Couple Cracks 18
.
.
.
Yooo update yooo (^o^)// adakah yang menunggu fic koplak ini update? author sedang menyusun eh langkah menuju masa depan dengan dosen T..T doakan shanaz bisa lulus tahun ini dan yang nungguin fic bersambung yang lain dan sebagainya, gomen nasai! author fokus pada real life dulu ya.. (emot cium)
.
.
.
Rasanya kekesalan Hinata memuncak sebelum semua dapat dia prediksikan dengan sangat hati-hati. Ini gara-gara ini hiks.
"Sensei sampai jumpa!" teriak anak-anak sepak bola dengan penuh semangat mengisi salah satu minibus sewaan. Naruto masih berdiri disamping Hinata dengan mangut-mangut. Koper, alat mandi, peluit, absen, buku saku, kunci apartemen cadangan, takutnya Hinata pulang ke rumah orangtuanya. Oke sepertinya sudah semua dibawa.
"Siapa yang belum hadir?!" teriak Naruto.
"Lengkap pelatih!" teriak Kapten tim sepak bola. "Ditambah Sui!"
"Woi! Woi! Dimana anak itu bakalan nyelip?!" protes yang lainnya "Penuh woy!" teriak yang lainnya. "Suruh naik bis aja tu anak!"
"I'm coming!" teriak Suigetsu dengan mobil sedannya yang tentu saja disopiri oleh sopir profesional.
"WOH!!" balas anak-anak sepak bola penuh dengan kekaguman.
"Terima kasih tumpangannya paman" ucap Suigetsu dengan tangan dikepala, tubuhnya membungkuk berkali-kali. "Hehe maaf merepotkan" tambahnya sebelum mobil sedan itu melaju pergi meninggalkan Suigetsu. "Jadi dimana aku duduk?" tanya Suigetsu pada kapten tim.
Noob! "Sialan dia menipu kita!" teriak anak-anak mulai anarkis melempari tersangka dengan barang yang ada di mobil.
Meninggalkan kericuhan anak-anak, kembali pada Naruto dan Hinata yang hanya bisa menonton. "Itu... Suigetsu-kun kenapa ikut?" tanya Hinata heran.
"Dia seksi dokumentasi, sekalian penyusup dari klub pemandu sorak" ucap Naruto menepuk jidatnya, ini sudah tradisi sejak lama bahkan sebelum Naruto datang ke SMA ini. "Oke Hinata, aku berangkat dulu" ucap Naruto.
"EH?" tanggap Hinata, cuman gitu? Gak ada kecupan didahi, gak ada kata-kata gombal 'Sayang, aku akan menelponmu 60 kali dalam sehari, setiap menit, setiap detik aku akan menerormu dengan cintah' seperti itu.
"Kenapa?" tanya Naruto melihat ekspresi kecewa Hinata.
"Kissu" ucap Hinata hampir tak terdengar, psssst! Kepala Hinata langsung berasap. Tidak apa-apa itu hak Hinata kok. Tapi semenjak Ciuman itu, Hinata jadi menanti-nantikan Naruto melakukannya lagi dan lagi. Astaga, Hinata kau bukan remaja labil lagi! Dan ingat reader protes dichapter kemarin yang ini bukan T>K tapi lebih T>M. Gimana kalau anak SD yang baca? Gomennasai! Kalau bisa Author bakal masukin gendre Romance, humor, mature eh ecchi rate semi T>K>M
"CIEE!" teriak anak-anak diikuti siulan bersahut-sahutan.
"NGIRI NIH, PADAHAL KAMI GAK MINTA CIUM SAMA MAMA TADI SEBELUM BERANGKAT!" teriak kapten tim.
"Mati aja lo sono" teriak anak-anak marah, lagi-lagi melempari pelaku dengan barang yang ada dimobil. Orang minta diketcup sama pacar, ini sama mama. Lupa umur apa ini kapten?!
"Cium?" ulang Naruto setelah tawuran dibelakangnya berhenti dan mengulurkan tangannya, Hinata istri yang soleha ya?
Dengan nelangsa Hinata mengambil tangan Naruto dan mengecup punggung tangannya. Kamisama, ini juga sama sih, tapi dengan cara yang lebih sopan lagi. Duh peka dikit kenapa Naruto-kun, Hinata maunya didahi atau dibi-bibibib- jangan itu tidak baik untuk tontonan anak-anak. Dahi atau pipi aja cukup kok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Crack!
FanfictionHari ini Tsunade senju menang undian puluhan juta yen. Ini tidak baik! Kemalangan akan menimpa keluarganya. Tunggu, dia hanya tinggal dengan cucunya, Uzumaki Naruto. Cucunya memang malang, sudah tua masih perjaka. Hahaha bikin author ketawa guling-g...