.
.
Author Note
selamat malam warga wattpad, fic ini lanjut lagi '-'// yay! kalau responnya baik, tinggal beberapa chapter lagi dah tamat T..T padahal lagi ngurusin kolab project lain dan NHFD tahun ini ngirim fanart ehh malah kek ffn bikin author note disini :V .. ah iya belom nanya
apa kabar? (Langsung Kabur)
PS. Ada bonus di akhir Fic :3
.
.
"Jadi bagaimana?" tanya Rin, deru angin pantai yang dingin sanggup membuat hidungnya sampai memerah.
Naruto diliputi aura hitam pekat dan langsung berlutut meminta ampun pada Rin, "Gomen nasai!" teriak Naruto. Huhuhu dia adalah contoh orang dewasa yang gagal dalam menghadapi ujian hidup yang sesungguhnya. Pernikahan.
"Haah" hela Rin dengan sengaja. "Aku menyerah! Aku menyerah!" tambahnya dengan nada kesal, kecewa akan dirinya sendiri. "Aku dan teman-teman akan mendoakan yang terbaik untuk sensei"
Naruto bangkit sembari menyeka sedikit ingus yang keluar dari hidungnya. Memang harusnya begitu, toh ini masalah Naruto dan Hinata, anak SMA tau apa tentang hubungan orang dewasa? Tapi "Terima kasih,"
"RINN!" teriak Obito dari tengah latihan, melompat lompat yang dibalas dengan lambaian dan kibasan pinggang dari Rin, dia sedang dipuncak cinta. BUK! Bola yang ditendang kakashi langsung menghantam Obito.
"Ah Obito!" "Makanya fokus, Oi dia pingsan!"
"Ka-ka-shi!" jerit Rin sembari mengeluarkan api, apa alasan sepupunya itu hobi menjahili pacarnya? "Oma-e wa-"
"Tcih" gumam Kakashi sembari meninggalkan lapangan, 100 langkah. 120 langkah. Dia tidak bermaksud menjahili Obito hanya saja wajahnya seperti minta dibully. Hanya dengan mendengar derap lari Rin, Kakashi segera menggerakkan kakinya secepat kilat,
"Sepatu!" teriak Rin membalik telapak tangannya dan entah darimana sebelah sepatu segera mendarat disana. Dia menghentikan langkahnya dan mengayunkan sepatu yang dia jamin bau sekali seperti seorang pelempar bola dan melemparkanya dengan target terkunci. KAKASHI,
BUK! GUBRAK!
"Strike!!!" teriak anak-anak sepak bola bersorak dan bertepuk tangan dengan senang hati melihat salah satu maskot penarik perempuan mereka tumbang oleh sepatu, rasanya seolah dendam mereka terbayar setiap kali Rin marah pada Sepupunya itu.
oOo
Naruto menaruh kompres diatas kepalanya, oh sial dia terlalu memusingkan anak-anak kurang ajar itu. Hinata sendiri sedang sibuk mengarahkan anak didiknya untuk menyiapkan makan malam.
"Bolehkah saya masuk tuan?" tanya seorang pelayan.
"ya silahkan"
"Hari ini ada festival tahunan untuk menyambut musim panas walau dingin sih. Kami menyiapkan pakaian yang akan anda kenakan jika ingin pergi kesana." Jelasnya dengan ramah sembari berlutut dan menyerahkan pakaian yang dia bawa pada Naruto.
"Terima Kasih."
"Sama-sama, selamat malam dan semoga anda dan istri anda bahagia." Balasnya sembari menyembunyikan senyum kecil yang tak mampu dia tahan, oh betapa irinya dia.
"Aku, a-pa hadiah yang layak untuk seorang istri" tanya Naruto tiba-tiba membuat pelayan itu tertegun.
"Ada kuil kecil yang menjual jimat keberuntugan, keturunan, dan kemakmuran."
"Bu-bukan yang seperti itu"
"Ah, anda bisa membeli itu! Katanya bisa tahan sampai 2 jam sih"
Naruto melongo cukup lebar, ah please deh kamisama dia cuman mau memberi Hinata barang dulu bukannya menyiksa Naruto yang ehem-ehem aja belom kelaksana, apa dia harus kencan dengan kursi taman? Ogah ihh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Crack!
FanfictionHari ini Tsunade senju menang undian puluhan juta yen. Ini tidak baik! Kemalangan akan menimpa keluarganya. Tunggu, dia hanya tinggal dengan cucunya, Uzumaki Naruto. Cucunya memang malang, sudah tua masih perjaka. Hahaha bikin author ketawa guling-g...