengan semangat.
Seketika ruangan klub langsung hening. Semua mata tertuju pada Rin. Kompor-kompor dimatikan dan makanan siap saji ditinggalkan, masalah Hinata sensei sangat menarik untuk dibahas saat ini. Sangat – sangat menarik.
“Kenapa dengan mereka?” tanya Chouji.
“Kau tahu, mereka itu hm gimana ya bilangnya” ucap Rin bingung, masalah pasangan ini kayana terlalu banyak, namun intinya. “Mereka ga ada romantis romantisnya!” tambahnya dengan nada kesal.
Wush.. angin dingin lewat, mereka memang tak terlihat seperti pasangan. Menyedihkan. Kasihan sekali Hinata sensei. Kalau ini terus dibiarkan apa yang akan terjadi? Ah selamanya mereka akan hidup tanpa cinta. C-I-N-T-A. Tak terbayang sedikitpun, bagaimana mereka hidup bersama dalam satu atap.
“Mereka terlihat seperti tuan dan pelayannya” celetuk seseorang. Dari hasil pengamatannya Hinata sensei tidak pernah langsung menatap mata Naruto sensei saat bicara.
“Mereka kadang seperti dua orang asing” celetuk Chouji ikutan. Tak sengaja hari itu dia melihat Hinata sensei berjalan ke arah Naruto sensei datang. Boro-boro menyapa, apalagi tersenyum hangat. Mereka lewat begitu saja seperti dua orang yang tak kenal.
“Masalah mereka itu adalah mereka kurang pengalaman dalam percintaan” ucap Sakura, ikut bergabung. Kepalanya mangut mangut. Masalah pamannya yang satu ini sangatlah berat.
“Apa?!!” Koor mereka dengan terkejut.
“Siapa kau?” tanya Rin kaget.
“Aku Sakura Haruno.” ucapnya sembari menyilangkan kedua telunjuk di pipinya. Niatnya sih sok imut biar mereka ga terlalu kaget. “Naruto itu pamanku”
“APA??!!” mereka sudah tahu itu namun tetap saja ada yang tidak tahu.
“Hehe aku akan sangat senang jika kalian mau membantu paman dan bibi baruku masuk kedalam suasana romantisme yang membuat hormon percintaan dalam diri mereka naik. Agar mereka bisa merasakan rasanya dimabuk cinta~” ucap Sakura puitis.
“Gadis ini sedikit..” bisik Karin pada Chouji.
“Aku tahu itu” balas Chouji berwajah jijik, dia mengatakan hal aneh dengan wajah mesum.
“Kalau begitu, aku tunggu hasil kerja kalian.. papay~”
“Kau tidak mau ikut?”
“Kau hanya ingin kami mendekatkan mereka kan?!”
“Kau memanfaatkan kami?!”
“Iya memang itu tujuanku! Ganbatte!!” teriak Sakura sembari berlari menjauh.
“Dia sama kejamnya dengan Naru-sensei dalam hal memanfaatkan orang lain” celetuk Suigetsu sembari lewat.
“Tolong jangan muncul kalau cuma mau lewat doang!!” umpat Rin.
“Jadi ada yang punya ide?” tanya Karin.
“Kenapa tak mengajak Naruto sensei ikut ke kemah kita akhir minggu ini?” usul Chouji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Crack!
Fiksi PenggemarHari ini Tsunade senju menang undian puluhan juta yen. Ini tidak baik! Kemalangan akan menimpa keluarganya. Tunggu, dia hanya tinggal dengan cucunya, Uzumaki Naruto. Cucunya memang malang, sudah tua masih perjaka. Hahaha bikin author ketawa guling-g...