Pagi harinya nampak ibu suri tengah bermain baduk dengan raja ketika dayang istananya menyampaikan berita untuknya
" jadi... ratu meninggalkan istananya ?" Tanya ibu suri tetap focus pada baduknya
" yee mama... beliau berangkat sangat pagi dan terlihat tergesa "
" heeeh... sepertinya dia mulai menyiapkan langkahnya... ini bagus, tidak akan seru jika permainan tanpa lawan yang sebanding... benarkan ?" ibu suri nampak menatap raja, raja nampak diam, raja boneka ini memang tak bisa berkutik jika berhadapan dengan ibu suri, istananya adalah sebuah rumah boneka yang dikendalikan oleh seorang wanita yang ditakuti banyak orang dikerajaan
****
Myunghee nampak bersiap untuk keluar istana, hari ini dayang kim akan mengajaknya kepasar lagi
Pasar pagi ini sangat ramai, myunghee berjalan – jalan dengan santai melihat keramaian
" ogg... gungjo – mama ?" seorang lelaki paruh baya menyapanya
" anda ?" myunghee nampak bertanya
" benar anda putri myunghee... aiggoooo " lelaki itu nampak menangis ketika mengenalinya
Lelaki tua itu mengajak sang putri kekediamannya
" jadi... tuan mengenal ibu saya ?"
Lelaki tua itu tersenyum dan meletakkan cangkir teh dihadapan myunghee
" gungjo – mama... hamba senang anda masih hidup, aigooo menyedihkan sekali mendengar kabar keluarga kerajaan " lelaki tua itu menghentikan ucapannya sejenak dan memandang nanar putri
" tuan... itu... aku benar – benar... entah harus mengucap syukur atau menyesalinya, hidup ini... hidup yang dianugerahkan padaku ini... aku.."
" saya adalah kakak dari ibu putri..."
" kakak ? jadi tuan... paman saya ?"
Lelaki tua itu mengangguk " dulu waktu yang mulia masih kecil, anda sering bermain dipangkuan hamba bersama mendiang pangeran mahkota "
" paman...." Mata myunghee nampak berkaca – kaca ia tak percaya jika masih ada anggota keluarganya yang hidup
" mama... senang sekali hamba bertemu dengan anda "
" paman... "
Myunghee terlihat menangis sambil memeluk paman yang lama tidak ditemuinya tersebut,
" yee... mama... yeee " sang paman menepuk lembut bahu myunghee
Diluar dayang kim terlihat cemas, sesekali ditolehkannya kepalanya melonggok kedalam pondok kecil tersebut
" bagaimana... anda bisa dibiarkan hidup yang mulia ? hamba melihat anda tumbang saat itu, lalu... lalu bagaimana anda bisa..." paman myunghee terlihat penasaran
" itu... " myunghee terlihat ragu untuk menceritakannya, namun kemudian ia menatap sang paman dengan penuh keyakinan " paman... aku..."
Myunghee mulai menceritakan detail permasalahannya, mulai dari hidupnya yang terkurung bagai burung disangkar emas, hingga dirinya yang ingin melawan ibu suri demi mendiang keluarganya, ia menceritakan semuanya tanpa ragu
" mama... baga...bagaimana anda bisa bertahan dengan keadaan seperti itu sampai kini " sang paman terlihat sedih
" paman... saat ini, aku tidak akan menangis lagi, sudah cukup... ini harus menjadi tangisku yang terakhir, oleh karena itu.... Paman harus membantuku" myunghee mengenggam tangan pamannya erat
KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Luck [TAMAT]
Historical Fiction" kau kesal bukan... jika begitu.. bunuhlah nenekmu ini.. gungjo " takdir sungguh tak memihaknya, gadis itu hidup dalam ketakutannya membuatnya menjadi gadis pengecut putri myunghee hidup di istana yang seperti penjara baginya, keluarganya di bantai...