Bagian 25

1.1K 54 1
                                    

Sementara itu diistana ibu suri, ratu terlihat tengah minum teh bersama ibu suri, wajah santai mereka menyebarkan bau ketegangan

" jadi... sampai dimana myunghee merepotkanmu ?" Tanya ibu suri seraya meletakkan minumannya

" heeh... merepotkan ? yang mulia, gungjo sama sekali tidak merepotkan, hamba berterima kasih pada anda karena membantunya juga "

" aku.. membantunya ? hahahahahahhaha " ibu suri tertawa " apa maksudmu aku membantunya "

" mama – neun... selalu membiarkannya lolos keluar istana, anda juga membiarkannya bertemu dengan pamannya, anda juga... membiarkannya berkembang sampai sejauh ini, mama... apa anda sudah melemah dan ingin menyerah ditangannya ?" ratu menatap tajam mengancam kearah ibu suri

" heeeh... kau pasti salah paham ratu, membiarkannya ? aku tidak pernah membiarkannya lolos dari tanganku, tikus kecil itu tetap berada dibawah pengawasanku, haa... mungkin salahku karena membiarkannya melangkah terlalu jauh, kaki kecilnya mulai tak bisa diatur"

Ratu tersenyum sambil meniup tehnya

" lalu... kapan kau akan melancarkan seranganmu ? aku sudah terlalu bosan menunggunya, jika tak juga kau mulai, maka aku yang akan memulainya lebih dulu, gadis kecilmu itu mungkin akan semakin menyedihkan sebelum kematiannya "

" mama... anda tenang saja, itu akan segera dimulai hingga kepuncaknya nanti" ratu meletakkan cangkir tehnya

" heh... aku semakin tidak sabar menunggunya, serangan puncak jangan – jangan... sebuah kudeta ?" ibu suri menatap ratu dengan tatapan tajam yang menusuk " jangan – jangan... myunghee...." Ibu suri mulai menebak – nebak dan tak berapa lama tawanya meledak " kau begitu licik jungjeon... jadi tikus kecil itu hanya kau jadikan umpan ?"

Ratu tersenyum membenarkan ucapan ibu suri, ibu suri tertawa lepas melihat hal itu

" jadi anda baru menyadarinya yang mulia ? hamba sudah menunggu ucapan anda dan sepertinya anda terlalu focus pada putri saja dan tak tahu maksud hamba membantunya"

" kau benar – benar licik " ibu suri tersenyum

" putri... sebentar lagi juga akan keluar dari istana, jadi untuk apa mengulur waktu lagi"

" kau cari mati jungjeon, kau melawanku dengan kudeta dan bukan dengan politik ? kau tahu berapa banyak prajurit yang kumiliki ? apa kau gila ? apa kau mulai putus asa dan menjadi tidak berakal, melakukan kudeta yang sia – sia , kau seperti melakukan aksi bunuh dirimu sendiri "

Ratu hanya tersenyum, ia tidak mungkin menjelaskan rencananya lebih jauh lagi pada musuhnya jika hanya untuk membuat musuhnya gentar

Ratu terlihat keluar dari kediaman ibu suri, ia menatap kamar ibu suri dengan tatapan dingin

" bersiaplah... yang mulia "

********

Myunghee terlihat mengayun – ayunkan pedang kayunya, melampiaskan kekesalannya, yong do yang melihat hal itu segera mendekatinya, mendengar langkah mendekat myunghee berputar dan mengarahkan pedang kayu kearah yong do

" ooo.. mama... hati – hati... pedang kayu ini berat " kata yong do seraya memperlihatkan bekas lebam dimatanya

" aa.. maaf.. apa masih sakit ?" Tanya myunghee seraya menghampiri yong do

Yong do tersenyum " tidak yang mulia, sudah tidak bengkak lagi "

" aaahh.. syukurlah " myunghee kemudian meletakkan pedang kayunya dan duduk di teras istana sang ibu

The Precious Luck [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang