# FE-10

87 10 2
                                    

"Lo kenapa sih na?" tanya angel yang saat ini tengah mengunyah cemilan dengan santai,menatap nana yang nangis sedusedan menangis hampir menghabiskan satu kotak tisu..

Nana masih tak menjawab..

"Lo mah sih,tuh anak emang kayak gitu,santain aja lah!" omong dengan sampai membuat ia mendapat tatapan tajam dari sang sahabat.

Nana mulai menyulut "itu sodara lo aja yang gila,gue disana dipermaluin tahu,malu nya minta ampun...dan bukan gue aja nessa juga!" seru nana

Angel hanya nyengir mendengar tutur yang tidak baik tentang saudaranya,edward junov.

"Kenapa dia beda banget sama kak Elvan?...kayak langit dan bumi tahu gak!..dan kenapa harus ada edward junov yang ganggu hidup gue ini!" serunya tak kuat menahan amarah dan kesal.

"Sabar...sabar...!" angel menepuk  nepuk pundak nana yang kini sedang tertunduk di meja tanpa mau berkutik...

***

"Ya ampuuuunn...gue telat lagi!" teriak nana saat menatap jam dinding yang ada dikamarnya.

  "Gue yakin,si jail itu pasti ganggu gue!" nana menepik jidatnya kesal.

Nana terburu buru berlari menuju kamar mandi,bersiap-siap,dan berlalu meninggalkan kamarnya  kemudian pergi.

  "Na,lo mau kemana subuh-subyh gini,udah pake baju seragam lagi!...jam 5 subuh gini lo mau sekolah,mana ada jam segini sekolah yang sudah buka,mau belajar bareng setan na?" teriak john yang tengah santai duduk sambil menonton tv karena baru saja dia pulang dari musola shalat berjamaah subuh,kemudian melihat nana yang sudah mau pergi menggunakan seragam sekolah..

"Abang gak perlu tahu,mending anterin gue pergi yuk!" ucap nana seperti memohon.

John berdecak"ck...ga mau ah,lo aja sana!"suruhnya.

"Ya allah,kenapa punya abang kok gitu banget sih!" ucap nana setengah teriak sambil mendelik ke arah john.

John menatap nana "gitu gimana na?..maksud lo ganteng banget gitu?...gue tahu na gue ini ganteng,ga usah muji gitu ah,bosen gue dengernya!" john menjawab dengan tingkat kepedean berlebih untuk waktu pagi buta saat ini.

Nana mendelikan matanya malas"ga usah ngarep gue puji ya,itu jauh dari kenyataan .halu nya berhenti dulu,MASIH SUBUUUH BAAANNGG!"UCAP nana berteriak di akhir kalimatnya,kemudian pergi dengan muka kesalnya.

  John mencebikan bibirnya kemudian melanjutkan kegiatannya yaitu menonton tv.

..
"Ya allah,hidupku kok gini banget,nggak si ed,enggak si abang sama aja tingkat kepedeannya nggak waras!.." ucapnya ditengah perjalanan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

  Rasa kesalnya semakin menjadi karena di pagi buta ini sudah menunggu angkot yang sudah sangat ia tahu tidak akan ada yang datang,sedangkan rumah edward sangat jauh,dan ia harus memasak untuk cowok menyebalkan itu ,dan yang bisa dilakukan hanya berjalan kaki.

  ****

Tok...tok...tok..

  Suara ketukan pintu membangunkan 2 orang cowok yang masih tertidur lelap di depan tv karena acaranya tadi malam mereka begadang menonton bola yang akhirnya ketiduran.

  "Van bukain pintu sana!" suruh edward yang setengah sadar.

Elvan mengucek matanya kemudian bangun dan melangkahkan kakinya ke arah pintu.

  Ia buka pintu dan betapa terkejut nya menemukan seorang gadis yang ia sukai ada didepan rumahnya dengan nafas tidak teratur dan keringat bercucuran dari dahinya,kelelahan.

  "Kaamu ngapain pagi buta kesini na?" tanya elvan dengan tatapan heran pada nana.

  Nana menarik nafasnya kasar"aku mau nepatin janji ke si ed!"ucapnya sedikit agak kesal tapi tudak ia tunjukan.

Elvan mengangguk paham kemudian mempersilahkan masuk pada nana.

  "Siapa van?" tanya edward dengan suara serak khas bangun tidur.

" si nana"ucap elvan santai sambil membereskan selimutnya yang tadi dia pakai.

Betapa kegirangannya edward mendengar nama nana,dari tidur langsung bangun tanpa menunjukkan kantuknya

"Eh mi-mi,mau masak buat babang ed ya?" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya santai.

"Menurut L?" jawab nana sinis.

"Pagi-pagi gini gak baik muka ditekuk kayak gitu,sayang!!!" ucapnya lembut di akhir kata sehingga membuat nana sedikit malu.

  Nana langsung melangkah kan kakinya menuju dapur,padahal dia juga sedang mengalihkan pandangannya dari ed,agar cowok itu tidak melihat bahwa pipinya memerah karena gombalan receh dari nya.

'Untuk gue langsung ke dapur,kalau dia tahu pipiku memanas kayak tadi,gue jamin dia pasti ngejek habis-habisan'batinnya sambil memegang pipi.

'Kenapa juga gue jadi salting kayak gini,padahal itu cuman gombalan receh'batinnnya lagi.

******

Fabulous EdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang