Festival Bencana bagian 2-end

256 45 13
                                    

Suara jerit ketakutan terdengar seantero lorong, Shion tepatnya berlari dengan kalang kabut, dan dengan wajah kalut. Dibelakangnya, Naruto berlari layaknya lokomotif yang diisi penuh dengan batu bara.

“Kamisama, maafkan aku yang sudah tamak!” jerit batin Hinata, sungguh dia tak akan meminta cinta Naruto-kun lagi, dia akan melakukan apapun agar tak ketahuan.

Sementara itu rantai informasi segera sampai ke kelas 2-a. Rin segera melakukan kondisi Darurat NaruHina sensei. Ngehehe Sejak tadi dia sudah menahan seorang siswa yang pasti sanggup untuk melakukan apapun untuk keduanya.

“Kau adalah harapan kami” ucap Rin pada gadis dengan tampilan Shion lainnya. Kalo perlu dia bakal sujud sekarang juga.

Bibir gadis itu  menyeringai, “Oke, akan aku ambil bayarannya nanti”

Wajah Karin berubah kecut, lagi-lagi kelas mereka mendapat masalah gara-gara satu anggota hyperaktif yang sedang menatap wajahnya dengan nelangsa, “Akan aku awasi kau tahun depan” bisik Karin.

Rin tertunduk pasrah sembari mengangguk. Salahnya juga sih.

“Hinata-sensei sudah berbelok.” Ucap seorang siswa.

Hinata menatap gembira kelas 2-a,  beberapa anak melambai untuk membuat Hinata menambah kecepatan larinya, sementara anak lainnya menghambat Naruto-sensei  yang masih membara.

“Sensei, sensei” teriak mereka menyerbu Naruto.

“APA?! Minggir ini darurat!” teriak Naruto.

“Tapi kami lebih darurat?!”

GRR! “Nanti!” teriak Naruto dengan wajah Menakutkan dan langsung menerobos gerombolan anak didiknya.

Anak yang bertugas langsung menghubungi Rin. ‘Kami tak bisa menghentikannya!’ teriaknya.

“Kami sudah siap, terima kasih. Kau akan dikenang dalam benak 2-a selamanya” ucap Rin.

‘Sialan, aku belum mati!’

Klik.

Fikiran Naruto berkabut, penghinaan  yang diterimanya hari ini, tak bisa dia terima sepanjang karirnya. Siapa, siapa yang sudah menyamar menjadi asistennya? Dimana dia? Sembari berbelok  yang hampir saja Naruto menabrak segerombol pengunjung dengan tenaga banteng.

Shion Palsu masih berlari, Kali ini Naruto akan mengerahkan seluruh kekuatannya. Tungku batu baranya diisi maksimal, suara tutut memekik keras dan Naruto melesat dalam hitungan detik.

“Kau, akhirnya aku menangkapmu” ucap Naruto dengan cepat meraih seragam Shion.

“A-aku” ucap Shion terbata.

“Siapa kau?” tanya Naruto, “Kau bukan asistenku, ayo mengaku!”

“Kau fikir siapa yang berani memanggilmu seperti itu?” ucap Shion dengan nada santai, “Makanya kalau kerja itu fokus, sampe ga nyadar asisten sendiri bukan yang asli.”

“Kau?” ulang Naruto, Shion palsu ini memanggilnya ‘Kau’. “Kamu ternyata bukan siswa biasa ya?”

“Memang bukan, ayolah masa paman tidak kenal sama keponakannya sendiri” ucap Shion akhirnya melepaskkan wignya, pancaran warna bunga Sakura segera menyambut mata Naruto.

“Sa-sakura?” ucap Naruto tak percaya, oh shiet kalau mengingat kelakuan Sakura selama ini, dia bisa melakukan apapun.

“Apa kau mau menghancurkan pamanmu sendiri hah?” tanya Naruto, dia harus tetap marah. Menyalurkan kobaran api dari tungku batu baranya. Tunggu, sejenak akal pikirannya berjalan. “Bukan kau!” ucap Naruto.

Couple Crack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang