Sementara itu dikediaman yong do, myunghee terlihat memegang pedang kayu
" hiaaakkkk !!!" yong do menyerangnya sekali pukulan pedang kayu myunghee terlempar
" aahh... sekali lagi " myunghee terlihat kelelahan, ia mengambil pedang kayunya dengan sisa kekuatannya
" mama... istirahatlah sebentar " kata haerim yang cemas melihat myunghee yang tak mau menyerah dan terus berusaha
" haah... benar " yong do mengusap keningnya " berhentilah saja... kau tidak akan bisa "
" jangan pernah meremehkanku !!" myunghee kesal diserangnya yong do
*****
Dayang kim mengendap memasuki ruang penyimpanan obat istana, dibukanya sebuah ruangan yang berisi bahan – bahan obat – obatan herbal, di tolehkannya kepalanya kekanan dan kekiri sebelum akhirnya dikeluarkannya sebuah kantong sedang dari balik dangui – nya
Dibukanya kantong itu dan nampaklah jamur – jamur hitam disana, diambilnya jamur hitam didalam kotak itu dan digantinya dengan jamur hitam yang dibawanya
" gungjo – mama.... Bertahanlah sebentar lagi.... Bertahanlah gungjo – mama " gumam dayang kim seraya menatap kumpulan jamur hitam tersebut
Ia kemudian keluar dari ruang penyimpanan obat, aksinya ini diam – diam diketahui tabib han, tapi tabib tua itu nampaknya memilih untuk tutup mulut dan membiarkan aksi dayang kim tersebut
*****
Myunghee kembali keistana menjelang sore hari, ia terlihat begitu lelah dan kacau
" aaaa... itu sakit dayang kim " myunghee mengerang ketika dayang kim membantu memandikannya
" aiggoo mama... apa saja yang anda lakukan ? kenapa tubuh anda lebam seperti ini ?" dayang kim cemas
" aaaahh... aku terlalu asyik bermain dengan haerim hingga tak tahu kondisi diri " elak myunghee
" animida mama.... Ini tidak bisa dibiarkan, sehari saja hamba tidak mengawasi anda dan tubuh anda penuh lebam begini, saya akan menegur haerim nanti"
" aaa... jangan dayang kim jangan.... Haerim pasti juga sakit, sebaiknya kita lupakan ini dan bantu gosok punggungku lagi" kata myunghee
Dayang kim sepertinya tidak " sreeekkk " dengan pemikiran sang putri, tapi kemudian ia pasrah
" haah.. baiklah mama...." Diambilnya lagi kain tersebut dan digosoknya perlahan punggung sang putri
Selesai mandi dayang kim membawakannya obatnya, seharian myunghee tak meminumnya
" apa... obat ini bau lagi ? aku tidak bisa meminumnya " myunghee berusaha menghindari obat tersebut, gadis itu juga menyadari jika diam – diam kondisinya semakin parah
" tidak yang mulia, obat ini tidak berbau menyengat lagi, hamba meminta tabib untuk menambahkan ramuan lain penghilang baunya "
" ini pasti sangat pahit " myunghee mengernyitkan keningnya
" hamba sudah menyiapkan air madu"
Myunghee tak bisa menghindar lagi, ia mengangkat mangkuk porselin tersebut dan meminum cairan coklat pekat didalamnya, ia meminumnya dengan setengah hati
" apa mereka menambahkan ramuan lain lagi pada obatku ?" Tanya myunghee seraya menyeka mulutnya dengan sapu tangan
" yee mama... tabib istana menambahkan gingseng liar gunung untuk menjaga imunitas anda tetap bugar " jawab dayang kim seraya merapikan mangkuk – mangkuk obat sang putri

KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Luck [TAMAT]
Historical Fiction" kau kesal bukan... jika begitu.. bunuhlah nenekmu ini.. gungjo " takdir sungguh tak memihaknya, gadis itu hidup dalam ketakutannya membuatnya menjadi gadis pengecut putri myunghee hidup di istana yang seperti penjara baginya, keluarganya di bantai...