#FE-17

72 7 0
                                    


....

  "Woy El,sepatu gue dimana?" teriak seorang cowok dengan tingkah nya yang pusing mencari benda tapi tak ketemu.

  Disinilah dimana kediaman edward junov bersama dengan kakaknya Elvan,dalam keadaan ribut bagai bom pecah.

  Suasana rumah yang berantakan,ya maklumlah ditinggal orang tua.

  Apalagi saat ini edward yang masih amuk amukkan mencari sepatu,yang masih tak kunjung ditemukan.

  Elvan yang sibuk membereskan ruang keluarga yang dipakai tidur tadi malam.

  2 bersaudara itu sudah memakai baju seragam putih abunya,yang sebentar lagi akan meluncur ke mahendra school.

  "Jangan nanya ke gue oon,palingan di bawa kabur si rambo!" teriak elvan menjawab.

Edward yang masih berada di lantai dua berlari-lari mencari keberadaan si Kang Rambo.

  "Yuuhuuu...ramboo...oh rambo..where are you?" teriak edward sambil mencari keberadaan kucing kesayangannya,mulai dari kolong kursi,bahkan sampai di cari didalam lemari.

  "Mona,liat si rambo gak?" tanya ed pada kucing betina yang tengah santai duduk di sofa kamarnya"meong... "Ucap kucing itu.

" di balik tirai?,awas boong ya?"ed menimpal seakan-akan tahu jawaban yang di ucapkan kucing betina itu.

  Cowok itu mengarah pada letak tirai dengan cara mengendap ngendap.

Langkahnya semakin mendekat,dan"daaarr!"teriak edward mengagetkan seekor kucing jantan yang berada dibalik tirai itu sambil tiduran di atas sepatu yang sudah lama ia cari sedari tadi.

"Disini rupanya sepatu gue,nakal lo bo!!"

"Meong...meong.."

"Iya..iya gue gak marah kok,tenang aja,slow ae!" ucap edward seperti sudah sering mengobrol dengan rambo, dengan lancar nya...

  Edward pun tak lupa mengambil sepatu miliknya,langsung memakainya,mengambil tas yang kemudian ia sampirkan di sebelah bahunya,dan pergi meninggalkan kamar,tapi tak lupa berpamitan

"Anak-anak,ayah berangkat sekolah dulu,jaga rumah baik-baik ya..hiks...hiks.." ucapnya sambil melambaikan tangan dengan penuh drama,sampai harus pura-pura menangis.

(~)

  "Bang ed!" teriak seorang gadis yang cukup membuat seorang edward lari terbirit-birit saat tahu siapa yang memanggilnya ..

  MONA..

Ed sangat tidak suka kalau harus berdekatan dengan mona,apalagi watak gadis itu manjanya naudzubilah.

  Cowok itu lari terbirit menjauh dari mona,menaiki anak tangga dari lantai satu sampai lantai 2 yang bisa dibilang sangat jauh.

  Setelah sudah merasa cukup jauh,edward berhenti berlari kemudian mengontrol nafasnya yang sudah hampir habis itu.

"Ini mah lebih dari di kejar setan!" ucap edward dengan nafas yang tersenggal-senggal.

  "Woy..."

  Ed teralihkan saat ia mendengar sebuah teriakan yang ditunjukkan oleh,sahabat nya yang sungguh funny,ronald.

Sahabatnya itu kemudian mendekat,"ngapa ngos-ngosan gitu bang?"tanya ronald tak tahu situasi.

Sebuah tabokan berhasil diluncurkan di tangan ronald"gue cape,lo malah ngasih pertanyaan yang nggak bergizi!"judes edward.

  "Udah ah gue mau masuk kelas!" ucap edward.

  "Mau tidur?" tanya ronald karena sangat tahu kebiasaan sahabatnya itu.

Ed menggeleng"nggak,gue mau nyontek PR lo!"jawab ed meninggal kannya.

"Eh,baru gue liat,orang pinter lebih milih nyontek,gila emang si ed!" ucap ronald sendiri tak mengerti dengan jalan fikir seorang edward junov,yang pinter mengalahkan siapapun,termasuk kakaknya Elvan.

