3. Malam Tanpa Batas

62 13 3
                                    

Sempurna, Abdi hendak melanjutkan langkah. Makanan dari Savitri memang terbaik, rasanya memanjakan lidah, dan sekarang makanan itu bersarang diperut Abdi. Air kemasan ditenggaknya sambil sesekali ditempelkan ke kepalanya yang benjol. Kembali dia hendak menyusuri trotoar. Sekarang dia merasakan staminanya terisi ulang.

Ini sudah setengah perjalanan. Abdi merasa sebentar lagi sampai di rumah, tiap langkahnya pun dipercepat. Tiba-tiba, dua motor melesat secepat kilat. Tapi kali ini di belakangnya terdengar raungan sirine. Melesat kemudian sebuah mobil polisi. Dilihat dari kecepatanya sepertinya polisi itu melakukan pengejaran terhadap dua motor tadi. Abdi tersentak seketika, walau hanya sekejap, dia bisa memastikan bahwa dua motor tersebut adalah motor yang tadi berpapasan denganya di mini market tadi. Dengan empat orang diatas jok, berani sumpah kalau itu memang mereka.

Pikiran Abdi tak menentu, apa mungkin terjadi perampokan. Mungkin saja, belakangan ini sepertinya sering terjadi tindak kejahatan dengan modus beragam. Abdi tak tahu apa yang terjadi, namun apabila benar terjadi perampokan, rasanya tak terbayang reaksi kepanikan para kasir disana.

Menggelengkan kepala perlahan, cuma itu yang Abdi lakukan saat ini. Tapi tunggu dulu, sepertinya tekanan emosi tak wajar itu terasa lagi, atau tepatnya memang belum hilang sejak tadi. Bisa dibilang Abdi memiliki kemampuan merasakan tekanan emosi tak wajar. Entah kapan dia memilikinya, namun yang pasti perasaan itu pasti hadir apabila disekitarnya terjadi suatu musibah. Dan kali ini tekanan emosi itu terasa lagi, makin menyesakan dada sepertinya tekanan ini menguat, karena Abdi merasakan himpitanya bertambah.

Abdi berhenti sejenak, dihelanya napas itu panjang-panjang. Tersenyum kecut, prihatin tentang kejadian tadi. Namun apa daya, dia tak bisa berbuat banyak. Diapun kembali melanjutkan perjalanan.

"Malam ini Abdi merasakan banyak kejutan yang terjadi, terutama benjol. Kembali dia tempelkan air kemasan itu ke kepalanya. Sentuhan dingin itu sepertinya efektif meredakan rasa nyeri. Abdi mulai tak menghiraukan tentang dua motor, mobil polisi, dan bahkan tekanan emosi itu.

Bukanya tak peduli tapi dia tak ingin berprasangka dulu, Abdi lebih senang berpikir dan bertindak prakmatis. Itu simpel dan tidak rumit. Bagi Abdi, hidupnya sudah rumit dan dia tak ingin menambahnya lagi. Sendirian bertahan hidup itu cukup sulit, beruntung dia tidak ikut-ikutan melakukan tindak kejahatan. Baginya lebih baik puasa daripada mencuri.

"DuuaaRR."

Terdengar suara benturan. Bukan benturan biasa, itu lebih terdengar mirip dua benda besar sedang beradu. Dengan suasana malam yang sunyi suara biasa saja bisa terdengar gemanya sampai jauh. Kata guru fisika, ini fenomena terjadi karena adanya perbedaan suhu antara permukaan tanah dan udara diatasnya yang lebih panas. Tapi entahlah Abdi belum pernah mengukurnya, fisika benar-benar pelajaran merepotkan. Untuk yang satu ini lebih baik membolos daripada di ikuti.

Abdi kembali terasa terhimpit, tekanan emosi itu menguat, rasanya sungguh tak nyaman. Tak jauh dari tempatnya sekarang terlihat lampu pengatur lalu lintas. Itu berarti dia hampir sampai rumah. Tapi tunggu dulu, kenapa suasana disekitar lampu itu ramai sekali. Banyak orang berkerumun, seperti sedang ada konser penari erotis dadakan dijalan atau seperti semut mengerumuni ceceran gula, entahlah Abdi tak tahu. Sejenak Abdi berhenti, dia berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Sembari melayangkan pandang, dia juga menajamkan pendengaran untuk mencuri dengar.

OK Abdi, mari jadi detektif amatir dadakan. Dia melangkah maju, sedikit menjauh dari kerumunan. Mendekati obyek yang sedaritadi menyita perhatianya. Datang mendekat, Abdi memandang lekat-lekat obyek tersebut. Terkesiap! Obyek tersebut adalah salah satu bagian motor.

Dia edarkan pandang. Pemandangan yang tersaji didepan matanya saaaaangat berantakan. Tak jauh dari obyek tadi terlihat sebuah bangkai motor sudah tak berbentuk tergeletak. Dengan kondisi seperti ini, sepertinya bukan kecelakaan tunggal, pastilah ada sesuatu yang menabrak atau ditabrak motor tersebut. Dan benar saja penyebabnya tak perlu dicari terlalu jauh.

Fana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang