💐💐💐Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, tapi Hina masih berada di sekolah. Hari ini osis ada rapat untuk membahas kegiatan masa orientasi siswa di tahun ajaran baru, jadi disinilah Hina. Duduk manis di antara teman-teman osisnya dengan wajah cemas.
"Kenapa lo?" bisik Seoyeon yang duduk di sebelah Hina. Heran ngeliat Hina gigitin bibir sambil gerak-gerakin kaki ga jelas.
Hina noleh dengan mata tak fokus lalu menggeleng. "Kita pulang jam berapa?" tanyanya ga sabar.
"Mau ke mana sih? Belom juga kumpul beberapa jam, udah nanya jam pulang" kekeh Seoyeon.
Hina mendengus, mereka kalo rapat emang sering di lama-lamain. Pasti ada aja ulah konyol anak-anak osis yang bisa bikin jam rapat ngaret. Emang sih guru pembina udah selesai bahas acara bareng mereka sejam yang lalu, tapi untuk lanjutannya adalah tanggung jawab osis sendiri. Jadilah mereka semua masih berada di sini dan Hina makin panik karena satu setengah jam lagi adiknya akan segera pergi untuk dua bulan ke depan. Sebagai kakak yang sayang sama Chenle, tentu aja Hina pengen meluk adiknya itu sebelum pergi.
"Yeon, gue boleh permisi duluan ga?" bisik Hina, tanpa melirik ke sebelahnya. Pandangan Hina fokus pada pesan Chenle yang bilang kalo dia udah otw ke bandara. Papa aja ngambil libur hari ini demi nemenin Chenle, sementara Hina malah pergi. Chenle kadang sedih ngeliat kakaknya suka cuek sama dia.
"Ngapain buru-buru pulang?" suara malu-malu terdengar dari sebelahnya. Hina mengernyit, menolehkan kepala dan mendapati Jinyoung sedang menatapnya.
"Eh?" Hina salting, dia yang biasanya paling sering pulang belakangan, sekarang malah pengen permisi duluan.
"Chenle berangkat hari ini ya?" tanya Jinyoung, menegakkan badannya sehingga jaraknya dengan Hina semakin dekat.
Hina ngangguk kecil, "Sejam lagi mesti registrasi. Gue kan pengen liat adek gue Young" ujarnya sedih.
"Mau gue anter?" tawar Jinyoung sambil melirik jam tangannya.
"Ga usah," Hina buru-buru menggeleng, suka segan sama Jinyoung yang emang baik banget sama temen-temennya. Ga tau aja Jinyoung cuma perhatian sama Hina, baik ke yang lainnya cuma kedok doang biar Hina nyaman deket-deket dia. Kalo Hina tau Jinyoung suka sama dia, yang ada cewek itu akan merasa terbebani. Apalagi di sekolah mereka tersebar rumor kalo Hina susah buat deket sama cowok kecuali dua sodaranya.
"Ga apa, biar cepet sampe" dengan keberanian yang entah muncul dari mana, Jinyoung menarik sebelah tangan Hina agar ikut berdiri bersamanya.
"Gue niatnya mau langsung ke bandara aja" ujar Hina mencoba kembali duduk agar tidak menjadi pusat perhatian di tempat rapat. "Kasian lo nganternya kejauhan" ujarnya lagi.
"Ga apa. Kalo make taksi tar malah kejebak macet" ujar Jinyoung meyakinkan.
"Yakin nih?" tanya Hina ragu, lalu melirik ketua osis yang asik bercanda di sudut meja lainnya.
"Iya, ayo! Biar gue yang ijinin" ujar Jinyoung dengan senyum manisnya.
"Ya udah deh," setuju Hina, kapan lagi dapet tebengan gratis. Dengan segera, ia membereskan barang bawaannya sebelum ngikutin Jinyoung keluar dari ruang osis.
"Kalian mau kemana?" tanya Koeun, mereka papasan sama cewek itu saat akan keluar dari gedung sekolah.
"Gue mesti liat adik gue pergi Eun. Gue pergi duluan ya" ujar Hina, meraih tangan Koeun biar ga banyak nanya lagi.
"Ini Jinyoung ngikut?" tanyanya sambil nunjuk Jinyoung.
"Iya, lumayan tebengan gratis" bisik Hina sambil menarik Koeun menjauh. Tapi cewek dengan kucir satu itu malah menatap Hina jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔️) A Little Thing Called Love
FanfictionFlashback Love Story. Gimana rasanya kalo lo tiba-tiba tunangan sama cowok playboy yang terkenal di sekolah? Punya cewek sana-sini, pinter galus dan nyebelin pake banget. Disini ceritanya Hina mesti terpaksa di tunangin sama cowok modelan di atas it...