Bagian 22

1.9K 134 8
                                    

Keesokan paginya, fajar belum menyingsing sebuah gerakan mengendap memasuki dapur istana, para dayang sudah terlihat sibuk pagi itu untuk menyiapkan sarapan

" dayang song haerim " dayang kim memanggilnya

Haerim menoleh " kim sanggong " haerim terkejut ia meletakkan nampan yang dibawanya dan menghampiri dayang kim

Mereka berbicara disebuah lorong istana yang sepi, dayang kim tengah mengatakan sesuatu dengan lirih pada haerim, ekspresinya terlihat serius begitu pula dengan haerim yang mendengarkan dengan seksama, tiba – tiba ekspresi terkejut haerim terlihat ketika dayang kim membisikkan sesuatu ditelinganya

" nyonya itu..."

" lakukan saja... ini hanya untuk mengulur waktu, demi gungjo – mama "

Haerim terdiam, ia menatap dayang kim kemudian " yee nyonya... akan saya lakukan... demi gungjo – mama "

Dayang kim tersenyum " baiklah... tetap awasi gungjo mama, aku akan melaporkan semuanya pada ibu suri "

" yee.. nyonya "

Dayang kim bergegas pergi setelah memberikan sebuah kantong pada haerim, haerim melihat kantong tersebut, digenggamnya kantong itu dan diteguhkannya hatinya

*****

Myunghee terbangun dari tidurnya, begitu membuka mata dirabanya dadanya, getaran didadanya semalam sudah tak lagi dirasakannya

" ooo..." getaran itu datang ketika diingatnya lagi yong do " haah.. apa ini " gumamnya

" mama... apa anda sudah bangun ?" suara dayang kim terdengar dari luar

Myunghee hanya memalingkan wajahnya tanpa menjawabnya

" mama..."

" eemm... aku sudah bangun " myunghee menjawab seraya bangun dari tidurnya

Dayang kim segera masuk seraya membawa perlengkapan sang putri,

" apa ini ? apa aka nada acara hari ini ?" Tanya myunghee melihat sebuah hanbok indah dihadapannya

" yee mama... apa anda lupa... hari ini, hari ulang tahun pangeran mahkota, hamba sudah memberitahu anda kemarin agar anda bersiap " dayang kim menjelaskan

" yee ? tidak... kau tidak memberitahuku dayang kim "

" mama... anda pasti lupa " dayang kim menatap myunghee kasihan

Myunghee memegangi kepalanya, tidak mungkin ia lupa akan sesuatu, ia mencoba mengingatnya hingga kepalanya terasa berdenyut , apakah... efek obat yang diminumnya mulai menunjukkan efek samping kembali ?

Myunghee keluar dari istananya dan terlihat sangat cantik, ia masih binggung dengan semuanya, ia merasa apa kini ingatakannya mulai berkurang setelah efek lain yang muncul

" gungjo – mama disini !!!!" pengawal mengabarkan

Putri masuk kedalam tempat acaranya, ia menghadap raja, ratu dan ibu suri, gadis itu memberi hormat kemudian duduk ditempatnya, wajah ayunya tak menunjukkan kebahagian sedikitpun, terlihat sangat jelas bahwa ia tengah muram hari ini

" ada apa dengan wajah cantikmu itu gungjo... langit begitu cerah, acara begitu meriah dan wajahmu itu... kau mau membuat keponakanmu sedih ?" ibu suri menyindirnya

" animida halma – mama... sonyeo – neun..." myunghee menghentikan ucapannya sejenak kemudian mengangkat kepalanya menatap ibu suri " hamba... merasa kurang, hamba... masih ingin terlelap dan dayang kim dengan lancangnya membangunkan hamba yang mulia"

Ibu suri tersenyum, gadis itu berbicara dengan menatapnya dalam , mata itu... mata itu bukanlah mata myunghee yang dulu

" aaa jadi begitu... lalu... kenapa kau tidak kembali keistanamu untuk beristirahat ?"

