🌸
🌸
🌸SEONGWU tertawa mendengar ucapan dari Daniel yang bernada sarkas. Seongwu mencoba untuk mendorong tubuh Daniel menjauh, membuatnya untuk memberikan jarak yang ada di antara mereka. Wajah Daniel yang kaku membuat Seongwu balas membalas Daniel dengan tatapan menusuk. Hening yang menggigit itu membuat keduanya hanya saling menatap dan mengintimidasi dalam diam. Daniel lalu memajukan wajahnya hingga napas mereka saling bertubrukan dan aroma mint juga peach dari pasta gigi yang mereka gunakan bisa terasa jelas di indera penciuman mereka.
"Bisa kau menyingkir? Aku sulit bernapas," ucap Seongwu sambil terus mendorong Daniel menjauh darinya."Ada maksud apa kau datang kemari?"
"Bagaimana kalua aku bilang aku ingin menghancurkan seorang Kang Daniel?"
"Memangnya kau bisa?"
Senyum Seongwu mengembang menandakan kalau ia menganggap pertanyaan dari Kang Daniel adalah sebuah lelucon. Daniel lalu mencengkeram kerah pakaian yang Seongwu kenakan sambil menatap Seongwu dengan pandangan dingin tanpa adanya belas kasihan. Seongwu tidak merasa ia harus merasa takut pada Daniel, karena dia tahu kalau Daniel tidak akan menyakitinya barang seujung jari-pun.
"Kau benar-benar berpikir kalau aku tidak bisa menyakitimu kan?"
Daniel tersenyum sinis melihat tebakannya pada jalan pikir Seongwu, Daniel lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Seongwu dan membisikkan sesuatu ke telinga Seongwu—
"Apa kau lupa dengan hukum alam yang ada di dunia ini? Aku tetap berada di puncak piramida dan kau ada di bawah sana, meringkuk ketakutan karena kekuatan yang aku miliki... jadi jangan pernah berpikir kalau kau sedang berhadapan dengan lawan yang mudah?"
"Kau harus membayar semuanya Kang Daniel, kau tidak tahu kehancuran seperti apa yang Daehwi alami selama ini. Dan kau adalah salah satu penyebabnya."
"Lalu apa pedulimu? Kau ingin balas dendam? Untuk siapa?"
Pertanyaan Daniel membuat Seongwu diam. Tentu saja, ia melakukan hal ini—untuk segala kehancuran yang dialami Daehwi juga dirinya. Sesak itu menyerang Seongwu, namun dengan cepat Seongwu mencoba menenangkan diri. Tentu saja Daniel adalah lawan terbesarnya saat ini, Jinyoung mungkin menjadi penyebab utama dari keputusan Daehwi untuk mengakhiri hidupnya jika dibandingkan dengan Daniel. Tapi Seongwu tidak bisa, Daniel juga ada di sana—memberikan luka yang sama besarnya dengan apa yang Jinyoung berikan untuk Daehwi.
"Apa yang kau lakukan!?" tanya Seongwu panik saat kedua pergelangan tangannya diikat oleh Daniel naik ke kepala ranjang dengan menggunakan ikat pinggang.
"Aku tidak akan membiarkan kau pergi dari sini."
Usai mengatakan hal itu, Daniel lalu bangkit dari posisinya dan meraba celana yang digunakan oleh Seongwu untuk mencari ponsel milik Seongwu dan tepat saat itu—Dongho menelefon Seongwu. Daniel mendengus pelan lalu ia mengambil sapu tangan yang berada di dalam meja nakas yang berada di dekat ranjang untuk menyumpal mulut Seongwu dan langsung mengangkat panggilan dari Dongho.
"Seongwu, kau ada di mana? Kalau kau sampai pergi ke tempat aneh lagi, jangan salahkan aku kalau kau ku tendang dari apartemenku."
"Aku akan berterima kasih kalau kau mau melakukannya sekarang, Dongho-hyung!"
"Siapa ini?" tanya Dongho yang tidak bisa menebak siapa yang menerima panggilannya.
"Daniel," jawab Daniel santai.
"Kenapa Seong—"
"Jika Hyung mengira kalau aku yang melakukannya, maka Hyung salah. Seongwu sendiri yang datang padauk dengan penampilan seperti seorang pelacur dan ternyata dia mengancamku dengan hal-hal aneh, jika aku ingin... aku bisa membawanya sekarang ke kantor polisi karena tindakan yang dilakukannya padauk membuatku kurang nyaman."
"Daniel, jangan melakukan hal seperti itu... lepaskan saja dia, aku akan memastikan kalau dia tidak akan berani mengusikmu lagi."
"Tidak menyenangkan Hyung, dia sudah datang kepadaku dengan cara seperti ini. Aku akan bermain dengannya sebentar, bagaimana?"
"Daniel, kau jangan seperti ini...," dari nada bicara Dongho, Daniel paham kalau Dongho benar-benar tidak ingin Daniel menyentuh Seongwu barang seujung jari-pun.
Meskipun Seongwu terlihat tenang, namun Daniel bisa menangkap raut ketakutan di kedua manik mata Seongwu yang memantulkan cahaya lampu kamar Daniel. Tentu saja, Daniel tetap akan membuat Seongwu berada di sisinya malam ini dan seterusnya, tidak. Seongwu sendiri yang datang kepada Daniel dan Daniel tidak akan pernah melanggar ikrarnya, Seongwu akan tetap berada di sisinya. Dan jika Seongwu ingin pergi dari Daniel, maka akibat terbesar yang akan Seongwu terima adalah sebuah kematian yang mengerikan.
"Hyung, kau sebaiknya bersikap seolah-olah tidak pernah mengenal pria yang berada di dekatku ini lagi. Aku akan menjadikannya milikku."
"Daniel, kau tidak boleh—"
"Tentu saja aku boleh Hyung, kalaupun suatu saat nanti akan ada orang lain selain kau yang mengetahui soal keinginanku ini... semuanya adalah salah anak ini sendiri. Dia datang dan harusnya dia paham tempat seperti apa yang ia datangi."
"Kau benar-benar tidak pernah mendengar kata penolakan dalam hidupmu bukan Kang Daniel, semuanya seolah berjalan sesuai dengan keinginanmu... kalau begitu aku hanya minta tolong satu hal. Kalau kau memang menginginkannya, jangan merusaknya dan jangan buat dia kehilangan cahayanya."
"Dongho-hyung keren sekali, baiklah aku akan mendengarkan permintaan tolongmu itu."
Akhirnya panggilan telefon itu berakhir dan Daniel dengan kasarnya langsung menghempaskan ponsel milik Seongwu ke lantai dan menginjaknya dengan segala emosi yang dimilikinya. Saat benar itu tidak lagi berbentu sebagaimana seharusnya, ia memasukkannya ke dalam akuarium ikan yang dimilikinya dan seluruh rentetan kejadian itu disaksikan Seongwu dalam keadaan terikat.
"Jangan khawatir, aku akan mencoba untuk memperlakukanmu sebaik yang aku bisa... asal kau tidak coba-coba untuk melakukan hal yang tidak aku sukai dengan sengaja."
Daniel lalu mengeluarkan sapu tangan yang menyumpal mulut Seongwu sebelum ia keluar dari kamar miliknya sendiri untuk menenangkan pikirannya yang terus diisi oleh fantasi liarnya tentang Seongwu.
Sementara Seongwu yang masih berada dalam keadaan terikat kini menendang-nendang ranjang Daniel dengan perasaan kesal dan marah, ia tidak tahu akan sehancur apa dirinya di tangan Daniel saat ini. Daniel dan Seongwu tidak pernah benar-benar berhadapan satu sama lain dan sekarang Daniel bisa membunuhnya secara perlahan mulai detik ini.
***
Seongwu terbangun dengan perasaan gelisah, ia menatap tubuhnya yang ternyata masih berbalut dengan pakaian lengkap, saat ia melihat pergelangan tangannya yang sudah terlepas dari ikatan kuat yang membuat Seongwu putus asa semalaman. Saat hendak turun dari ranjang, Seongwu sadar kalau ia masih terikat di ranjang dengan sebuah borgol di kaki kanannya.
"Sial!" umpat Seongwu.
Daniel keluar dari kamar mandi dengan kaus polos berwarna putih dan juga celana kain hitam yang mencetak jelas otot-otot terlatih yang dimilikinya. Wajah Daniel masih lembab karena air mandinya dan belum lagi dengan surai cokelatnya yang terlihat basah, Seongwu tidak tahu harus bereaksi bagaimana melihat penampilan Daniel yang terlihat puluhan kali lebih tampan dari biasanya.
"Lepaskan benda sialan ini!"
Mendengar hal itu keluar dari bibir tipis milik Seongwu, membuat Daniel tidak bisa menyembunyikan perasaan puasnya. Seongwu tentu saja sekarang merasa putus asa dengan apa yang dirasakannya saat ini, Daniel hanya mendengus dan berjalan keluar kamar meninggalkan Seongwu yang menatap punggung lebar Daniel dengan raut wajah tidak percaya. Daniel bahkan tidak membalas perkataannya dan memilih keluar, menganggap Seongwu seperti benda yang memang seharusnya berada di dalam kamar Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
3| Stay Beautiful [√]
Fanfiction✿.。.:* ☆:**:. 𝑜𝓃𝑔𝓃𝒾𝑒𝓁 .:**:.☆*.:。.✿ "Tidak, aku tidak akan memberikanmu cinta yang mudah. Aku tidak akan memberikanmu ketenangan yang kau idamkan, aku akan jadi racun juga madu yang akan membunuhmu." Pertemuan dengan Seongwu adalah rangkaia...