“Popcorn! Popcorn! Ga enak kalau nonton ga sambil makan popcorn!” teriak seorang siswa melewati alas yang telah digelar, beberapa siswa sudah duduk manis dengan beberapa camilan. Membawa boneka kesayangan dan selimut tebal.
Api unggun sengaja dimatikan, agar Naruto dan Hinata sensei sulit melacak mereka, Karin mengambil ponselnya dan menyambungkan audio jack pengeras suara mini yang sudah dia siapkan diatas meja lipat.
“Yakin nih ga bakal mati?”
“Gimana kalau mereka sadar?”
“Ck ssst berisik! Aku dan Rin sudah memikirnya sejak tadi siang, candle light dinner itu ga bakal berhasil sama mereka berdua” ucap Karim, “Ini ponsel ultra hemat! Dan juga, aku sudah bawa banyak powerbank.” Tambahnya sembari mengeluarkan semua stok powerbank yang ada dalam tasnya.
Ada 5, tidak! Ada sekitar 15 powerbank. Ah ternyata dia niat sekali untuk rencana sekarang. Walaupun dia belum sempat upload upload kegiatan mereka seharian ini.
Dengan sekali klik, Karin menekan tombol play. GPS menunjukan titik merah tanda dimana sensei mereka berada.
“Sepi ya?”
“Apa ga rusak?”
“Cek sinyalnya donk, pake operator abal kali”
“Na-naruto sensei!” suara Hinata terdengar.
“!!??!?”
“Naruto sensei tunggu, sebaiknya kita berputar kembali” ucap Hinata, nafasnya hampir habis, mereka tak kunjung menemukan setidaknya kemah mereka.
“Kita sepertinya berjalan memutar sejak tadi” ucap Naruto berhenti membuat Hinata tak sengaja menabrak punggungnya,
Punggung Naruto sensei, basah! Dia pasti juga lelah hanya saja dia tidak bisa berhenti mencemaskan murid murid mereka yang tanpa pengawasan. Bagaimana kalau ada beruang? Serigala? Dan yang paling mengerikan, mereka diculik TERORIS?!
“Hinata sensei?” tanya Naruto menyorot Hinata yang terdiam sejak menabrak tubuhnya, apa keringatnya sangat bau ya? “Ua! Ada apa dengan ekspresimu itu? Apa kau sakit? Ingin... ingin..” duh Gimana bilangnya ya? apa dia ingin pup? Wajahnya pucat gitu. “Kau ingin p-“
“Tenang saja, Naruto sensei! Murid-murid kita pasti selamat! Iyakan?” ucap Hinata tak yakin, bagaimana ini? Hinata jadi ikut cemas.
‘Heh? Jadi dia mencemaskan murid-murid itu?’ batin Naruto. Naruto sih ga khawatir, dari tampang mereka bukan tipe pemberontak dan suka hal hal aneh seperti yang sering terjadi difilm-film. Ga mungkin banget deh pokonya. “Mereka akan baik-baik saja” ucap Naruto.
Bagaimana bisa Naruto sensei berbohong? Dia sekuat tenaga mencari jalan keluar dari hutan ini, “Sebaiknya kita cepat,” ajak Hinata.
Ada apa dengan Hinata sensei? Kalau seperti ini, bukan murid murid mereka yang celaka tapi sensei mereka sendiri yang celaka. “Sebaiknya kita istirahat sebentar” ucap Naruto menarik lengan baju Hinata. Dia harus ditenangkan dahulu.
Krik krik krik... hutan ini benar-benar sepi. Hinata mengigil merasakan tubuhnya diterpa angin malam.
“Sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri” ucap Naruto duduk dan mematikan senternya, kalau sampai habis, mereka tak bisa melewati bagian hutan yang rimbun. Cahaya bulan saja sudah cukup.
Hinata duduk tak jauh dari Naruto sensei, “Ah haus sekali” ucap Naruto mencoba mencairkan suasana yang nanggung ini.
“Maaf, aku tidak mempersiapkan bekal, kalau tahu akan tersesat...” ucap Hinata menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Crack!
FanfictionHari ini Tsunade senju menang undian puluhan juta yen. Ini tidak baik! Kemalangan akan menimpa keluarganya. Tunggu, dia hanya tinggal dengan cucunya, Uzumaki Naruto. Cucunya memang malang, sudah tua masih perjaka. Hahaha bikin author ketawa guling-g...