Dayang kim mengendap memasuki ruang penyimpanan obat istana, dibukanya sebuah ruangan yang berisi bahan – bahan obat – obatan herbal, di tolehkannya kepalanya kekanan dan kekiri sebelum akhirnya dikeluarkannya sebuah kantong sedang dari balik dangui – nya
Dibukanya kantong itu dan nampaklah jamur – jamur hitam disana, diambilnya jamur hitam didalam kotak itu dan digantinya dengan jamur hitam yang dibawanya
" gungjo – mama.... Bertahanlah sebentar lagi.... Bertahanlah gungjo – mama " gumam dayang kim seraya menatap kumpulan jamur hitam tersebut
Ia kemudian keluar dari ruang penyimpanan obat, aksinya ini diam – diam diketahui tabib han, tapi tabib tua itu nampaknya memilih untuk tutup mulut dan membiarkan aksi dayang kim tersebut
*****
Myunghee kembali keistana menjelang sore hari, ia terlihat begitu lelah dan kacau
" aaaa... itu sakit dayang kim " myunghee mengerang ketika dayang kim membantu memandikannya
" aiggoo mama... apa saja yang anda lakukan ? kenapa tubuh anda lebam seperti ini ?" dayang kim cemas
" aaaahh... aku terlalu asyik bermain dengan haerim hingga tak tahu kondisi diri " elak myunghee
" animida mama.... Ini tidak bisa dibiarkan, sehari saja hamba tidak mengawasi anda dan tubuh anda penuh lebam begini, saya akan menegur haerim nanti"
" aaa... jangan dayang kim jangan.... Haerim pasti juga sakit, sebaiknya kita lupakan ini dan bantu gosok punggungku lagi" kata myunghee
Dayang kim sepertinya tidak " sreeekkk " dengan pemikiran sang putri, tapi kemudian ia pasrah
" haah.. baiklah mama...." Diambilnya lagi kain tersebut dan digosoknya perlahan punggung sang putri
Selesai mandi dayang kim membawakannya obatnya, seharian myunghee tak meminumnya
" apa... obat ini bau lagi ? aku tidak bisa meminumnya " myunghee berusaha menghindari obat tersebut, gadis itu juga menyadari jika diam – diam kondisinya semakin parah
" tidak yang mulia, obat ini tidak berbau menyengat lagi, hamba meminta tabib untuk menambahkan ramuan lain penghilang baunya "
" ini pasti sangat pahit " myunghee mengernyitkan keningnya
" hamba sudah menyiapkan air madu"
Myunghee tak bisa menghindar lagi, ia mengangkat mangkuk porselin tersebut dan meminum cairan coklat pekat didalamnya, ia meminumnya dengan setengah hati
" apa mereka menambahkan ramuan lain lagi pada obatku ?" Tanya myunghee seraya menyeka mulutnya dengan sapu tangan
" yee mama... tabib istana menambahkan gingseng liar gunung untuk menjaga imunitas anda tetap bugar " jawab dayang kim seraya merapikan mangkuk – mangkuk obat sang putri
" aaa.. gingseng liar... "
Bohong... dayang kim berbohong, dayang kim meracik obat sendiri untuk berusaha menetralkan racun jamur hitam di tubuh sang putri, untuk menyembuhkan sang putri itu tidak mungkin baginya, ramuan itu sudah diminumnya selama bertahun – tahun namun setidaknya gadis itu bisa bertahan sedikit lebih lama untuk membalaskan dendamnya
" gungjo – mama... jungjeon – mama disini " dayang diluar kamar sang putri memberitahukan
" persilahkan jungjeon – mama masuk " ucap myunghee
Pintu dibuka dan wajah cantik ratu muncul dari sana, myunghee berdiri dan memberi hormat pada sang bibi
" duduklah " ratu berucap dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Luck [TAMAT]
Fiksi Sejarah" kau kesal bukan... jika begitu.. bunuhlah nenekmu ini.. gungjo " takdir sungguh tak memihaknya, gadis itu hidup dalam ketakutannya membuatnya menjadi gadis pengecut putri myunghee hidup di istana yang seperti penjara baginya, keluarganya di bantai...