0.9

1.6K 265 31
                                    


🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸

🌸

🌸

🌸

DANIEL memutuskan untuk pergi ke Kota sejenak dengan tujuan membeli beberapa bahan makanan di salah satu supermarket yang berada tidak jauh dari tempatnya tinggal saat ini. Seongwu memilih untuk tetap di rumah, menonton TV atau berbaring sebelum akhirnya tertidur. Beberapa kali Daniel memang mengajaknya untuk keluar menikmati kota―tapi sudah beberapa hari berlalu dan kondisi tubuh Seongwu sedikit menurun.

Terkadang pemuda itu terbangun di malam hari dengan keringat dingin yang membanjirinya, napas Seongwu memburu kala ia menyadari ponsel milik Daniel tertinggal di atas meja nakas. Dari nomor yang tidak diketahui, Seongwu sempat ragu untuk mengangkatnya dan saat panggilan itu terputus―sekali lagi ponsel itu berdering menandakan ada panggilan yang masuk. Tanpa ragu, Seongwu lalu mengangkat panggilan dari nomor tidak dikenal itu.

"Da-Daniel!"

Seongwu terdiam, seperti mengenali pemilik suara itu―tidak mampu berkata-kata apapun Seongwu menegang di atas ranjang masih dengan posisi menempelkan ponsel Daniel ke telinganya.

"Seongwu?" suara Daniel menyadarkan Seongwu dan saat itulah Seongwu langsung menyodorkan ponsel yang dipegangnya kepada sang pemilik.

"Ada apa?" tanya Daniel sambil menatap Seongwu yang sudah beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar.

Akhirnya Daniel mendekatkan ponselnya ke telinga dan saat itu suara yang sangat dirindukannya, suara yang selama ini terus menghantuinya di dalam mimpi kini terdengar lagi. Suara yang terdengar sedikit melengking saat tertawa dan berat di saat sosok itu mencoba untuk serius, tapi kali ini suara itu terdengar seperti berbisik. Menahan diri untuk tidak membiarkan satupun isakan lolos dari bibirnya.

"Daniel, apa benar ini Daniel?" tanya pemilik suara itu pelan.

"Ya... Jihoon," jawab Daniel sambil menahan seluruh gejolak perasaan yang dimilikinya.

"Daniel! Daniel! Daniel! Hiks... Daniel," panggilan bertubi-tubi dari Jihoon membuat Daniel merasa dadanya seperti diremas oleh sesuatu.

"Jihoon... apa kau tidak bahagia?" tanya Daniel pelan.

"Tidak. Ini menyiksaku Daniel, kumohon Daniel," isakkan Jihoon membuatnya sulit untuk mengugkapkan isi hatinya, "Kumohon Daniel... selamatkan aku."

Permintaan itu, permintaan yang sudah sejak lama ditunggu oleh Daniel untuk diucapkan oleh Jihoon. Membawa kembali Jihoon ke dalam pelukannya, tanpa banyak berpikir lagi―Daniel menanyakan di mana keberadaan Jihoon saat ini dan akan segera menjemputnya, usai mengetahui di mana lokasi Jihoon. Pemuda itu segera meraih kunci mobilnya dan berlari keluar, meninggalkan Seongwu yang sejak tadi duduk diam di meja pantry dalam diam. Dipejamkannya matanya dan pada saat itulah, Seongwu membulatkan tekadnya.

3| Stay Beautiful [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang