12

2K 243 90
                                    


💐💐💐



Jaemin mengernyit mendapati tangan Chenle melingkari badannya dari sebelah kanan. Sementara Renjun menindih kakinya dari sebelah kiri. Dan posisi Jaemin yang berada di tengah-tengah cuma bisa mengerang pelan merasakan badan pegalnya terasa kaku.

"Le, gue mau bangun" ujar Jaemin menepis tangan Chenle yang memeluknya. Chenle menggeliat pelan lalu balik badan buat tidur lagi. Diliriknya Renjun di sebelah satunya, lalu mendengus melihat cowok itu tidur dengan liur yang keluar dari ujung bibirnya.

"Baju gue jadi bau Jun! Gila!" geramnya pelan, melihat bahunya basah oleh iler. Langsung aja Jaemin menjauhkan kepala Renjun dari bahunya lalu bangkit untuk duduk, menepis kasar kaki cowok itu yang menahan kakinya dan merangkak turun dari atas tempat tidur.

"Aw," ringis Jaemin merasakan sakit di bahu dan sekitar punggungnya yang kemarin kena tendang. Mengingat kembali kebodohannya yang malah ketawa kayak orang gila di pukulin orang.

Setelah puas memandang wajahnya yang kini membiru di dalam kamar mandi, Jaemin memutuskan untuk keluar kamar Chenle. Kasian ngeliat dua orang yang tidur sambil berpelukan di atas tempat tidur itu, pasti mereka baru tidur pas hari udah pagi.

"Pagi," sapa sebuah suara mengagetkan Jaemin yang sedang menutup pintu kamar dengan pelan.

Seketika dia menoleh dan mendapati Hina tampak kelihatan segar sehabis mandi. Cewek itu menggunakan tanktop beserta hotpans dan berjalan melewati Jaemin.

"Hina.." panggilnya tanpa mengalihkan pandangannya pada cewek itu.

Hina berhenti jalan dan menoleh. "Apa?"

Banyak pujian yang memenuhi kepala Jaemin untuk Hina, hanya saja dia gengsi untuk mengutarakannya. Jadi dia mengatakan apa yang dia lihat pertama kalinya.

"Lo ga make bra?" tanyanya yang langsung dapet pelototan tajam Hina. Dia kepo ngeliat bahu Hina yang ga ada memperlihatkan tali bra, padahal cewek itu lagi make tanktop.

"Bukannya balas nyapa selamat pagi tapi lo nanyain itu?" deliknya, malu banget sama Jaemin yang malah nanyain begitu. Hina emang jarang make dalemannya itu kalo lagi di rumah. Tapi untuk kali ini dia make yang ga bertali, gila aja keliaran dalem rumah ga make bra di saat ada Jaemin. Hina ga sebodoh itu.

Jaemin buru-buru nutup mulutnya ngeliat Hina mendengus kesal dan jalan ninggalin dia turun ke lantai bawah.

"Salah ngomong gue," gerutunya sambil mukul-mukulin bibirnya beberapa kali.



💐



Hina mendengus kesal menuju meja makan tempat mama-papanya sedang mengobrol sambil menikmati pagi mereka. Kesel banget sama Jaemin yang malah bikin paginya jadi buruk, padahal dia udah nepis gengsinya buat nyapa cowok itu duluan mengingat gimana mereka kemarin.

"Kenapa cemberut gitu?" tanya papa, nepuk kepala Hina yang langsung duduk di sisi kanan meja makan.

Hina hanya mengendikkan bahu lalu meneguk susu paginya sampai tinggal setengah gelas.

"Pagi mama, pagi papa" sapa Jaemin canggung. Dia ga biasa dengan sapaan pagi di rumahnya, ini pertama kalinya dia nginep dan ga sopan rasanya kalo dia ga nyapa.

"Pagi sayang! Ayo sini sarapan!" ujar mama, langsung nyamperin Jaemin yang berdiri kaku di dekat sofa dan menariknya untuk duduk di sebelah Hina.

"Gimana keadaan kamu? Udah mendingan ato makin pegel?" tanya papa ngeliat Jaemin meringis saat mendudukkan pantatnya di kursi makan.

(✔️) A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang