Bagian 24

1.2K 58 0
                                        

Sementara itu dikediaman yong do, myunghee terlihat memegang pedang kayu

" hiaaakkkk !!!" yong do menyerangnya sekali pukulan pedang kayu myunghee terlempar

" aahh... sekali lagi " myunghee terlihat kelelahan, ia mengambil pedang kayunya dengan sisa kekuatannya

" mama... istirahatlah sebentar " kata haerim yang cemas melihat myunghee yang tak mau menyerah dan terus berusaha

" haah... benar " yong do mengusap keningnya " berhentilah saja... kau tidak akan bisa "

" jangan pernah meremehkanku !!" myunghee kesal diserangnya yong do

*****

Dayang kim mengendap memasuki ruang penyimpanan obat istana, dibukanya sebuah ruangan yang berisi bahan – bahan obat – obatan herbal, di tolehkannya kepalanya kekanan dan kekiri sebelum akhirnya dikeluarkannya sebuah kantong sedang dari balik dangui – nya

Dibukanya kantong itu dan nampaklah jamur – jamur hitam disana, diambilnya jamur hitam didalam kotak itu dan digantinya dengan jamur hitam yang dibawanya

" gungjo – mama.... Bertahanlah sebentar lagi.... Bertahanlah gungjo – mama " gumam dayang kim seraya menatap kumpulan jamur hitam tersebut

Ia kemudian keluar dari ruang penyimpanan obat, aksinya ini diam – diam diketahui tabib han, tapi tabib tua itu nampaknya memilih untuk tutup mulut dan membiarkan aksi dayang kim tersebut

*****

Myunghee kembali keistana menjelang sore hari, ia terlihat begitu lelah dan kacau

" aaaa... itu sakit dayang kim " myunghee mengerang ketika dayang kim membantu memandikannya

" aiggoo mama... apa saja yang anda lakukan ? kenapa tubuh anda lebam seperti ini ?" dayang kim cemas

" aaaahh... aku terlalu asyik bermain dengan haerim hingga tak tahu kondisi diri " elak myunghee

" animida mama.... Ini tidak bisa dibiarkan, sehari saja hamba tidak mengawasi anda dan tubuh anda penuh lebam begini, saya akan menegur haerim nanti"

" aaa... jangan dayang kim jangan.... Haerim pasti juga sakit, sebaiknya kita lupakan ini dan bantu gosok punggungku lagi" kata myunghee

Dayang kim sepertinya tidak " sreeekkk " dengan pemikiran sang putri, tapi kemudian ia pasrah

" haah.. baiklah mama...." Diambilnya lagi kain tersebut dan digosoknya perlahan punggung sang putri

Selesai mandi dayang kim membawakannya obatnya, seharian myunghee tak meminumnya

" apa... obat ini bau lagi ? aku tidak bisa meminumnya " myunghee berusaha menghindari obat tersebut, gadis itu juga menyadari jika diam – diam kondisinya semakin parah

" tidak yang mulia, obat ini tidak berbau menyengat lagi, hamba meminta tabib untuk menambahkan ramuan lain penghilang baunya "

" ini pasti sangat pahit " myunghee mengernyitkan keningnya

" hamba sudah menyiapkan air madu"

Myunghee tak bisa menghindar lagi, ia mengangkat mangkuk porselin tersebut dan meminum cairan coklat pekat didalamnya, ia meminumnya dengan setengah hati

" apa mereka menambahkan ramuan lain lagi pada obatku ?" Tanya myunghee seraya menyeka mulutnya dengan sapu tangan

" yee mama... tabib istana menambahkan gingseng liar gunung untuk menjaga imunitas anda tetap bugar " jawab dayang kim seraya merapikan mangkuk – mangkuk obat sang putri

The Precious Luck [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang