2. Savitri

45 15 3
                                    

Abdi kali ini menggeliat panjang, mulutnya menguap selebar-lebarnya, tampak bulir-bulir keletihan menggantung disudut matanya, penat mulai menjalar keseluruhan tubuhnya. Malam menjelang larut, jam dinding menunjukan demikian. Tak ingin membuang waktu percuma Abdi mempercepat pekerjaanya. Bangku-bangku mulai disusun terbalik kemudian dinaikan keatas meja. Lantai pun disapunya, diarahkanya kepala sapu tersebut kedalam kolong meja, sudut tersempit ruangan tersebut tak luput dari sasaranya. Lampu-lampu yang sedari tadi terang benderang , kini mulai satu persatu dia matikan. Terdengar suara langkah kaki mendekatinya.

"Ini untukmu."

Abdi menoleh kearah sumber suara tersebut. Sosok pria paruh baya berdiri tepat disampingnya. Tas plastik yang tergantung di tanganya itu disodorkanya kearah Abdi, dia pun menyambutnya.

"Terima kasih Pak Agus." jawab Abdi.

Sedetik kemudian tas plastik tersebut sudah berpindah ketanganya.

"Apa pekerjaanya sudah selesai?"

"Belum pak, sebentar lagi." jawab Abdi.

"Kalau nanti sudah selesai pekerjaanmu, jangan lupa pintu gerbang kamu gembok sekalian. Cepatlah pulang, ini sudah hampir larut malam."

Mendengar perkataan Pak Agus, Abdi menganggukan kepalanya. Lampu terakhir diruangan itu dimatikan, langkahnya berlalu meninggalkan ruangan tersebut menuju pintu gerbang. Setelah memastikan pintu tersebut telah tergembok dengan baik, Abdi berlalu.

Ini sudah 3 tahun dia bekerja paruh waktu disana. Menyusuri trotoar, Abdi membelah malam. Jarak dari rumahnya ke kedai Pak Agus cukuplah jauh. Masih segar dalam ingatanya saat pekerjaan paruh waktu itu dia dapatkan. Waktu itu sudah satu pekan perutnya tidak terisi sesuatu pun. Karena dirasa kondisi badanya sudah mencapai batasnya, Abdi pun memaksa keluar dari rumahnya. Langkahnya gontai. Menyusuri malam, langkahnya tak tentu arah. Yang pasti malam ini sesuatu harus mengisi perutnya, hanya itu yang ada dibenaknya saat itu. Makin larut langkahnya semakin melambat. Rasanya kedua kakinya membatu. Dalam kondisi seperti itu, Abdi sadar bahwa dia harus melakukan sesuatu, dia pun tak ingin yang lebih buruk dari ini terjadi. Kesadaranya makin menipis. Hingga ditengah malam yang dingin dan pekat dia pun tersungkur. Abdi sudah mencapai batasnya. Samar-samar seseorang mendekatinya. Lalu orang tersebut berteriak memanggil seseorang. Saat seorang itu datang buru-buru Abdi mereka angkat, dan membawanya ke suatu tempat.

Selang beberapa saat kesadaranya perlahan kembali, dia merasa tubuhnya diguncang perlahan. Dibukanya mata itu sedikit demi sedikit. Penglihatan yang buram kini berangsur-angsur menjadi lebih jelas.

Pandangannya mengedar. Melihat sekeliling, Abdi yakin bahwa dia sama sekali tidak mengenal tempat ini. Batin Abdi berhenti menanyakan keberadaanya tatkala pandanganya tertuju pada sosok yang berdiri disampingnya. Sejenak dia tertegun, diamatinya sosok tersebut dari atas ke bawah. Sosok yang indah, atau mungkin dia bersama bidadari dari khayangan. Wajah cantik dengan mata teduh, bibir merah merekah dengan rona yang menghiasi wajahnya. Tubuh sempurna dan dada bulat menantang. Sungguh mempesona, gumamnya dalam hati.

Mendapati dirinya sedari tadi diperhatikan oleh Abdi, gadis itu menunduk malu, wajahnya memerah. Apa yang dilakukanya sungguh diluar dugaan. Gadis tersebut membalikan badan dan berlari meninggalkan Abdi seorang diri. Abdi hanya bisa tertegun melihat kejadian baru saja. Matanya mengerjap-kerjap sembari mencoba mencerna situasi ini. Dan lagi gadis itu berlalu dengan suksesnya tanpa Abdi sempat bertanya tentang dimana dia berada sekarang.

Tak lama kemudian Abdi mendengar bunyi suara langkah, semakin lama semakin mendekat kearahnya. Terlihat pria paruh baya mendekatinya. Dia mendatangi Abdi bersama dengan gadis yang sukses berlari itu.

"Bagaimana keadaanmu?" pria itu bertanya kepada Abdi.

"Ba-baik." Abdi menjawab lirih.

Abdi mengubah posisinya. Tubuhnya yang semula berbaring kini diubahnya ke posisi duduk. Sedikit dia merasa terhuyung, tapi buru-buru pria itu membantunya.

Fana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang