yong do kini sudah duduk didepan myunghee, myunghee menatapnya tajam
" jadi... siapa yang membayarmu untuk membantuku ?" Tanya sang putri langsung pada inti pembicaraan
" haah " yong do tersenyum " apa anda pikir hamba akan menyahut pertanyaan itu ? mama... anda terlalu jauh dari istana sekarang..."
Sang putri lalu mengeluarkan sebuah kantong dari balik bajunya, yong do melihat kantong itu
" ada emas didalamnya... aku membayarmu untuk mengatakan semuanya padaku sekarang" sang putri sepertinya tidak suka berbasa – basi lagi
Yong do tersenyum sinis, kemudian menegakkan badannya dan memandang sang putri lekat
" apa anda sebegitu penasarannya yang mulia ? haah... hanya bersiap saja ... untuk pertarungan terakhir anda..." yong do menatapnya tajam
Yong do berbalik bersiap untuk pergi
" itu.... Apa kau benar – benar akan membunuhku " suara sang putri terdengar bergetar
Yong do diam, hatinya begitu sakit jika mengingat hal itu, ia terlihat mengatur sejenak emosinya
" yee... hamba akan membunuh anda" yong do bisa mengontrol emosinya dengan sangat baik
Airmata myunghee tiba – tiba jatuh, entah kenapa mendengar hal itu ia begitu sedih
" oleh karena itu..." yong do berbalik menatap myunghee namun ucapannya terhenti ketika melihat airmata myunghee, hatiny begitu pilu melihat myunghee menangis
Myunghee dengan cepat menyeka airmatanya
" oleh karena itu..." intonasi suara yong do terdengar rendah " anda harus bersiap yang mulia"
Myunghee diam, ia begitu kesal melihat sikap yong do, ia kesal, marah dan kecewa semua tercampur aduk
Flashback
Malam itu myunghee mendengar semua ucapan yong do disebuah gibang [ rumah hiburan]
" kita sudah melangkah terlalu jauh sekarang.. kita harus kembali pada rencana awal kita"
" tentu saja... putri sepertinya juga sudah bersiap dengan semuanya "
" begitu kita berhasil membunuh putri maka tugas kita akan selesai"
" hehh... tanpa kita membunuhnya pun... gadis itu akan mati dengan sendirinya"
Myunghee yang mendengar suara yong do langsung terkejut, ia tak pernah menyangka bahwa pemuda yang selama ini selalu membantunya dan baik padanya membuatnya kecewa
Flashback end
Myunghee menatap yong do lekat, matanya mulai berkaca – kaca ia tak akan sekecewa ini jika hatinya tak terluka, ia tak mungkin sesedih ini jika hatinya tak meronta , ia tak akan tersakiti seperti ini jika tak mencintainya
" sebaiknya.... Kau jujur saja padaku sekarang..." myunghee menghentikan sejenak ucapannya karena isak yang hampir keluar, ia mengatur emosinya sejenak sebelum meneruskan ucapannya " katakan..."
Yong do terdiam, dibalik dinginnya sikapnya pada myunghee sebenarnya ia tak tega melakukan semua itu pada myunghee, terlebih hatinya, hatinya tak tega melihat myunghee manangis, ingin rasanya direntangkannya kedua tangannya dan dipeluknya gadis itu
" ini adalah takdir... bukankah kau sendiri yang berkata untuk tidak percaya pada semua orang, kenapa kau harus kecewa sekarang...?apa karena kau menyukainya ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Luck [TAMAT]
Historical Fiction" kau kesal bukan... jika begitu.. bunuhlah nenekmu ini.. gungjo " takdir sungguh tak memihaknya, gadis itu hidup dalam ketakutannya membuatnya menjadi gadis pengecut putri myunghee hidup di istana yang seperti penjara baginya, keluarganya di bantai...