(~)

  Nana saat ini tengah mencari seseorang yang sudah sangat membuatnya jengkel,cowok yang sudah membuatnya seperti pembantu.

Dengan sebuah kantung jinjingan kecil yang didalamnya terdapat kotak makan yang sudah dijanjikan nana.

  Awalnya tadi pagi nana akan memberikannya tapi naas waktunya sangat tidak tepat.

  Baru saja tadi ia akan memberikan bekal itu tapi ia melihat seorang ed berlari terburu-buru pada saat melihat mona,bahkan ia urungkan untuk mendekati ed,ia bukan takut dengan mona,tapi dia tidak suka kalau harus ada masalah dengan cewek yang satu itu.

  Cewek yang semena-mena terhadap semua orang hanya karena ketenaran nya disekolah sebagai ketua cheers dan geng..

Semua yang bermasalah dengannya pasti akan di bully ataupun lebih dari itu.

  Dan nana sudah merasakannya kemarin,saat ia dicaci maki gara-gara dekat dengn edward yang katanya,PACAR.

  "Kemana sih ni anak,gue cari gak ketemu-temu,masa iya di telan bumi!" ucap nana sendiri sambil melirik kesana kemari memastikan.

  Dan bahkan tak terasa langkahnya sudah mendekat ke arah lapangan yang dimana para siswa sedang asyik bermain basket.

  Selangkah demi selangkah nana mencoba memperhatikan lapangan itu ,barang kali edward ada disana.

  Dan ternyata apa yang ia fikirkan sangat tepat,di lapangan sana ada edward yang kini sedang mendrible bola dan mencoba memasukkan nya kedalam ring.

Dan hasilnya,tak pernah meleset.

  Tanpa sadar nana tersenyum saat melihat aksi seorang edward di lapangan sana.

  Edward yang tadi ber-tos ria bersama teman-temannya teralihkan saat melihat seorang nana tersenyum dengan jinjingan kecil ditangannya,dipinggir lapangan.

  Tak perlu waktu lama,nana sangat kaget saat tibah-tiba edward sudah ada disampingnya.

  Bila di fikir nana melamun,rasanya tidak.

  "Kenapa senyum-senyum mi?" tanya edward sambil memperhatikan nana.

Nana yang terkejut dengan hal itu langsung pada mood pertama,JUDES.

  gadis itu kemudian memberikan jinjingan yang tadi ia pegang kemudian beralih pada edward.

"Maaf telat!" ucap nana tak memandang

"Slow, yang penting bawa!" jawab ed dengan santai

"Yuk makan!" ucap edward membuat nana sedikit bingung.

"Ya udah sanah!"

"Gue maunya lo temenin gue makan!" ajak edward pada nana,tapi anggukan nana membuat ed tak menyangka kalau gadis itu akan menemaninya,biasanya dengan berbagai cara pun akan sangat sulit membujuk seorang nana untuk di ajak berdua,tapi sekarang...SUNGGUH MENGEJUTKAN.

  Edward lebih memilih makan di bangku taman belakang sekolah,sedangkan nana hanya diam sambil menunggu ed menghabiskan makanannya supaya dia cepat-cepat menjauh dari tempat itu.

  "Makanan buatan mi enak loh!" edward memuji nana dengan begitu ramah.

Tapi nana hanya tersenyum.

Saat edward memberikan kotak makannya kembali pada nana,gadis itu kemudian berdiri dati duduknya dan melangkah untuk pergi.

"Mi?" sahut ed menghentikan langkah nana

"Hemmm?" jawab nana simple sambil melirik cowok itu

"Nanti sore temenin gue ya!" ajak edward

  Lagi-lagi edward bingung dengan jawaban nana yang mengangguk meng-iyakan tanpa ada sedikit pun penolakan.

"Tumben gak nolak!" tanya edward aneh.

"Karena gue tahu,lo gak suka dengan penolakan!" jawab nana judes"nanti gue tunggu di parkiran ya?"teriak edward saat nana mulai menjauh.

  Nana melirik kemudian memberikan acungan jempol meng-iyakan.

****

Fabulous EdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang