#FE-11

89 10 2
                                    

Nana menarik nafasnya kasar saat dirinya sudah ada didalam dapur,ia kemudian menggulung dan mengikat rambutnya untuk bersiap-siap memasak.

  Dan hari ini ia hanya akan memasak nasi goreng karena melihat waktu yang sudah mulai agak siang .

  Ia mengambil pisau dan beberapa siung bawah merah,dan kemudian memotongnya.

  Nana hanya mengoceh kesal karena dirinya terasa dijadikan pembantu .

  "Mi?"

  Suara bariton milik seorang cowok berhasil mengagetkan nana,dan membuatnya sedikit teriris pisau.

  Nana menarik nafasnya kemudian berbalik menatap cowok pemilik suara itu,yaitu edward junov.

  "Lo ngagetin gue tahu gak?" sentak nana pada ed yang sedang berdiri dihadapan nya saat ini,sambil menyodorkan pisau tepat di wajah cowok jail itu.

  Cowok itu malah nyengir karena telah berhasil mengganggu gadis pujaannya.

  "Ampun mi,jangan bunuh babang ed yang ganteng ini dong!" ucapnya dengan wajah memelas sambil mengangkat kedua tangan penuh drama ,tapi nana merasa itu adalah sebuah ledekan.

"Jangan ledekin gue!" ucapnya setengah teriak sambil menunjuk kearah wajah ed.

Awalnya edward tersenyum karena tingkah nana yang marah,tapi matanya kemudian terfokus pada jari yang terluka berlumuran darah ada di depannya.

  Matanya kemudian terfokus pada nana seperti marah.

  Nana hanya menatap aneh"ngapain lo lihat gue segitunya banget?"judes nana.

Tiba-tiba edward meraih tangan nana ,menariknya mendekat menuju keran,dan membasuh luka di jari gadis itu.

Nana mengernyit merasakan perih pada jarinya"perih tahu! "Ucap nya sambil menjauhkan tangannya.

" keras kepala banget sih!"timpal ed

  Kemudian ed kembali meraih tangan nana dan menariknya mendekat ke arah meja makan,dan menyuruh gadis itu duduk.

Edward pergi beberapa detik untuk mengambil obat P3K yang didalamnya terdapat obat merah dan plester.

  "Mau ngapain sih?" tanya nana sambil menyembunyikan jarinya.

"Ya mau ngobatin tangan lo,mi!" jawab ed sambil membuka tutup dari obat merah.

"Jangan lebay deh lo,ini cuman luka kecil doang,nanti juga sembuh sendiri!" ketus nana

Tapi edward tidak mau kalah dengan sikap nana yang keras kepala,cowok itu memaksa meraih tangan nana,dan gadis itu hanya bisa pasrah.

"Jangan sepelein luka kecil kayak gini mi,nanti kalau infeksi terus jari lo di amputasi gimana?" ucap edward asal bicara sambil lanjut dengan meneteskan obat merah pada jari nana.

Nana meringis kesakitan,terus memukul tangan edward"heh ed,bercanda lo gak lucu tahu,masa luka kecil kayak gini pake di amputasi segala, lebay lo!"ucap nana sedikit meninggi.

  Edward tidak menjawab ocehan  nana,cowok itu masih terfokus memasangkan plester pada jari nana.

  "Selesai!" serunya sesaat setelah selesai memasangkan plester.

  Cowok itu kemudian berlalu menjauh dari dapur, tapi suara teriakan cowok itu masih bisa terdengar "lanjutin masaknya ya mi,suami mu ini mau mandi dulu.."

  Nana menjebikan bibirnya kesal  "ngeselin banget tuh orang,gue terasa jadi pembantu disini!" ucapnya mengomel sendiri.

  Kemudian tersenyum simpul saat melihat jari yang terpasang plester,bukan hal itu yang membuatnya tersenyum,melainkan perlakuan manis edward padanya apalagi pada saat melihat edward khawatir dengan lukanya.

  "Ngapain gue mikirin cowok idiot itu sih!" ucap nana mencoba menyangkal pikirannya tentang edward.

Tidak mau membuang waktu sia-sia,nana langsung melanjutkan acara masaknya,sampai beberapa menit kemudian nasi goreng ala chef miana selesai,dan tersaji rapi di meja makan.

  Baru saja menyelesaikan nana kembali dikejutkan oleh kedatangan seseorang dan itu adalah Elvan,cowok yang dikaguminya.

  "Eh kak elvan!" seru nana tersenyum ramah pada kakak dari seorang edward junov.

  "Kamu gak cape na?" tanya cowok itu "ya gimana lagi,janji yang harus ditepati!" jawab nana

   Baru saja nana sedikit tenang dengan kehadiran elvan,tapi harinya terasa kembali hancur karena kedatangan edward.

  Cowok itu kemudian duduk tepak disamping elvan.

  Nana mengarahkan pandangannya pada edward"jangan liat gue segitunya mi,ntar lo suka lagi sama gue,gue tahu kok kalau gue ini gateng!"ucapnya dengan tingkat kepedean tertinggi sambil menyisirkan rambut dengan sela-sela jari tangannya.

  "pede banget lo ngomong kayak gitu,gue aneh aja sama lo,katanya lo habis mandi tapi kok kayak gak mandi ya,pake baju kok kayak gitu!" ledek nana sambil menyampirkan tas berniat untuk pergi.

  Edward mendelikkan matanya,apalagi saat tahu Elvan ikut menertawakannya.

  "Mau kemana lo mi?" tanya edward saat nana mulai melangkahkan kakinya menjauh.

  Nana melirik ed sambil berkacak pinggang" menurut L?"judesnya kemudian berlalu.

  "Na gak mau bareng?" tanya elvan.

  Nana tersenyum"gak usah kak,aku jalan kaki aja,makasih!"

Edward mendelik malas"ya elah,sama si elvan aja lembut banget,lah ke gue  judesnya minta ampun!"ejek edward.

"I don't care....wleeee!" ucap nana sambil menjulurkan lidahnya meledek edward.

  ****

 

 

Fabulous EdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang