Hening, keheningan yang sepertinya akan menelan seluruh isi dunia tanpa terkecuali. Keheningan yang akan membawa hati pada satu titik. Titik kesadaran untuk memahami ke-fana-an manusia. Titik yang akan membawa pada kesadaran bahwa kita tidak berwenang akan apapun dan siapapun. Hanya Dia yang berhak. Hanya Dia yang berwenang.
Abdi berada dalam situasi ganjil. Malam dengan keheningan tanpa batas. Malam dengan waktu yang sepertinya tidak akan berlalu. Malam dengan terowongan. Terowongan tanpa ujung. Ketakutan mulai menggerayapi akal sehatnya. Akal sehat yang mulai menyerah dalam ketidakberdayaan. Hanya nalurinya saja yang saat ini menolak menyerah atas fenomena yang ganjil yang sedang dia hadapi saat ini.
Abdi mencari tempat bersembunyi. Tidak sulit kiranya mencari tempat seperti itu ditempat dimana dia berdiri saat ini. Segera saja Abdi membawa tubuhnya bersembunyi. Mencari tempat aman sembari melihat perkembangan kejadian berikutnya. Malam yang menakutkan yang menuntutnya untuk selalu waspada.
saat ini Abdi merasakan keinginan untuk hidup. Keinginan yang tidak pernah dia punyai setelah ditelantarkan orang tuanya sendiri. Rasanya seperti dikhianati. Satu lagi dia menemukan alasan untuk hidup selain Tiara.Tiba-tiba Abdi terperanjat. Kini terowongan ganjil itu menampilkan pemandangan aneh lainya.
Sebuah sosok.
Sebuah sosok tampak keluar dari dalam terowongan itu. Perawakan sosok tersebut mirip perawakan manusia pada umumnya. Tapi, yang membuatnya aneh adalah scythe yang ada bersamanya. Tidak hanya itu, dengan kain, atau jubah, atau apapun itu yang menutupi seluruh tubuhnya dengan warna hitam itu berhasil membuat sosok tersebut tampak menyeramkan. Yang jelas itu bukan kostum sewaan untuk perayaan halloween atau semacamnya.
Kemudian, sosok yang sangat menyerupai malaikat kematian itu berjalan. Tentu saja dengan scythe yang di panggulnya diatas bahu kirinya. Perlahan malaikat itu bergerak kedepan. Abdi memicingkan matanya mempertajamkan penglihatanya. Kini sang malaikat itu mengarah ke kerumunan dimana tepat ditengahnya terdapat mayat dua pengendara yang tewas seketika karena melanggar lampu lalu lintas. Hingga mobil box melanggarnya.
Sosok mirip malaikat kematian itu berhenti berjalan. Tepat didepan dua pengendara naas itu. Sosok itu berhenti sejenak. Sepertinya dia sedang mengamati kedua mayat itu.
Setelah sekian lama terdiam, sosok hitam itu mulai bergerak. Dia mulai menaikan tanganya tinggi-tinggi. Scythe yang semula bertengger di bahunya, entah sejak kapan berada di genggaman tanganya. Sehingga begitu tangan sosok itu mengangkat tanganya, bersamaan dengan itu scythe itu ikut terangkat keatas. Tentu saja, benda itu di genggam dengan kedua belah tangan sosok itu.
Sedetik itu juga, seberkas sinar terang menghujami kedua mayat itu dengan cahaya. Cahaya yang entah bagaimana terlihat teduh dan menenangkan. Setelah bersinar cukup lama mayat kedua pengendara itu bangkit.
"..HWAAA..." pekik Abdi. Dia terkesiap. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pekikan itu tertahan tatkala Abdi menutup mulutnya dengan tangan. Tentu saja, dia tidak ingin karena pekikanya, sosok hitam tersebut mendengar dan mengetahui tempat persembunyianya.
Dengan perasaan was-was, Abdi kembali mengintip kearah sosok hitam tersebut lagi. Terlihat sosok itu menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan. Sepertinya suara tadi bisa dia dengar. Dan beberapa detik kemudian, pandanganya mengunci kearah persembunyian Abdi. Dia menciut dan merasa tegang, jantungnya serasa mau melompat keluar. Tanganya mendingin.
Cukup lama sosok itu menatap, dia kembali melanjutkan pekerjaanya. Melihat kejadian itu, Abdi bernapas lega. Tentu dia tidak ingin ketahuan, dan lebih tidak ingin lagi apabila sabit besar itu menebas tubuhnya.
Sosok hitam itu membalik. Jika diperhatikan, mayat itu tidaklah hidup kembali. Jadi yang bangkit dan yang tergeletak itu berbeda. Bentuk mereka sama namun entah bagaimana terasa beda. Sepertinya yang tergeletak itu adalah tubuh kasar, sedangkan yang bangkit itu adalah tubuh halusnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fana
FantasiAkulah Sang Pencipta Aku juga mengasihi dan menyayangi ciptaanku , tapi jangan lupa bahwa "itu" juga asma-Ku. Abdi, seorang pemuda biasa saja di sekolahnya berteman dengan Tiara salah satu gadis yang tidak hanya cantik tapi juga pintar. Walaupun Ab...