" yang mulia... gaun ini terlihat sangat indah... akan sayang, jika disia – siakan " myunghee mulai bermain kata – kata ia meniru intonasi ibu suri

Hahahahahahahahaha tawa ibu suri pecah " bagus gungjo... kau sangat pintar " ucap ibu suri

Gadis itu tersenyum, sambil menundukkan sedikit kepalanya, ratu yang diam – diam juga memperhatikan mereka berdua tersenyum, putri yang dulu diragukannya terlihat lebih hidup sekarang

" pertahankan gungjo " batin ratu

Ibu suri sepertinya kesal, ia mengangkat cangkir tehnya dengan mencengkramnya

Putri memasukkan tangannya, tangannya terlihat masih gemetar tapi ia berusaha untuk menyembunyikannya

Dari jauh yong do melihat hal itu, ia mengamati gadis itu dengan seksama

" apa yang harus hamba lakukan yang mulia " gumamnya

Gadis itu sudah sangat menderita dimatanya, membuatnya berusaha untuk menekan emosinya bertindak lebih jauh lagi

Putri bermain putra mahkota keponakannya, gadis itu terlihat riang menimang sang keponakan

" apa kau baik – baik saja putri ? bagaimana kondisimu ?" Tanya ratu

Putri memangku keponakannya dan menatap ratu " hamba baik – baik saja yang mulia, hamba merasa tubuh hamba kuat "

" baguslah... aku akan berusaha mencarikanmu obat penangkalnya gungjo...."

" mama " putri memotong ucapan ratu " itu tidak ada gunanya sekarang, obat itu... hamba sudah meminumnya bertahun – tahun lamanya, tubuh hamba sudah menyerap sampai keakarnya, hamba.... Akan bertahan bagaimanapun caranya hamba akan bertahan "

Ratu menatap kasihan pada gadis muda itu, senyumnya kemudian melengkung " baiklah... bertahanlah sebentar lagi hingga semuanya siap "

Myunghee tersenyum, putri tahu sebenarnya ratu hanya memanfaatkannya saja, diam – diam putri juga mempunyai informan yang menyelidiki, ia sebenarnya tak ingin bergantung pada siapapun namun mau tidak mau ia harus mengakui jika ratu berperan banyak untuk membantunya , gadis itu hanya mengikuti permainan saja untuk sementara sebelu akhirnya ia mulai melakukan aksinya sendiri

*****

Myunghee kini berada diistananya, ia menghela nafas dan memandang lurus kedepan

" mama..." suara dayang kim membuat senyumnya melebar " tuan choi disini "

" masuklah "

Pintu geser dibuka dan muncullah sosok paman myunghee disana, sang paman memberinya hormat kemudian duduk didepan myunghee

" paman apa kabar, pasti merepotkan meminta paman terus datang keistana" myunghee menatap sang paman ramah

" animida mama.... Sangat senang rasanya bisa membantu, bukankah itu yang dinamakan keluarga ?"

" yee... keluarga "

Dayang kim terlihat diam, namun dalam diamnya wanita paruh baya itu begitu memperhatikan sang putri dan pamannya dengan seksama

" apa mama serius dengan yang anda katakan ?" Tanya sang paman, mereka mulai berbicara dengan serius

" tentu saja paman, aku tidak bisa mempercayai siapapun disini, aku bahkan tidak mempercayai paman, maupun haaaah " myunghee menghela nafas sejenak " dayang pengasuhku sendiri "

Myunghee menyinggung dayang kim, namun dayang itu terlihat begitu tenang

" ratu merencanakan untuk membantu anda yang mulia "

" benar, ratu akan membantu namun kemudian akan membunuhku... itu... apa biasanya kita menyebutkan... memanfaatkan, aku baik – baik saja dengan itu semua namun... rencana itu sudah meleset dari rencana awal jadi kupikir paman, aku akan bergerak sendiri, tapi... ini rahasia "

" gungjo – mama "

" paman... aku.. akan membalaskan dendamku ini dengan tanganku dan aku akan pergi dengan tenang menemui keluargaku "

" mama " sang paman terkejut,

Myunghee hanya tersenyum, ia tahu mungkin waktunya tak akan banyak lagi, 

The Precious Luck [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang