Di kediamannya ratu bertanya pada mata - matanya tentang perkembangan sang putri, wanita itu mengatakan jika sang putri terlihat canggung dan gugup, berada di luar istana
" Haah.. Ini akan lebih sulit dari yang kuduga" gumamnya "
Ratu nampak memajukan baduknya kemudian menghela nafas dan memandang kearah langit
" dewa harus membantuku.... Pertaruhan ini... harus aku yang memenangkannya"
***
Sementara itu di kediaman ibu suri, ibu suri nampak tertawa terbahak
" Aku sudah mengira jika akan seperti ini, gadis itu bagai sapi yang di cucuk hidungnya, tidak akan berani berbuat banyak, haaah.. Bagaimana ini.. aku sepertinya harus segera mencari permaisuri baru " ibu suri begitu percaya diri dengan pertaruhannya
Ia sempat sedikit cemas melihat putri yang berani meninggikan intonasi suaranya ketika meminta menghentikan pemberian obat tersebut tapi melihat situasinya sepertinya ibu suri tidak perlu cemas lagi
" Bagus... Biarkan saja pion ratu itu maju nanti.. Tahan pion kita dan lihat situasinya, kita sepertinya bisa bersantai lebih lama "
Ratu menghisap cerutu dari pipa panjangnya kemudian menghembuskannya, asap putih mengebul dari mulutnya yang tajam
***
Hari ini, seseorang yang sudah kita kenal nampak masuk kedalam istana, dengan angkuhnya ia membenahi baju merah prajuritnya dan membenahi topi yang bersarang dikepalanya, nampak gagah memang, begitulah yong do menyamar
Masuk istana, mengawasi sang putri dan mungkin membantunya, ataupun malah membunuhnya nantinya, bagaimanapun juga, yong do dan kelompoknya hanyalah orang suruhan saja, mereka hanyalah eksekutor terakhir
****
Pagi ini sang putri nampak belajar dipavilliun istana bersama dayang kim, putri belajar menatap mata seseorang ketika berbicara
" ahh.. kita coba lagi " sang putri memalingkan wajahnya " ini tidak benar "
" mama... anda hanya harus terbiasa dari pandangan mata anda bisa memahami semuanya, mengancam bahkan mempermainkannya "
" ini terlalu sulit kim sanggong... tapi aku akan terus berusaha... lakukan "
Dayang kim menatap mata sang putri dengan tajam, tatapan mata kosong sang putri perlahan berubah, lalu tiba – tiba dayang kim terkesiap ketika melihat tatapan putri yang seperti menusuknya
" mama " dayang kim memalingkan pandangannya
" ada apa ?" sang putri tak mengerti dayang kim tiba – tiba beralih
" apa yang anda pikirkan tadi mama... pandangan anda begitu terlihat marah?"
" halma – mama... aku memikirkannya "
Dayang kim terdiam sejenak " mama... mungkin ini tidak benar tapi kebencian dan rasa dendam anda... itu akan menjadi kekuatan tersendiri bagi anda nantinya "
" eemm... aku ingin sekali membalaskan semua dendamku... membuat keluargaku tenang"
" mama " dayang kim menatap sang putri,
*****
Malam harinya dayang kim nampak menghadap sang ibu suri
" jadi... dia sudah mulai berubah ?" ibu suri meletakkan cerutunya
" daebi – mama.... Hamba..."
" dayang kim... apa kau berencana membantu putri tanpa sepengetahuanku? Ingatlah tentang keluargamu... kau begitu sayang dengan mereka bukan "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Luck [TAMAT]
Fiksi Sejarah" kau kesal bukan... jika begitu.. bunuhlah nenekmu ini.. gungjo " takdir sungguh tak memihaknya, gadis itu hidup dalam ketakutannya membuatnya menjadi gadis pengecut putri myunghee hidup di istana yang seperti penjara baginya, keluarganya di bantai...