Bagian 30

3.6K 141 12
                                    

       

Benar saja, myunghee dan pasukannya sudah bersiap, myunghee berdo'a didepan altar kedua orang tuanya

" aku akan berusaha ayah.. ibu... do'akan aku " myunghee menatap kedua altar orang tuanya dengan mata berkca – kaca

Ia kemudian berdiri dan berbalik, matanya menunjukkan sorot yang tajam

" ayo berangkat !!!!"

Pasukan myunghee berangkat menuju istana dengan tekat yang luar biasa, mereka menyusup melewati pagar istana, sekali lagi hari ini... akan menjadi malam berdarah bagi istana

Myunghee mengendap, memasuki istana dengan penuh kesiagaan, tiba – tiba jeritan terdengar, seorang pengawal istana terkena panah, maka itulah saatnya perang dimulai

" DISANA !!!!" seorang prajurit istana memergokinya, myunghee berbalik dan segera mengayunkan kedua pedangnya

Perang dimulai, diistana raja, raja dan sang kasim juga sudah mulai bergerak, raja mulai menebas satu persatu prajurit milik ibu suri, ratu dan pangeran mahkota sudah terlebih dahulu diusingkan ketempat yang lebih aman

Yong do terlihat duduk dengan hikmat, dia membuka matanya perlahan, perang sudah dimulai, diraihnya pedang disampingnya dan iapun segera berdiri, dibukanya pintu dan segera di serangnya satu persatu musuh, si ahli pedang ini tak butuh waktu lama untuk membasmi para musuhnya

Disisi lain myunghee terlihat kesulitan, baju putihnya sudah mulai ternoda oleh darah dan lengannya pun sudah mulai terluka, namun ia masih berjuang dengan tekat luar biasa untuk menghabisi para musuh demi kebebasannya dan kebebasan keluarganya

" ini belum berakhir !!!!!" myunghee berteriak, mendorong para prajurit yang memojokkannya dengan kedua pedangnya

" haah... haah... haaah.... " myunghee terengah

" mama anda baik – baik saja ?" haerim datang untuk membantunya

Myunghee mengangguk cepat " aku baik – baik saja... ayo "

Tujuan terakhir mereka adalah istana ibu suri namun myunghee selalu terhalangi, hingga menghabiskan tenaganya

" myunghee pergilah...!!! " raja datang membantu myunghee

" paman..."

" paman akan menghadapinya, cepat pergi !!!"

" emm... terima kasih paman " myunghee bergegas keistana ibu suri, ia berlari dengan kedua pedang berlumuran darah

Diistanya ibu suri terlihat begitu santai, ia masih bisa menghirup cerutunya dengan tenang dan menyeruput teh hangatnya dengan santai, padahal diluar suara pedang beradu dan bau anyir darah menyeruak namun seolah ia tak merasakannya

Disampingnya sang putra menjaganya dengan wajah yang tegang, ia mendengar bahwa pasukan mereka terpukul mundur

" ibu..."

" diamlah anakku... semuanya akan baik – baik saja " kata ibu suri dengan wajah tenang

Namun sang putra masih tak bisa tenang dan merasa cemas

Ibu suri mulai mengeluarkan keringat dingin, ia merasa tubuhnya melemah namun masih bersikap baik – baik saja

*****

Myunghee tiba diistana ibu suri, langkahnya terhenti ketika dilihatnya yong do berdiri disana bersiap dengan pedangnya

" akhirnya anda datang yang mulia, anda terlalu lama " kata yong do santai

Myunghee tak membalas, namun ia mulai menyiapkan kedua pedangnya yang penuh dengan darah

" kau akan mati... pengkhianat " ujarnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Precious Luck [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang