One Day Parents

313 45 17
                                    

Pagi telah tiba di apartemen Naruto, setelah membereskan kekacauan yang dihasilkan Nenek dan Jiraiya (mereka benar-benar datang ke apartemen dan berpesta, bukannya senang setelah libur- summer camp malah mereka merasa semakin lelah), Naruto dan Hinata langsung terlelap begitu saja. Naruto merentangkan otot tangannya yang terasa kaku.

KYUT! Eh kenyal? Naruto langsung tersadar, kali ini dia yakin tidur bareng Hinata, yang Naruto takutkan itu, Hinata memanggilnya mesum dan langsung menghajarnya tanpa ampun, matanya langsung melirik kemana arah tangannya meregang. Syukurlah Cuma menyentuh pipi batin Naruto lega.

"Hinata" panggil Naruto pelan sembari mencolek pipi Hinata, kok ya dia ketagihan.

"Hm"

"Jangan Hm, kau ingat akan pulang hari ini?" tanya Naruto masih dengan mencolek pipi Hinata,

"Sebentar lagi"

"Hinata, sa-sa-sa-sayang" bujuk Naruto lagi.

Hinata langsung menutup wajahnya yang memerah dengan cepat, kemudian berguling meninggalkan ranjang single bed Naruto dengan suara gedebuk dan dengan limbung berlari ke kamarnya setelah terhuyung menabrak pintu.

"Kau tidak apa-apa?" teriak Naruto agak terlambat, ya jedanya panjang sebelum dia sendiri masuk ke dalam selimut dan membuat dirinya tergulung selimut, teriakan senang Naruto langsung teredam selimut.

Hinata menghabiskan waktu hampir satu jam bersiap dan memasak makanan, kalau Naruto keluar dari kamarnya Hinata pasti akan lebih lama mendekam dikamar sembari meloncat-loncat layaknya kelinci karena terlalu bahagia. "Naruto-kun, sarapannya sudah siap" panggil Hinata sembari meletakkan gelas jus diatas meja.

Lama tak ada jawaban dan Naruto tak kunjung keluar, Hinata memutuskan untuk mengetuk pintu kamarnya. "Naruto-kun, aku sudah selesai menyiapkan sarapannya."

"Hmmmhmmm" jawab Naruto dari dalam kamar,

"Apa? Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Hinata lagi

"Hmmhmmmhmmm" lagi Naruto menjawab.

Mungkin Naruto malu karena ucapannya sendiri, jadi Hinata memakluminya juga "Baiklah, aku akan tinggalkan sarapannya diatas meja. Kalau begitu aku berangkat dulu." Ucap Hinata meninggalkan pintu kamar Naruto.

Oh ya, hari ini Hinata akan berkunjung ke rumahnya, sebenarnya dia hanya akan menjemput Hanabi yang ingin menghabiskan waktu dengannya akhir pekan ini. "Naruto pasti senang" gumam Hinata sembari membayangkan interaksi keduanya yang seperti ayah dan anak. "dua anak cukup mungkin ya untuk masa depan kami? Itu berarti kami harus pindah ke rumah yang lebih besar lagi." pipi Hinata langsung memerah membayangkan dua anak yang seperti Naruto.

oOo

"Naruto kau dirumah sayang?" teriak Tsunade setelah masuk apartemen Naruto, oh sudah beres ternyata. Hebat juga mereka bisa membereskannya hanya dalam satu malam, Tsunade terkagum kagum kemudian melempar tasnya ke atas sofa "Pintunya gak dikunciloh" tambahnya sembari melepaskan tali Jiraiya. Akhirnyaa setelah memaksa 2x, Jiraiya diizinkan masuk.

KYUT! KYUT! Tsunade langsung waspada pada suara aneh yang keluar dari kamar Naruto. Tangannya langsung meregangkan tali Jiraiya, berjaga-jaga kalau itu maling yang sedang merampok rumah cucunya, kali aja bisa dicambuk atau dicekik atau malah diikat gaya-gaya begituan, itu yang begitulah pokoknya."Ayo Jiraiya"

BRUK! suara benda jatuh membuat Tsunade bergerak cepat membuka pintu kamar Naruto. "Harta atau nyawa?" teriak Tsunade namun kemudian langsung terdiam dengan alis menukik, jadi siapa yang sebenarnya maling nih? Tentunya bukan diakan? Haha apalagi Jiraiya. "Salah, Menyerahlah perampok sialan!"

Couple Crack!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang